Apakah benar Alkitab mengajarkan demikian?
Yeremia menjelaskan apa saja yang dilakukan bangsa yang berbalik dari Yehuwa ini. Bukannya melakukan penyembahan kepada Allah yang benar, mereka “memungut potongan-potongan kayu”, “ menyalakan api”, dan “meremas adonan tepung untuk dijadikan kue korban bagi ’ratu surga’; persembahan minuman dituangkan bagi allah-allah lain” (ayat 18).
Yeremia juga mengatakan adanya prosesi korban manusia. Mereka, “melewatkan putra-putri mereka melalui api bagi Molekh,” (32:35). Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga “mendirikan tempat-tempat tinggi bagi Baal untuk membakar putra-putra mereka dalam api sebagai persembahan bakaran yang utuh kepada Baal.” (19:5)
Mengenai kefasikan ini, dikatakan, “Mereka bertindak lebih buruk daripada bapak-bapak leluhur mereka! (ayat 26)
Sesungguhnya, apakah Yehuwa menghendaki adanya prosesi-prosesi korban manusia seperti ini? Tentu saja tidak. Tidak pernah sekalipun Yehuwa meminta korban manusia. Dalam Kitab Ibrani Kristen, kita dapat mengamati hal-hal yang Allah tuntut agar kita persembahkan sebagai korban, yakni hewan. Sangat berbeda dengan dewa-dewa Kanaan, “Pada masa –masa kuno, orang-orang Kanaan biasanya memberikan anak-anak mereka sebagai korban manusia kepada ilah-ilah mereka, api menjadi cara korban mereka yang lazim, seperti halnya dengan banyak agama-agama palsu” (terjemahan sendiri, w65 7/15 p. 436 False Religion and Human Sacrifices)”.
Lantas, apakah ketika kita mengetahui bahwa Yehuwa tidak pernah memerintahkan adanya manusia yang dibakar dalam konteks kurban (bahkan tidak pernah terlintas di hati Yehuwa), maka itu berarti Yehuwa sebenarnya tidak menciptakan neraka sebagai tempat berdiam orang fasik dalam kekekalan?
Ayat Yeremia yang digunakan ini sebenarnya sama sekali tidak mengajarkan demikian, sama sekali tidak berhubungan dengan ajaran mengenai neraka.
“Mereka telah membangun tempat-tempat tinggi di Tofet, yang terletak di lembah putra Hinom, untuk membakar putra-putri mereka dalam api, suatu hal yang tidak pernah kuperintahkan dan yang tidak pernah muncul dalam hatiku.’” (cetak miring dan tebal ditambahkan)
Apakah “suatu hal yang tidak pernah kuperintahkan dan yang tidak pernah muncul dalam hatiku” tersebut? Jelas yang dimaksud di sini adalah tindakan “membakar putra-putri mereka dalam api”, bukannya neraka.
Menarik untuk diperhatikan bahwa pada akhir ayat yang membicarakan tentang cara korban seperti ini, selalu ditekankan bahwa Yehuwa tidak pernah memintanya:
“Mereka mendirikan tempat-tempat tinggi bagi Baal untuk membakar putra-putra mereka dalam api sebagai persembahan bakaran yang utuh kepada Baal, sesuatu yang tidak pernah kuperintahkan atau katakan, dan yang tidak pernah timbul dalam hatiku.”’” (19:5) (cetak miring dan tebal ditambahkan)
“Selanjutnya, mereka membangun tempat-tempat tinggi Baal yang ada di lembah putra Hinom, untuk melewatkan putra-putri mereka melalui api bagi Molekh, suatu hal yang tidak kuperintahkan kepada mereka, juga tidak pernah muncul dalam hatiku untuk melakukan hal yang memuakkan ini, dengan maksud membuat Yehuda berdosa.” (32:35) (cetak miring dan tebal ditambahkan)
Jadi, apakah Yeremia 7:31 mengajarkan bahwa tidak mungkin ada neraka karena tidak pernah diperintahkan dan timbul dari hati Yehuwa? Jawabannya tidak. Ayat ini berbicara mengenai Allah yang tidak pernah memerintahkan dan terbesit dalam hati Yehuwa untuk meminta korban bakaran berupa anak manusia.
Sekedar tambahan, ada beberapa catatan Alkitab menunjukkan bahwa Yehuwa membakar orang-orang yang terlampau fasik sebagai tindakan penghukuman (bukan sebagai tuntutan korban persembahan):
1. Anak Harun, Nadab dan Abihu dibakar Yehuwa, karena “mereka mempersembahkan ke hadapan Yehuwa api yang tidak sah” (Imamat 10:1-2)
2. "Dan apabila seorang pria mengambil seorang wanita dan ibunya, itu adalah tingkah laku bebas. Mereka harus membakar dia dan kedua wanita itu dalam api, agar tingkah laku bebas tidak ada lagi di tengah-tengah kamu. " (Imamat 20:14)
3. ”’Apabila putri seorang imam membuat dirinya bernoda dengan melakukan pelacuran, bapaknyalah yang ia nodai. Ia harus dibakar dalam api." (Imamat 21:9)
Beranikah kita akan mengatakan bahwa tindakan penghukuman Yehuwa ini tindakan jahat yang sangat kejam?
"Pada dasarnya, Allah Pencipta adalah Arbiter yang tak dapat digugat dalam menentukan apa kesempurnaan itu, Penentu Standar, selaras dengan maksud-tujuan dan kepentingan-Nya sendiri yang adil-benar." (it-2 hlm. 764 Sempurna, Kesempurnaan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar