Blog ini tidak dibuat oleh seorang Saksi Yehuwa. Blog ini membahas ajaran Saksi Yehuwa dengan menggunakan publikasi dan Alkitab. Ditujukan kepada siapa saja yang berhati tulus dan ingin memeriksa kebenaran pengajaran Saksi Yehuwa.

Sabtu, 17 Juli 2010

Kasih dalam Saksi Yehuwa: bukti adanya kebenaran?

(Yohanes 13:35) Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.”

Saksi Yehuwa selalu mengklaim diri memiliki kasih di antara para anggota organisasi Menara Pengawal.

w01 15/6 hlm. 11 Mengurus para Janda dan Yatim Piatu dalam Kesengsaraan Mereka

Jika ada yang berada dalam kemiskinan yang parah atau menjadi korban bencana alam atau terkena dampak perang atau pertikaian sipil, segenap persaudaraan internasional sangat antusias untuk menemukan berbagai cara agar mereka dapat membantu secara rohani maupun materi.



Bukti adanya kasih ini lebih jauh, digunakan Saksi untuk mengklaim diri bahwa mereka memiliki kebenaran.

km No. 134 hlm. 3 par. 3 Bijaksanalah—Terapkan Hal-Hal yg Sdr Pelajari

Juga, kasih yg limpah dl organisasi Allah mencirikan kita sbg murid-murid Kristus yg sejati. (Yoh. 13:35)



Tetapi, apakah bukti adanya kasih ini cukup kuat untuk menjadi bukti bahwa kebenaran ada bersama mereka?

Pertama, jika kita lihat konsep agama lain (tanpa menunjuk agama yang mana), harusnya kita tidak menganggap adanya kasih sebagai bukti adanya kebenaran. Banyak agama yang mengajarkan umatnya untuk melakukan kebaikan, terlebih kepada sesama umatnya. Apakah itu berarti agama-agama lain ini juga memiliki kebenaran?

Jika mungkin Saudara sangsi dengan apa yang saya sharingkan ini, Saudara dapat bertanya kepada rekan yang beragama lain, apakah agamanya mengajarkan sesama umatnya untuk saling membunuh atau tidak.

Kedua, apakah adanya perbuatan baik, menjamin suatu agama memiliki kebenaran?

Jika suatu saat kita ketahui ada agama yang mengajarkan kasih, apakah agama itu pasti benar?

Ketiga, yang manakah yang merupakan standar kita menilai sesuatu itu memiliki kebenaran atau tidak: standar Alkitab atau standar perbuatan baik?

Tidak ada komentar: