Inilah ibu saya dan bagaimana ia menjadi salah seorang yang tidak sengaja menjadi korban aliran sesat yang mengontrol pikiran. Dia dibaptiskan ke dalam organisasi Menara Pengawal ketika saya baru berusia dua tahun. Ayah saya kemudian mengikuti jejaknya. Ayah saya melayani Menara Pengawal sebagai hamba keuangan hingga suatu saat mereka melakukan penentuan penatua. Ayah saya diberikan jabatan penatua dan menjadi penatua hingga tahun 1999, ketika perseteruan antara dia dan penatua-penatua lainnya mengenai cucunya (anak saya) membuatnya “turun jabatan.” Di muka publik, dia berkata bahwa ia melepaskan jabatan itu agar dapat memberikan banyak waktu untuk melakukan dinas perintis (dengan menghabiskan waktu rata-rata 90 jam sebulan dalam dinas dari rumah ke rumah). Sejak saat itu, ia adalah perintis sepenuh waktu, dan tetap hingga sekarang.
Saksi Yehuwa taat kepada sekelompok orang yang dikenal sebagai “Badan Pimpinan.” Orang-orang ini mengklaim diri sebagai saluran komunikasi Allah kepada umatnya di bumi. Mereka percaya bahwa hanya mereka yang dapat menafsirkan Firman Allah secara akurat dan hanya 144.000 dari kalangan terelit mereka yang pantas untuk kehidupan surgawi. Mempertanyakan otoritas “Badan Pimpinan”, sederhananya, dapat dikatakan sebagai tindakan yang tidak terampuni.
Pada umur 30-an, saya mulai menjadi seorang perintis. Inilah cara yang paling mendekati oleh seorang Saksi agar mendapatkan jaminan memasuki “dunia baru,” firdaus di bumi. Inilah harapan yang dinantikan oleh kebanyakan Saksi Yehuwa, karena surga hanya menyediakan tempat bagi 144.000 orang. Jika kamu berhasil masuk dalam “dunia baru,” kemudian kamu melaluinya tanpa melakukan satupun dosa besar selama 1000 tahun dan kemudian kamu harus diuji lagi untuk melihat apakah kamu pantas memiliki kehidupan yang kekal. Jikapun kamu lulus, tetap saja tidak ada kepastian akan rasa aman. Jika kamu lulus ujian, kamu hanya akan mendapatkan hadiah “kesempurnaan” yang akan sangat mengurangi risikomu untuk berbuat dosa lagi pada ujian terakhir itu.
Saya mulai kurang percaya kepada Lembaga ketika saya mengalami keguguran dan saya tidak pernah dapat menerima bahwa bayi saya tidak akan dibangkitkan menurut ajaran Saksi Yehuwa. Waktu itu saya tidak melihatnya sebagai pemberontakan yang jelas, tetapi saya secara diam-diam menolak ide Saksi Yehuwa bahwa Yesus bukanlah Perantara saya. Saya juga ingat sebuah doa tepat sebelum Malam Peringatan, ketika saya sungguh-sungguh mencari kasih Allah dan saya dapat mengingat saat ketika saya berdiri di dapur dan memohon kepada Allah agar dapat membantu saya memahami kasih macam apa yang membuat Ia memberikan Anak-Nya sebagai korban bagi semua, yang bahkan belum mengenal-Nya.
Saya ingat ketika saya sungguh-sungguh merasa kasihan kepada orang-orang yang menolak harapan iman Saksi Yehuwa saya ini. Saya menganggap jalan hidup saya lebih baik dari mereka. Saya tidak pernah percaya ketika orang-orang yang saya temui di pintu ketika saya berdinas mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan pribadi dengan Yesus. Saya menganggap rendah mereka sebagai orang-orang bodoh berpengharapan kosong yang kasihan. Saya mau mereka menerima kabar baik bahwa mereka dapat hidup selamanya dalam firdaus di bumi tanpa penyakit, sakit, atau kematian hanya jika mereka mau belajar Alkitab dengan saya selama 6-12 bulan, membaca semua bahan bacaan Saksi Yehuwa, rata-rata 10 jam per bulan dalam pelayanan dari rumah ke rumah, menghadiri 5 pertemuan seminggu dan hidup menurut peraturan Menara Pengawal, yang di dalamnya temasuk tidak merokok, pemilu, transfuse darah, mengambil bagian dalam hari raya dunia ataupun pelayanan militer.
Saya cukup dapat mendekati orang dan membimbing 5 orang hingga dibaptis. Saya melaporkan laporan bulanan atas 10 pembelajaran Alkitab dan menempatkan seratusan literatur. Atas izin mereka, saya membaca dan mempelajari materi organisasi hingga pada suatu saat di mana sadar bahwa saya dapat memperdebatkan ajaran lebih baik dari semua penatua yang saya kenal. Saya memberikan “ceramah” dan “demonstrasi” hampir pada setiap sekolah pelayanan dan perhimpunan; begitu banyaknya hingga saya sakit perut karena gugup hampir setiap malam Selasa. Tetapi saya memiliki karunia untuk berargumentasi dan telah saya gunakan di atas panggung sejak berumur tujuh tahun. Putra saya mulai mengikuti sekolah pelayanan ketika dia baru berumur lima tahun. Saya pikir mungkin kamu mengatakan bahwa saya adalah salah seorang dari pemuka Saksi Yehuwa dan keluarga kami adalah “keluarga teladan Saksi Yehuwa,” tetapi di balik kerja keras saya ini, saya merasa sangat kesepian, hampa, dan menantikan sesuatu, tetapi saya sendiri tidak tahu apa itu. Ibu saya menangkap hal ini dan berkata, “Mengapa kamu seperti begitu tertekan? Sebagai seorang seorang Saksi Yehuwa, saya menerima kasih dan penerimaan yang “bersyarat.” Maka tidak heran bahwa jenis kasih ini yang saya bawa hingga ke dalam pernikahan saya dan tidak heran pernikahan saya berakhir setelah 20 tahun.
Ada banyak kemunafikan dalam hidup saya, seperti yang ada di dalam semua kehupan Saksi Yehuwa, tetapi hati saya benar-benar sakit ketika melihat orang-orang menolak “kebenaran” yang sedang saya tawarkan kepada mereka. Saya rasanya ingin menangis dan sungguh mendoakan mereka. Saya dengan tulus tidak ingin melihat mereka mati dalam Armageddon. Saya pikir dalam hal ini saya agak berbeda dengan Saksi-saksi Yehuwa lainnya yang saya kenal. Mereka semua hanya berusaha memberikan “waktu dinas” mereka agar mereka tidak mendapat masalah dan tidak dipandang enteng. Saya juga kadang melakukan ini. Kami semua melakukan apa yang menyenangkan pemegang jabatan dalam Balai – tetapi tidak memiliki hubungan sesungguhnya dengan Allah karena sibuk melakukan pekerjaan yang menyenangkan manusia ini. Saya dapat mengatakan banyak efek buruk dari pekerjaan sibuk ini yang berdampak pada hidup kami.
Saya mengambil pekerjaan sekular dan mulai memperhatikan orang-orang Kristen yang bertindak lebih Kristen daripada beberapa rekan Saksi Yehuwa saya. Saya sangat terkesan ketika melihat seorang wanita membawa Alkitab ke tempat kerjanya dan membacanya ketika jam makan siang. Seorang pria menunjukkan keramahan yang tidak biasa dengan mengundang saya melihat penampilan keluarganya dalam kontes natal di gerejanya, dan memberikan saya hadiah natal. Saya tidak pernah mendengar ungkapan “saat teduh harian,” tetapi wanita lainnya di kantor saya menanyakan apakah dia bisa mengirimkannya kepada saya. Ketika saya melihat yang dikirimkan ini hanyalah ayat-ayat Alkitab, saya membayangkan mengapa saya diperingatkan agar tidak membaca materi rohani orang lain, selain milik Menara Pengawal. Saya mengamati kehidupan orang-orang ini, bagaimana mereka hidup seperti keyakinan mereka, dan saya mulai membayangkan mengapa Allah yang penuh kasih akan memusnahkan orang-orang ini pada Armageddon. Mengapa Allah begitu kejam, ingin menghancurkan orang-orang ini, yang jelas-jelas mengasihi-Nya, hanya karena mereka bukan Saksi Yehuwa? Hal ini mengganggu saya, tetapi untuk menghindari konflik, saya menyimpan semua pemikiran saya ini hingga saya bertemu seseorang yang memaksa saya untuk mengatakannya.
Saya kemudian mulai berpacaran dengan seorang pria Baptis. Setelah menghadiri beberapa perhimpunan di Balai Kerajaan, dia yakin saya bahwa saya sedang terlibat dalam pengajaran sesat. Dia berusaha untuk meyakinkan saya, tetapi saya tidak mau mendengarkan. Saya membuang semua yang materi yang dia bawa yang menentang Saksi-saksi. Dia berusaha menunjukkan kepada saya ayat-ayat Alkitab untuk membuktikan bahwa apa yang saya pelajari adalah keliru, dan ketika saya tidak dapat membantahnya dengan jawaban-jawaban Saksi Yehuwa saya yang biasa digunakan, saya menjadi frustasi dan marah kepada Allah karena membiarkan Alkitab-Alkitab lain ada dengan kesalahan penerjemahan di dalamnya, yang bertentangan dengan Terjemahan Dunia Baru saya yang terpercaya, yang dicetak oleh Lembaga Menara Pengawal.
Selama jangka waktu ini, saya pekerjaan dipindahkan ke tempat di mana saya bekerja dengan seorang wanita Baptis yang menikah dengan seorang Saksi Yehuwa. Dia mengundang saya untuk belajar Alkitab bersama di rumah seseorang. Saya hanya menerima tawarannya, agar saya dapat membuktikan betapa salah pemahaman Alkitabnya dan berharap agar dia dapat menjadi Saksi Yehuwa, seperti suaminya. Saya siap untuk apa yang akan saya dengarkan pada pembelajaran Alkitab itu. Saya mendengar kesaksian bagaimana Allah menjawab doa wanita-wanita ini. Ini mustahil, karena saya dulunya tahu bahwa hanya akan menjawab doa Saksi Yehuwa saja, karena hanya Saksi Yehuwa yang memanggil Allah dengan nama-Nya. Kemudian, mereka menonton sebuah video di mana penjelasannya diberikan oleh seorang wanita yang tahu bahwa ia aman berada dalam kekekalan dan bagaimana pada hari berikutnya dia tidak yakin lagi. Hal ini membuat saya kaget, karena sama seperti kisah saya. Saya menangis pada perjalanan pulang ke rumah dan meminta Allah bahwa jika ada cara yang dapat membuat saya tahu saya pasti tidak mati pada Armageddon dan jika Dia berkenan menyingkapkannya kepada saya.
Pacar saya diundang datang ke sebuah gereja oleh salah seorang kliennya. Dia memberikan saya kartu undangannya dan berkata kepada saya bahwa menurutnya saya sebaiknya datang agar saya dapat mengetahui seperti apa gereja itu. Saya kemudian datang dan saya pikir saya akan langsung tersorot ketika saya pertama menginjakkan kaki di gereja itu. Selama ini saya diberitahu bahwa satu-satunya alasan gereja itu ada adalah supaya para pendeta dapat meminta uang kepada jemaat. Saya juga berdoa mohon pengampunan karena masuk ke tempat di mana iblis ada dan meminta Allah melindungi saya dari roh-roh jahat. Lambang salib menakutkan saya karena pada awalnya saya berpikir bahwa salib adalah lambang kekafiran. Saya ingin keluar, tetapi saya merasa berhutang kepada pacar saya.
Orang-orang di dalam gereja tersenyum dan sangat bersahabat, tetapi saya yakin mereka memiliki maksud tersembunyi. Mereka terlihat seperti orang normal, mereka terlihat tulus. Saya bertemu dengan orang-orang yang mengundang pacar saya ke gereja ini. Mereka ramah, tapi saya rasa mereka hanya berpura-pura. Saya ingat rasa kehangatan yang terpancar kepada orang-orang yang baru pertama kali datang mengunjungi Balai Kerajaan kami. Saya tahu maksud tersembunyi saya; saya hanya ingin agar orang-orang yang baru pertama datang ini bisa menjadi Saksi Yehuwa. Bagaimana segala pikiran saya mengenai orang-orang di gereja ini ternyata salah? Saya mengikuti khotbah dengan Terjemahan Dunia Baru saya dan saya tidak menemukan hal-hal untuk menentang isi khotbah tersebut. Ada satu lagu yang mereka nyanyikan dengan kata “Tritunggal” di dalamnya, yang sangat tidak saya setujui. Hal ini cukup untuk membuktikan bahwa semua hal di gereja ini salah adanya dan saya akan berusaha untuk membuktikannya.
Saya memiliki rencana untuk membuktikan kepada pacar saya bahwa agama sayalah yang benar, dan agamanya salah. Saya berencana untuk bertemu dengan pendeta gereja itu dan akan membuat dia percaya bahwa saya benar dan dia salah, dan kemudian pacar saya akan berhenti menghadiri gereja itu. Saya sangat percaya akan kemampuan saya dalam melakukan ini. Saya kemudian bertemu dengan Pendeta Bruce, yang setelah beberapa ronde berdiskusi dengan saya melalui ajaran api neraka, menolak untuk berdiskusi lagi dengan saya. Dia berkata bahwa mempertentangkan ajaran adalah sebuah usaha yang tidak akan ada gunanya. (Apa! Berdebat tentang ajaran adalah hidup saya!) dia berkata bahwa semua itu terangkum dalam satu hal ini: “yang dilakukan” vs. “yang telah dilakukan” [“do” vs. “done”]. Dia menjelaskan bahwa jika dengan perbuatan dan usaha saya sebagai seorang Saksi Yehuwa dapat memperoleh perkenan Allah, maka itu berarti karya Kristus di “salib” (wow! Kata ini membuat saya kaget) itu tidak cukup. Dia kemudian menjelaskan bahwa jika saya dapat menambahkan sedikit saja keselamatan saya, maka itu berarti korban Kristus tidak cukup baik untuk saya.
Pada poin ini, saya kemudian dengan kasarnya menanyakan ungkapan yang saya dengar dari perkataan orang-orang di gereja. Saya bertanya “apa itu ‘diselamatkan’ dan bagaimana keselamatan ini bekerja?” Dia pasti telah merasa bahwa saya sedang membayangkan istilah ‘diselamatkan’ adalah sesuatu yang kosong, hal emosional, tanpa hubungan sesungguhnya dengan Allah. Dia tahu mental saya yang dikendalikan “perbuatan-perbuatan” menganggap bahwa doa seorang pendosa adalah jalan keluar orang malas untuk mendapatkan keselamatan. Selain itu, hidup saya selama ini hanya berbicara tentang perbuatan-perbuatan dan saya tidak akan membiarkan perbuatan-perbuatan yang saya lakukan diabaikan begitu saja. Semua hal terlihat sangat naïf bagi saya – bahwa saya hanya perlu mendoakan doa singkat ini dan untuk selamanya selamat dari murka Allah. Saya tidak bodoh; saya tahu pasti ada peran perbuatan di dalamnya.
Singkatnya, Pendeta Bruce menjelaskan saya tentang jalan menuju Yesus, mengajak saya mengaku dosa saya, meminta pengampunan dan agar Kristus masuk dan hidup di dalam hidup saya. Dia mengatakan bahwa pengalaman seperti ini berbeda tiap-tiap orang. Kadang emosional, kadang tidak. Dia tidak berpikir bahwa sebenarnya saya sedang memperhatikannya, tetapi tanpa menyadarinya, dia memberikan saya sesuatu “untuk dilakukan.” Saya berkata kepada diri saya, “Tammie, lakukan itu. Bagaimana jika kesempatan ini sangat jarang terjadi dan kamu melewatkannya?” Saya kemudian menjadi diri saya sendiri dan berdoa dengan cara yang diajarkan Pendeta Bruce. Saya tidak percaya jika hal ini akan membuat sesuatu yang berbeda, tapi... dan tentu saja, saya berhati-hati berdoa meminta pengampunan kepada “Yesus”, yang sebelumnya saya pikirkan bahwa dia bukan Allah, tapi pribadi malaikat yang diciptakan.
Sekitar seminggu kemudian, seorang teman sekerja saya, yang mengundang saya untuk pembelajaran Alkitab di rumahnya, memberikan saya nomor telepon seorang teman gerejanya yang bernama omar. Omar berkata kepada teman saya itu bahwa dia “harus” berbicara kepada saya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Mungkin dia seorang Saksi yang telah murtad. Saya takut menelponnya. Setelah saya disemangati, akhirnya saya menghubingunya dan setuju bertemu dengannya dan istrinya. Omar ternyata dulu pernah terlibat sangat dalam dengan Saksi Yehuwa dan dia mengetahui semua doktrin Saksi. Dia menunjukkan cukup ayat Alkitab kepada saya yang dapat saya gunakan untuk memulai jawaban alternative untuk semua ajaran yang telah saya percayai sejak kecil. Saya sangat tertarik, tetapi tidak sepenuhnya mereka teryakinkan oleh jawaban-jawaban alternative ini. Kemudian saya membuka internet dan menemukan seorang mantan Saksi Yehuwa yang sangat tulus mengirimkan saya banyak buku dan video tentang nubuatan-nubuatan Saksi yang keliru dan ajaran yang keliru mengenai Saksi Yehuwa. Mata saya kemudian terbuka, dan saya mulai merasa takut. Saya kemudian merasa bahwa Saksi Yehuwa kurang Alkitabiah dan lebih bersifat emosional.
Saya berhenti menghadiri konferensi wanita Kristen dengan teman sekantor saya dan dengan semua wanita dari kelas Alkitabnya. Saya tidak pernah mendengar orang-orang berdoa seperti pada persekutuan wanita yang berlangsung di sebuah ruang hotel malam itu. saya dapat mengatakan bahwa mereka memiliki hubungan yang sungguh dengan Allah. Pada konferensi mereka. Saya mendengar banyak hal yang luar biasa, yang kesemuanya itu didukung dengan Alkitab. Saya sangat menaruh perhatian dan sangat bersemangat akan semua hal yang saya dengarkan. Konferensi ini tidak seperti kebaktian atau konvensi Saksi Yehuwa yang sangat amat membosankan. Sebagai wujud tindakan kebebasan rohani, saya membeli Alkitab non-Saksi untuk pertama kalinya pada konferensi itu. Seorang wanita yang juga adalah pembicara pada konferensi itu melihat saya menitikan air mata dan bertanya apa saya baik-baik saja. Saya menceritakan kepadanya bagaimana saya pada saat itu sedang bergumul untuk menentukan apa yang harus saya lakukan dengan agama saya. Wanita ini meminta nama dan alamat saya dan berjanji untuk mendoakan saya. Saya terkejut dengan perhatian tulus dari seseorang yang benar-benar asing bagi saya. Pada acara itu, ada satu lagu dengan nama “Yehuwa” di dalamnya. Jantung saya serasa mau meledak keluar dari dada saya ketika saya merasa bahwa lagi ini adalah anugerah Allah untuk saya, untuk membebaskan saya dari semua kebohongan yang telah lama diajarkan kepada saya mengenai orang-orang ini. Orang-orang ini sungguh mengenal Allah saya. Mereka bahkan menyanyikan pujian memuliakan Nama-Nya! Allah telah berbicara kepada saya dalam hal yang besar.
Hari-hari setelahnya merupakan hari-hari yang sulit. Perasaan saya tercabik-cabik karena begitu takutnya membuat keputusan. Orang tua saya dan saya sudah berada pada titik yang berbeda. Sambil menangis, saya menelpon ayah saya dan memintanya untuk segera datang dan menanamkan doktrin lagi kepada saya. Dia begitu percaya akan ”pengetahuan” saya yang hebat, terlatih, bermotivasi tinggi, sehingga ia menolak untuk datang. Ia mengatakan, “Sayang, kamu tidak perlu saya untuk mengatakan sesuatu kepadamu. Kamu tahu apa Kebenaran itu.”
Saya harap saya dapat menjelaskan betapa menakutkannya keluar dari sebuah aliran sesat. Dibutuhkan usaha yang menyakitkan untuk mulai memikirkan hal ini. Organisasi telah menjadi segalanya bagi saya, ibu, ayah, teman, dan hidup saya. Saya tak dapat membayangkan bagaimana hidup tanpa organisasi. Saya pasti akan dijauhi oleh semua orang yang saya kenal jika saya berhenti percaya pada hal yang mereka percayai. Saya bahkan pernah memikirkan bunuh diri karena merasa telah mengecewakan orang tua saya karena meninggalkan Saksi-saksi Yehuwa.
1 Yohanes 2:27 mengatakan saya tidak butuh guru lain karena Roh Kudus akan menjadi guru saya. Saya percaya bahwa hal ini cukup untuk membuat saya berhenti membaca majalah Menara Pengawal, tetapi membiarkan Roh memimpin dan menjelaskan kebenaran Alkitab adalah hal yang sangat baru. Dapatkah saya percaya akan pemahaman baru saya atau ini ternyata hanyalah tipuan dari musuh untuk menjauhkan saya dari agama lama saya? Pada stuatu hari, saya berdoa sangat sungguh-gungguh untuk mencari jawabnya, saya meminta Allah untuk sebuah pengalaman “Jalan ke Damaskus” karena saya harus benar-benar tahu apa yang Dia inginkan untuk saya percayai. Setelah berdoa segenap hati seharian, saya mendapatkan email dari seorang teman kerjaku dengan saat teduh harian hari itu yang terambil dari 1 Yohanes 4:1, “Teman-teman, jangan percaya semua roh, tetapi ujilah roh-roh itu untuk melihat apakah mereka dari Allah, karena banyak nabi palsu telah pergi ke dunia.” Aku berkata “Tidak Allah! Jawaban ini sangat tidak menolong. Ini bukanlah jawaban yang saya butuhkan karena saya tidak tahu siapa atau siapa yang bukan nabi palsu!” Kemudian Roh mulai menerangi saya. Allah memberikan saya hikmat cara menguji apakah seseorang nabi palsu atau bukan pada Ulangan 18:22, “Apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.” Inilah jawabannya! Saksi-saksi menyatakan bahwa merekalah nabi Allah untuk lebih dari 100 tahun dan nubuatan gagal mereka sudah terkenal. Doaku dijawab!
Sekitar seminggu kemudian, saya menerima telepon dari Omar. Dia meminta saya untuk dapat memimpin saya berdoa mohon keselamatan pada saat itu juga ketika saya sedang menyetir. Akan tetapi saya masih tidak setuju utuk berdoa kepada Yesus. Dia bertanya kepadanya apakah saya mau berdoa kepada “Allah dalam Alkitab” dan saya menjawab “iya.” Sesuatu yang besar terjadi pada hari itu. Saya tidak mengerti tentang malaikat-malaikat yang bersukaria di surga setelah seorang pendosa bertobat, tetapi pasti hal ini terjadi. Saya ingat saya berkata, “saya diselamatkan hari ini,” kalimat ini masih asing di bibir saya dan saya tidak begitu mengerti apa artinya “diselamatkan.” Ada damai dalam saya yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. Pertempuran rohani ini telah berakhir dan saya telah menang. Saat itu bulan Mei 2001.
Saya mengatakan kepada orang tua saya bahwa saya telah menerima Kristus sebagai Juruselamat saya, ibu saya menangis dan berkata bahwa dia tidak akan berbicara lagi kepada saya. Iman baru saya adalah “kebodohan” bagi mereka. Mereka pecaya bahwa Setan telah membutakan pikiran saya, sehingga saya tidak lagi dapat melihat Kebenaran itu. Mereka percaya bahwa mereka berada “dalam” Kebenaran dan saya adalah seorang murtad karena meninggalkan “Kebenaran.” Saya telah menemukan bahwa Kebenaran itu bukanlah sebuah organisasi atau agama; tetapi adalah seorang pribadi, yaitu Yesus Kristus. Yesuslah Jalan, KEBENARAN, dan hidup (Yoh. 14:6). Ibu, ayah, saudari-saudari saya, mereka semuanya telah meninggalkan saya, tetapi Yesus tidak pernah meninggalkan dan menelantarkan saya. Saya telah diberkati dengan banyak ibu, banyak ayah, banyak saudari seperti yang dijanjikan-Nya kepada saya dalam Lukas 18:29-30, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal”
Hari ini, saya tidak hanya memiliki hubungan sesunguhnya dengan Yesus, tetapi saya bangga meninggikan-Nya sebagaimana Ia sungguh-sungguh – Tuan dan Allah saya (Yoh. 20:28)
*diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan izin penulis
2 komentar:
wow... mantap sekali kesaksiannya...
Bolehkah saya copy untuk dibagikan kepada rekan2 yang lain?
Silakan dicopy, Sdr. Mariano. Sdri. Tammie akan senang jika kesaksiannya bisa memberkati kita semua.
Posting Komentar