g 8/06 hlm. 3 Cairan Apa yang Paling Berharga? | “Karena kerumitannya yang memukau, darah sering disamakan dengan organ tubuh. ”Darah adalah salah satu dari banyak organ—luar biasa menakjubkan dan unik,” kata dr. Bruce Lenes kepada Sedarlah! Memang unik! Sebuah buku pelajaran melukiskan darah sebagai ”satu-satunya organ tubuh yang berbentuk cair”. Referensi yang sama menyebut darah sebagai ”sistem transportasi yang hidup”. “ |
Menara Pengawal mendukung pengutipan perkataan pakar tersebut bahwa darah disamakan dengan organ tubuh. Apakah ada kutipan perkataan Menara Pengawal sendiri yang juga mendukung pandangan bahwa darah dapat dianggap sebagai organ?
w86 s-28 hlm. 15-16 par. 9 Respek yang Saleh terhadap Darah | “Darah adalah sebuah alat di antara banyak bagian-bagian tubuh yang membuat Raja Daud berseru…” |
Maaf jika membuat bingung dengan kutipan di atas, tetapi maksud saya mungkin akan tersampaikan jika kita menggunakan versi Inggrisnya:
w86 9/1 pp. 24-25 par. 9 Godly Respect for Blood | “Blood is an organ among many body parts that caused King David to exclaim…” |
Jika darah adalah organ, mengapa tidak menerapkan peraturan transplantasi organ dalam kasus transfusi darah?
- transplantasi organ diperbolehkan
- darah adalah organ (sesuai perkataan Menara Pengawal sendiri)
- mengapa transplantasi darah (transfusi) dilarang?
Jika darah adalah organ, mengapa transplantasi organ didasarkan menurut hati nurani, sedangkan transfusi (transplantasi darah) harus mati-matian dilarang Menara Pengawal?
4 komentar:
*** Mengenai Transfusi Darah -- Part 1 ***
Yehuwa memberi tahu Nuh dan keluarganya bahwa darah menggambarkan jiwa, atau kehidupan. Oleh karena itu, Allah melarang mereka memakan darah apa pun. (Kejadian 9:3, 4) Karena kita adalah keturunan mereka, hukum itu berlaku atas kita semua. Yehuwa memberi tahu orang Israel bahwa darah harus dicurahkan ke tanah dan tidak boleh digunakan untuk tujuan manusia sendiri. (Ulangan 12:15, 16) Dan hukum Allah tentang darah diulangi pada waktu orang-orang Kristen abad pertama diperintahkan untuk ”tetap menjauhkan diri . . . dari darah”. (Kisah 15:28, 29)
Karena respek akan sucinya kehidupan, umat yang saleh tidak menerima transfusi darah, bahkan jika orang lain berkeras bahwa prosedur demikian akan menyelamatkan kehidupan. Banyak alternatif medis yang dapat diterima oleh Saksi-Saksi Yehuwa telah terbukti sangat efektif dan menghindarkan seseorang dari bahaya-bahaya akibat transfusi darah. Orang-orang Kristen mengetahui bahwa hanya darah Yesus yang tercurah yang benar-benar menyelamatkan kehidupan. Beriman akan hal itu mendatangkan pengampunan dan prospek kehidupan kekal.—Efesus 1:7.
*** Mengenai Transfusi Darah -- Part 2 ***
Saksi-Saksi Yehuwa mengakui bahwa ”menjauhkan diri dari . . . darah” berarti menolak transfusi darah dan tidak mendonorkan atau menyimpan darah sendiri untuk transfusi. Karena merespek hukum Allah, mereka pun tidak mau menerima keempat komponen utama darah: sel darah merah, sel darah putih, keping darah, dan plasma.
11 Dewasa ini, komponen-komponen itu diproses lagi, sering dipecah-pecah menjadi fraksi-fraksi yang digunakan untuk berbagai kepentingan. Apakah seorang Kristen bisa menerima fraksi-fraksi itu? Apakah ia akan menganggapnya sebagai ”darah”? Mereka masing-masing harus memutuskannya sendiri. Hal itu juga berlaku untuk prosedur medis seperti hemodialisis, hemodilusi, dan penyelamatan sel dengan menggunakan darah sendiri, asalkan darah itu belum disimpan.—Lihat Apendiks, halaman 215-18.
12 Mengenai hal-hal yang harus kita putuskan secara pribadi, apakah pilihan kita kurang penting bagi Yehuwa? Tidak, karena Ia sangat memperhatikan pikiran dan motivasi kita. (Amsal 17:3; 21:2; 24:12) Jadi, setelah berdoa dan melakukan riset tentang suatu produk atau prosedur medis, kita hendaknya mengindahkan hati nurani kita yang terlatih oleh Alkitab. (Roma 14:2, 22, 23) Tentu saja, orang lain hendaknya tidak memaksakan hati nurani mereka kepada kita, dan kita pun hendaknya tidak bertanya, ”Apa yang akan Saudara lakukan kalau Saudara mengalami hal yang sama?” Dalam hal-hal tersebut, setiap orang Kristen harus ”memikul tanggungannya sendiri”.
*** Mengenai Transfusi Darah -- Part 3 ***
Fraksi darah. Fraksi darah berasal dari keempat komponen utama darah—sel darah merah, sel darah putih, keping darah, dan plasma. Contohnya, sel darah merah berisi protein hemoglobin. Produk yang terbuat dari hemoglobin manusia atau binatang telah digunakan untuk mengobati pasien yang menderita anemia akut atau telah kehilangan banyak darah.
Plasma, yang 90 persennya adalah air, membawa banyak sekali hormon, garam anorganik, enzim, dan zat gizi, termasuk mineral dan gula. Plasma juga membawa zat pembeku darah, antibodi untuk melawan penyakit, dan protein seperti albumin. Jika seseorang terkena penyakit tertentu, dokter mungkin memberikan suntikan gamma globulin yang diambil dari plasma orang yang sudah memiliki kekebalan. Sel darah putih bisa dijadikan interferon dan interleukin, yang digunakan untuk mengobati infeksi tertentu akibat virus dan penyakit kanker.
Bolehkah seorang Kristen menerima pengobatan yang menggunakan fraksi darah? Karena Alkitab tidak memberikan perincian spesifik, masing-masing harus membuat keputusan sendiri berdasarkan hati nuraninya di hadapan Allah. Ada yang menolak semua fraksi karena bernalar bahwa menurut Hukum Allah kepada Israel, darah yang diambil dari suatu makhluk harus ’dicurahkan ke tanah’. (Ulangan 12:22-24) Orang lain, yang menolak transfusi darah utuh atau komponen utamanya, mungkin mau menerima pengobatan yang menggunakan suatu fraksi. Bisa jadi mereka bernalar bahwa pada tahap tertentu, fraksi yang telah diekstrak dari darah tidak lagi mewakili kehidupan makhluk yang darahnya diambil.
Pertama, transfusi darah tidak sama dengan makan darah.
Kedua, untuk Kisah 15:28-29, sudah dibahas di http://saksiyehuwa.blogspot.com/2010/07/pertanyaan-mengapa-susunan-kristen.html
Ketiga, jika memang ada alternatif tanpa darah, sebaiknya kita pilih yang itu. saya tidak pernah mengatakan bahwa saya cinta transfusi.... jika suatu saat ada terapi medis yang lebih baik daripada transfusi, mari kita pilih terapi tersebut. sebenarnya, masalah di sini adalah: bolehkah transfusi darah, bukan transfusi sebagai terapi terbaik.
keempat, Ef. 1:7 akan dapat digunakan jika telah terbukti bahwa transfusi darah itu dosa. tetapi karena sekarang kita belum sepakat bahwa transfusi itu dosa, maka ayat itu sebaiknya jangan dulu digunakan.
kelima, kutipan Saudara pada "*** Mengenai Transfusi Darah -- Part 2 ***" sangat seiring dengan tulisan saya. justru itu pertanyaan saya: jika fraksi darah diperbolehkan (menurut hati nurani), mengapa darah total tidak boleh? saya rasa ada tindakan kompromi "kalau sebagian (fraksi darah) boeh, tapi kalau total tidak boleh".
terima kasih untuk risetnya
Posting Komentar