Blog ini tidak dibuat oleh seorang Saksi Yehuwa. Blog ini membahas ajaran Saksi Yehuwa dengan menggunakan publikasi dan Alkitab. Ditujukan kepada siapa saja yang berhati tulus dan ingin memeriksa kebenaran pengajaran Saksi Yehuwa.

Kamis, 22 Juli 2010

Markus 13:32 – apakah membuktikan Yesus bukan Allah*?

w88 s-49 hlm. 10 par. 14 Yesus Kristus—Putra Allah yang Dikasihi

“Demikian pula, ketika menyatakan nubuatnya mengenai akhir sistem ini, Yesus mengatakan: ”Tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.” (Markus 13:32) Seandainya Yesus Allah Yang Mahakuasa, ia tahu hari dan jamnya. Tetapi ia tidak tahu karena ia bukan Allah Yang Mahatahu.”


Yesus memang tidak tahu “tentang hari atau saat itu”. Apakah orang yang percaya Tritunggal juga setuju akan hal ini?

Ya, Tritunggal setuju bahwa Yesus tidak tahu tentang hari itu.

Lantas, mengapa mereka masih saja percaya Tritunggal? Bukannya mereka juga percaya bahwa Yesus tidak mahatahu (karena itu pastilah Ia bukan Allah)?

Jawabannnya: karena pernyataan tersebut tidak mengingkari keilahian Yesus.

Pertama, Yesus sebenarnya mengetahui semua hal, seperti yang diakui oleh orang-orang terdekat Yesus yang tahu siapakah Dia itu sebenarnya.

(Yohanes 16:30) Sekarang kami tahu bahwa engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak seorang pun perlu bertanya kepadamu. Karena itu, kami percaya bahwa engkau datang dari Allah.”

(Yohanes 21:17) Ia mengatakan kepadanya untuk ketiga kalinya, ”Simon putra Yohanes, apakah engkau memiliki kasih sayang terhadap aku?” Petrus menjadi pedih hati karena ia mengatakan kepadanya untuk ketiga kalinya, ”Apakah engkau memiliki kasih sayang terhadap aku?” Maka ia mengatakan kepadanya, ”Tuan, engkau mengetahui segala sesuatu; engkau sadar bahwa aku memiliki kasih sayang terhadap engkau.” Yesus mengatakan kepadanya, ”Berilah makan domba-domba kecilku.

Tetapi mengapa Ia tidak tahu “tentang hari atau saat itu”?

Jawabannya karena Ia “mengosongkan dirinya”. (Menarik, jika memang ia tidak mahatahu [dan bukan Allah], untuk apa Ia mengosongkan diri? Bukankah jika Ia bukan Allah, ia tak perlu mengosongkan diri?)


(Filipi 2:6-8) yang, walaupun ada dalam wujud Allah, tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah. Tidak, tetapi ia mengosongkan dirinya dan mengambil wujud seorang budak dan menjadi sama dengan manusia. Lebih daripada itu, ketika ia berada dalam wujud sebagai manusia, ia merendahkan dirinya dan taat sampai mati, ya, mati pada tiang siksaan.

Jadi karena Ia memilih untuk membatasi dirinya yang “dalam wujud Allah… dan menjadi sama dengan manusia”. Bayangkan bagaimana ketakterbatasannya harus ditampung dalam keterbatasan keberadaannya sebagai manusia. Selain akan membuat Yesus tidak tahu “tentang hari atau saat itu”, hal ini juga akan membuat Yesus merasakan perasaan manusia, seperti lapar, haus, dan sedih.

Kedua, Saksi sendiri percaya bahwa Allah “mengetahui sesuatu sebelumnya secara selektif” (Ing. Selective foreknowledge), jadi Allah dapat memilih untuk tidak mengetahui segala perkara (ini kepercayaan Menara Pengawal) (walaupun saya sendiri yakin ajaran ini sangat keliru,karena Allah itu Mahatahu, jadi semua hal Ia tahu, tidak secara selektif).

it-2 hlm. 930 Tahu Sebelumnya; Tetapkan Sebelumnya

“Menggunakan kuasa untuk mengetahui sesuatu sebelumnya secara selektif berarti bahwa Allah dapat memilih untuk tidak secara membabi buta mengetahui sebelumnya semua hal yang akan dilakukan makhluk ciptaan-Nya di masa depan.”


Walaupun Saksi percaya bahwa Bapa dapat tidak mengetahui segala perkara, tetapi hal ini tidak membuat Saksi meragukan bahwa Bapa itu Allah atau bukan.

Nah, jika Yesus dapat tidak tahu tentang suatu perkara, hal ini seharusnya tidak menjadi masalah sama sekali, karena Saksi percaya bahwa Bapa juga dapat demikian.

Jadi, penggunaan ayat Markus ini sebenarnya membuat Saksi sendiri berkontradiksi dengan ajarannya tentang Bapa.



*diadaptasi dan dikembangkan dari jawaban David Reed, mantan Saksi Yehuwa, yang akhirnya menemukan apa kebenaran Alkitab itu

Tidak ada komentar: