ti hlm. 15 | “Para penganut Tritunggal mengatakan bahwa karena Allah itu kekal, maka Anak Allah juga kekal. Namun bagaimana seseorang bisa menjadi anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?” |
Cara pikir seperti ini sama sekali keliru. Pernyataan Menara Pengawal ini didasari oleh penafsiran “Anak satu-satunya yang diperanakkan” dengan cara pikir orang modern.
Orang pada masa ini akan menganggap bahwa “anak” ya berarti “anak”. Oleh karena itu, jika ada orang yang mendengar “Yesus adalah Anak Allah”, orang tersebut akan berpikir bahwa Yesus adalah hasil pernikahan Bapa dan Ibu (bahkan dapat saja bertanya, “Bapa itu kan Bapa di surga, terus, Ibu itu siapa ya? Maria? Bapa berhubungan dengan Maria dan kemudian Yesus ada?).
Tentu saja jika kita ingin mengetahui pengertian “anak” yang dimaksudkan Alkitab, kita harus menggunakan pola pikir orang Yahudi pada masa Yesus, karena merekalah yang mengerti maksudnya.
Yohanes 5 menjelaskan hal ini dengan sangat jelas. Pada bagian Alkitab ini, kita akan mendapati bahwa Yesus dimusuhi orang-orang Yahudi karena Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat. Dikatakan “orang-orang Yahudi mulai menganiaya Yesus”.
Yohanes 5:14-16 | Setelah itu Yesus bertemu dengan dia di bait dan mengatakan kepadanya, ”Lihatlah, engkau telah menjadi sehat. Jangan berbuat dosa lagi, agar sesuatu yang lebih buruk tidak terjadi padamu.” Pria itu pergi dan memberi tahu orang-orang Yahudi bahwa Yesuslah yang telah membuatnya sehat. Dan oleh karena itulah orang-orang Yahudi mulai menganiaya Yesus, sebab ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat. |
Tetapi, ada yang membuat mereka “makin berupa membunuh Yesus.” Apa sebabnya?
Yohanes 5:14-16 | Namun, ia menjawab mereka, ”Bapakku terus bekerja hingga sekarang, dan aku pun terus bekerja.” Sesungguhnya, oleh karena itulah orang-orang Yahudi makin berupaya membunuh dia, karena ia tidak saja melanggar hari Sabat tetapi ia juga menyebut Allah sebagai Bapaknya sendiri, membuat dirinya sama dengan Allah. |
Ya, mereka semakin marah kepada Yesus karena Yesus menyebut Allah sebagai Bapaknya. Dalam pikiran orang-orang Yahudi, hal ini sama saja dengan menyetarakan diri dengan Bapak.
Nah, jadi dari sini kita mendapatkan makna “Anak Allah” yang sesuai dengan maksud Alkitab sesungguhnya. “Anak Allah” berarti bersifat sama dengan Allah, karena anak bersifat sama dengan bapaknya. Makna ini bukan makna buatan saya, tetapi ini adalah perkataan jelas dari Alkitab. Sama saja dengan anak dari manusia, ya manusia.
Menarik, C. S. Lewis, pengarang Narnia, yang juga adalah seorang Kristen, juga membantu kita memahami makna kata “diperanakkan”. Ia mengkontraskannya dengan kata “diciptakan”. Apakah Saudara mengetahui perbedaan antara kedua kata tersebut?
Ia menjelaskan bahwa “diperanakkan” menunjuk dua hal yang sehakikat. Misalnya induk burung memperanakkan burung, induk ikan memperanakkan ikan. Tidak dapat dikatakan bahwa induk burung menciptakan burung, induk ikan menciptakan ikan.
Berbeda dengan kata ”diciptakan” yang menunjuk dua hal yang berbeda hakikat. Misalkan manusia menciptakan meja, berang-berang menciptakan sarang. Tidak dapat dikatakan bahwa manusia memperanakkan meja, berang-berang memperanakkan sarang.
Terima kasih untuk penjelasannya, C. S. Lewis :) , dan mari kembali ke Alkitab: jadi, Anak Allah itu bersifat sama dengan Bapa, yang adalah Allah; yakni bersifat Allah. Hal inilah yang membuat orang-orang Yahudi marah.
Apakah berarti Yesus sama kekalnya dengan Bapaknya? Ya, karena mereka Anak dan Bapak itu sehakikat: kekal. Apakah itu menjadi masalah? Seharusnya tidak, jika kita mengerti apa makna “Anak Allah”dan tidak memahami istilah tersebut dengan pengertian modern. Perhatikan bahwa seorang anak dan seorang bapak bukanlah satu pribadi yang sama; keduanya adalah dua pribadi yang terpisah, tetapi keduanya memiliki hakikat yang sama (manusia).
Mari coba kita lihat pengertian Menara Pengawal:
bh psl. 4 hlm. 41 par. 11 | Ada lagi yang membuat Yesus menjadi Putra yang istimewa. Ia adalah ”Putra satu-satunya yang diperanakkan”. (Yohanes 3:16) Itu berarti Yesus sajalah yang diciptakan oleh Allah sendiri. |
Bagi Menara Pengawal, diperanakkan sama dengan dicipta.
Pertanyaan Menara Pengawal di bagian pertama tulisan ini berdasarkan atas pengertiannya yang keliru karena menganggap Anak Allah itu ada lebih kemudian dari Bapaknya (inilah pengertian modern, bukan seperti yang Alkitab maksudkan).
Jadi, apakah Saudara sekarang sudah dapat menjawab keberatan “Namun bagaimana seseorang bisa menjadi anak dan pada waktu yang sama umurnya setua ayahnya?”?
15 komentar:
sudahkah anda mengetahui dalam adat Yahudi yang dimaksud anak Allah adalah Allah yg berinkarnasi menjadi manusia?kalau anda mengakui YAHWEH adalah TUHAN yg bisa melakukan sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin maka seharusnya iman anda sebagai saksi YAHWEH sebesar kekuasaan TUHAN untuk melakukan segala perkara yang tidak mungkin bagi akal manusia tapi mungkin bagi TUHAN,termasuk turun ke dunia dan menjadi anak Allah,,kalau anda tidak mempercayai itu semua berarti anda tidak mempercayai TUHAN YAHWEH sendiri bahwa IA mampu melakukan segalanya,,
karena bagi saya TUHAN YAHWEH sangat mampu melakukan itu smua,,,GBU
Saya rasa, penulis jangan asal menafsirkan istilah Anak Allah dengan pengertian logika manusia. Tuhan itu tidak bisa dipahami dengan logika. Sigmud Freud adalah orang yang mencoba memahami Tuhan dengan logika manusia, akhirnya dia menjadi gila. Frederich Nietzhe juga demikian. Pengertian Anak Allah adalah iistilah yang di pakai untuk menjelaskan Firman yang telah emnjadi manusia. ( Yohanes 1 :1 ) jadi, jika anda mau menulis di blog yang akan dibaca oleh khalayak ramai, tolong jangan menjatuhkan keyakinan agama lain. karena keyakinan yang anda miliki belum tentu benar. sebagai bukti nyata, keyakinan anda di tolak oleh PGI dan PII. coba instrospeksi diri. jika ingin meluapkan rasa kecewa, alangkah tidak bijaksananya anda jika anda menuangkan melalui blog anda ini. kiranya Tuhan mengampuni anda
Terima kasih untuk komentarnya, Sdr. Anonim.
pertama, saya merasa saya tidak hanya menggunakan logika manusia semata. tetapi saya menggunakan ayat Alkitab. saya bahkan memberikan ayat juga pada tulisan di atas (Yohanes 5:14-18).
saya percaya bahwa Tuhan bisa dipahami dengan logika, tetapi tidak keseluruhan Tuhan bisa dipahami. ada bagian dari diri-Nya yang Ia singkapkan kepada kita, SEJAUH ITULAH kita harus terus belajar memahami-Nya. untuk yang tidak Ia singkapkan dalam Alkitab, sebaiknya kita tak usah berspekulasi
Ul. 29:29 Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini."
kedua, mengenai menjatuhkan keyakinan lagi. ya, blog ini berisi riset saya terhadap ajaran Saksi Yehuwa yang dapat saya buktikan sebagai ajaran keliru. blog ini adalah salah satu bentuk saya melakukan apa yang dianjurkan untuk kita lakukan terhadap mereka (Saksi Yehuwa) yang mempertanyakan iman kita.
1 Pet. 3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk MEMBERI PERTANGGUNGAN JAWAB kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,
asalkan dengan cara yang santun (bukan dengan kata kasar/makian) dan punya alasan (bukan hanya asal tuduh), saya rasa tidak masalah untuk mengkritisi suatu ajaran.
ketiga,saya hanya ingin bertanya: apakah Sdr. Anonim sudah merasa ajaran yang Sdr. Anonim pegang itu sudah benar?
keempat, saya minta dijelaskan apa maksudnya keyakinan saya ditolak oleh PGI dan PII. apakah Sdr memaksudkan saya adalah seorang Saksi Yehuwa? saya sekali tidak, malahan saya tidak setuju dengan ajarannya.
untuk mengetahui tentang saya, dapat dibaca di http://saksiyehuwa.blogspot.com/2010/08/siapakah-saya.html
jika blog ini mengganggu Sdr, saya meminta maaf
mengenai kata "diperanakkan" dan "diciptakan", menurut saya itu hanya masalah TATA BAHASA. Di mana tata bahasa itu bisa berubah seiring berjalannya waktu. Dan biasanya dengan seiring berjalannya waktu, Saksi Yehuwa (yg di bawah org WatchTower) terus menerus membuat penyesuaian / perubahan baru terhadap ajarannya atau mungkin tata bahasa JIKA MEMANG PERLU.
Sebagai himbauan jika perlu, Anda jangan menganggap bahwa perubahan seperti itu menunjukkan bahwa Saksi Yehuwa tidak konsisten. Kita semua yg membaca & menafsirkan Alkitab ini manusia, yg pengetahuan & daya berpikirnya terbatas, tdk spt Tuhan yg Maha segalanya.
Thanks
A. setahu saya, ini masalah kosakata (vocab), bukan masalah tata bahasa (grammar). mohon dijelaskan maksud Sdr pernyataan Sdr
B. penyesuaian ajaran dalam Saksi dikenal dengan istilah "terang baru". saya pun amat setuju dengan "terang baru", namun "terang baru" yang berbeda seperti yang dilakukan Saksi (yang lebih tepatnya "bolak-balik", ketimbang "terang baru"). penjelasan lebih lanjut tentang ini dapat dibaca di www.saksiyehuwa.org/2010/11/konsep-yang-makin-diperjelas-atau.html
C. Saksi mengatakan:
- Yehuwa adalah editor majalah mereka
- mereka adalah saluran komunikasi Allah
---> kalau sudah begini, apa masih mungkin salah? apakah Allah memberi makan makanan rohani yang dapat mengandung racun kepada umat-Nya di bumi ini? atau Yehuwa sebagai editor sempat lengah dan kecolongan, sehingga ada ajaran tak sehat yang termuat di publikasi? jadi, konsistenkah antara klaim mereka dan apa yang mereka lakukan?
D. Saksi juga mengatakan mereka adalah nabi Allah. singkatnya, apakah nabi Allah mungkin salah mengajar? bukankah kalau salah, maka akan jd nabi palsu?
Saya setuju dengan penjelasan Anda yang membuka blog saksi2 palsu (saksi yehuwa) tsb. jangan gentar & takut jika ada orang tidak setuju atau malah menyerang Anda. Saksi yehuwa adalah bidat dan bukan Kristen. Menurut UU No. 1 PNPS 1965, bidat ini seharusnya dibubarkan di NKRI. Masalh paling krusial adalah merekonstruksi doktrin/theologi gereja sejati dan menciptakan "kristen baru" yang sesat. Salah satu contohnya adalah merendahkan Kristus menjadi ciptaan atau suatu makhluk Ilahi dan menyangkal kelilahian-Nya adalah Tuhan dan Allah. Imanuel & GBU! (interaksi:leesipjin@yahoo.com)
Saya setuju dengan penulis blog saksi yehuwa. jangan gentar & takut menghadapi segala ancaman maupun penolakan. Tuhan Yesus membutuhkan orang2 seperti anda untuk memurnikan kembali ajaran Kristen yang murni. saksi yehuda adalah bidat dan bukan Kristen. Mereka merekonstruksi dokrtin/theologi fundamental Kristen sejati dengan interpretasi keliru dan menciptakan "kristen" baru yang sesat. Contohnya adalah merendahkan Yesus Kristus menjadi ciptaan saja atau suatu makhluk ilahi, dgn demikian menyangkal keilahian-Nya adalah Tuhan dan Allah, mentransliterasi Alkitab dicocokkan dgn ajaran mrk, bukanya seperti terjemahan yang sudah ada mencoba menemukan makna sedekat mungkin dengan tulisan asli, dll. UUD no. 1 PNPS 1965 tentang penodaan agama telah melarang kegiatan2 bidat demikian dan hidup di NKRI. Seharusnyalah saksi2 yehuwa sesat itu telah dibubarkan dan dihentikan sama sekali kegiatn mereka. sekian, Imanuel & JBU! (interaksi: leesipjin@yahoo.com)
“diperanakkan” menunjuk dua hal yang sehakikat. Misalnya induk burung memperanakkan burung, induk ikan memperanakkan ikan. Tidak dapat dikatakan bahwa induk burung menciptakan burung, induk ikan menciptakan ikan.
Lukas 3:38
menyebut Adam sebagai Putra Allah.
Apakah dalam hal ini Adam sehakikat dengan Allah?
FAKTA :
Allah Yehuwa = Allah adalah roh, tidak bisa dilihat (Yoh 4:24)
Adam = manusia, dapat dilihat, dapat mati (Kej 3:19) = disebut Putra Allah
Yesus sewaktu di bumi = manusia, dapat dilihat, dapat mati. = disebut Putra Allah
Apakah Anda BERANI mengatakan bahwa Adam juga sehakikat dengan Allah?
Apakah Adam roh?
________
Sekarang kita lihat tulisan Anda.
“Apakah berarti Yesus sama kekalnya dengan Bapaknya? Ya, karena mereka Anak dan Bapak itu sehakikat: kekal. Apakah itu menjadi masalah? Seharusnya tidak, jika kita mengerti apa makna “Anak Allah”dan tidak memahami istilah tersebut dengan pengertian modern. Perhatikan bahwa seorang anak dan seorang bapak bukanlah satu pribadi yang sama; keduanya adalah dua pribadi yang terpisah, tetapi keduanya memiliki hakikat yang sama (manusia)”
Karena Yesus adalah putra Allah, dan Adam juga disebut Putra Allah (Lukas 3:38), kita ganti kata Yesus menjadi Adam.
Maka akan menjadi seperti ini,
“Apakah berarti ADAM sama kekalnya dengan Bapaknya? Ya, karena mereka Anak dan Bapak itu sehakikat: kekal. Apakah itu menjadi masalah? Seharusnya tidak, jika kita mengerti apa makna “Anak Allah”dan tidak memahami istilah tersebut dengan pengertian modern. Perhatikan bahwa seorang anak dan seorang bapak bukanlah satu pribadi yang sama; keduanya adalah dua pribadi yang terpisah, tetapi keduanya memiliki hakikat yang sama (manusia)”
“pintarnya” Anda ini memelintir kata-kata,
Tapi dari “plintiran” tersebut akhirnya Anda yang “terplintir” sendiri.
By 607 SM.
1. Luk. 3:38
Ini berbeda dengan apa yang sedang kita diskusikan. Alkitab menyebut bahkan kita ini anak-anak Allah, tapi hal ini jelas berbeda dengan Yesus. Yesus adalah "satu-satunya Anak yang diperanakkan Bapak".
adakah Alkitab menerapkan kata "memperanakkan" kepada manusia? hanya kepada Yesus diterapkan kata tersebut.
(Yohanes 3:16) ”..., ia [Yesus] memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, ...
tulisan saya di atas membahas tentang "memperanakkan".
Info tambahan: kepada kita tidak diterapkan kata “memperanakkan”, melainkan kata “adopsi”,
(Romans 8:15) .... but YOU received a spirit of ADOPTION as sons....” (NWT)
Nb: mohon beritahu saya jika ada satu manusia yang kepadanya diterapkan kata “memperanakkan”
2. yang membuat seorang pribadi dikatakan "Putra Allah" adalah karena ia dapat dilihat dan dapat mati? Elia tidak dapat mati, apakah dia bukan Putra Allah?
memperanakkan:
Allah memperanakkan Yesus = maka Yesus disebut Putra Allah.
menciptakan :
Allah menciptakan Adam = maka Adam disebut Putra Allah (Kej 1:26, Lukas 3:38)
Jadi tidak soal apakah di peranakkan atau diciptakan hasilnya sama, yaitu sama-sama disebut sebagai Putra Allah. (Dengan kata lain tidak ada perbedaan antara memperanakkan dan menciptakan).
Putra Allah yg dimaksud adalah manusia. artinya manusia yang bisa dilihat, bisa mati.
kalau Allah apakah bisa dilihat dan bisa mati?
tentang Elia, tolong dikutipkan ayat bahwa dia disebut putra Allah dan tidak mati.
di sini,
saya ingin kaitkan bahwa yang benar2 manusia itu adalah benar manusia.
yang bisa dilihat dan bisa mati.
tambahan lagi, sy kurang suka jika Anda memberikan link2 dr blog anda. akan lebih baik jika Anda kutip saja disini. karna itu terus terang merepotkan saja, sy mesti lihat sini situ.tq
by 607 SM.
1. Sdr mengatakan "tidak soal apakah di peranakkan atau diciptakan hasilnya sama".
menurut saya, ini jelas merupakan masalah besar, karena hal inilah yang akan membedakan.
ketika kita membaca "Putra Allah", diterapkan kepada beberapa pribadi, janganlah langsung kita pikir bahwa pribadi-pribadi tersebut sama-sama "Putra Allah" dalam
pemaknaan yang sama.
contoh sederhana:
Yesus, "...Putra satu-satunya yang diperanakkan..." (Yoh. 3:16)
Adam, "...Putra Allah" (Lukas 3:38)
Orang percaya, "...Putra-putra Allah" (Rom. 8:14)
walaupun sama-sama disebut "Putra Allah", namun maknanya berbeda. kalau semua "Putra Allah" maknanya sama, itu artinya Alkitab salah tulis, karena menuliskan Yesus sebagai Putra Allah "SATU-SATUNYA".
Jadi, diperanakkan atau diciptakan adalah dua hal yang menjadi "soal"
2. "Dengan kata lain tidak ada perbedaan antara memperanakkan dan menciptakan"
apakah menurut Sdr, kedua kata ini artinya sama?
apakah Saudara bisa bisa mengganti kalimat berikut:
"Wright bersaudara menciptakan pesawat terbang untuk pertama kalinya",
dengan kalimat berikut:
"Wright bersaudara MEMPERANAKKAN pesawat terbang untuk pertama kalinya"?
2. kalau "Putra Allah yg dimaksud adalah manusia. artinya manusia yang bisa dilihat, bisa mati.", apakah Yesus sebelum inkarnasi ke bumi, Yesus bukanlah Putra Allah?
3. tentang Elia
- tidak ada kutipan langsung bahwa Elia adalah putra Allah. saya mengatakan ia adalah putra Allah karena melihat karakternya sebagai orang percaya. apakah menurut Sdr, ia adalah putra Allah? atau dia bukan Putra Allah?
apakah Yohanes, Markus, Matius, Paulus adalah putra Allah?
- apakah Elia mati? ada beebrapa kontroversi mengenai hal ini, jadi dari pada berpanjang-panjang mengenai Elia, lebih mudah untuk kita mengambil contoh Henokh.
(Ibrani 11:5) Karena beriman, Henokh dipindahkan agar tidak melihat kematian, dan ia tidak ditemukan di mana pun karena Allah telah memindahkannya; sebab sebelum ia dipindahkan, ia menerima kesaksian bahwa ia telah menyenangkan Allah.
Henokh tidak mati. apakah itu berarti dia bukan putra Allah?
3. bagaimana tentang Ayub 1:6?
(Ayub 1:6) 6 Tibalah harinya, putra-putra dari Allah yang benar masuk untuk mengambil tempat di hadapan Yehuwa, dan Setan juga masuk ke tengah-tengah mereka.
menurut MP, "putra-putra dari Allah" di sini adalah malaikat (it-1 hlm. 1459).
jadi, putra Allah harus manusia yang harus kelihatan dan harus mati?
apakah malaikat mati?
mb: baiklah, akan saya kutipkan saja jika lain kali ada yang ingin saya kutipkan. mohon maaf untuk ketidaknyamanannya
1.
Yesus, "...Putra satu-satunya yang diperanakkan..." (Yoh. 3:16)
Adam, "...Putra Allah" (Lukas 3:38)
saya setuju dengan pandangan Anda bahwa makna Putra-Putra Allah tsb berbeda maknanya,
tapi baik Adam dan Yesus adalah manusia yang benar-benar manusia darah dan daging yang bisa dilihat dan mati. berbeda halnya dengan malaikat ataupun eksistensi pramanusianya Yesus.
Maka sewaktu saya nyatakan
“di sini,
saya ingin kaitkan bahwa yang benar2 manusia itu adalah benar manusia.
yang bisa dilihat dan bisa mati.” (yang saya maksud adalah Adam dan Yesus sewaktu di bumi,seperti yang sedang DIBICARAKAN, bukan yang lainnya).
2.
"Wright bersaudara (Subjek) menciptakan (V) pesawat terbang (Object=benda mati) untuk pertama kalinya",
dengan kalimat berikut:
"Wright bersaudara (subject) MEMPERANAKKAN (V) pesawat terbang (Object=benda mati) untuk pertama kalinya"
Tentu saja kalimat di atas berbeda dengan kalimat berikut, karena “OBJECT”nya berbeda,
Allah (S) memperanakkan (V) Yesus (Object= makhluk hidup) menciptakan
Allah (S) menciptakan (V) Adam (Object= makhluk hidup)
Maka tentu saja
Struktur kalimat (S-V-O) boleh sama, tapi OBJECTnya yang membedakannya.
NB :
Selama ini saya belum menemukan keterangan dari Alkitab bahwa “Allah dikatakan memperanakkan ‘sesuatu’ apakah Adam atau Yesus”
Yang saya tahu Alkitab tidak pernah mengatakan Allah MEMPERANAKKAN ini atau itu, tapi Alkitab hanya menyebutkan HASILNYA,
misalnya Yesus disebut sebagai “Putra satu-satunya yang diperanakkan”.
Dalam hal ini Alkitab tidak menjelaskan bagaimana PROSESNYA, kok bisa sampai ada ‘Putra satu-satunya yang diperanakkan’. Tahu-tahu Alkitab langsung menyebut Yesus sebagai putra satu-satunya yang diperanakkan.
Berbeda dengan menciptakan, ada cukup banyak “kata” dalam Alkitab yang menyebut Allah “mencipta” atau “membuat” misalnya saja Kejadian 1:26.
Maka penalaran Anda tentang memperanakkan dan menciptakan kurang kuat. Maksudnya kita tidak dapat membandingkan nya dengan “kata” yang Alkitab gunakan untuk “memperanakkan”.
3. lihat no. 1
Nah Sekarang, kalau Anda menyebut Yesus sama kekalnya dengan Allah, kenapa Yesus mati?
by 607 SM
1. apakah Saudara sepakat bahwa penggunaan istilah "putra Allah"
dalam Alkitab tidak tergantung dari syarat "bisa dilihat, dan bisa mati", bukan? (misalkan malaikat)
hal ini sangat penting, karena kita sedang mempertanyakan syarat "putra Allah" itu apa.
Saudara: bisa dilihat, bisa mati
Saya: tidak selalu bisa dilihat, tidak selalu bisa mati
2. mari kita perhatikan jika objeknya adalah makhluk hidup dan kita lihat apakah maknanya sama:
(A) Hawa memperanakkan Kain
(B) Hawa menciptakan Kain
apakah (A) dan (B) maknanya sama?
3. Saudara mengatakan bahwa "Yang saya tahu Alkitab tidak pernah mengatakan Allah MEMPERANAKKAN ini atau itu"
coba pertimbangkan ayat berikut:
(Yohanes 1:18) . . .Tidak seorang pun pernah melihat Allah; satu-satunya allah yang diperanakkan yang berada pada posisi dada Bapak, dia itulah yang menjelaskan mengenai dirinya.
(Yohanes 3:16) ... ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, . . .
(Yohanes 3:18) . . . satu-satunya Putra Allah yang diperanakkan.
4. perihal "menciptakan" juga prosesnya tidak jelas, namun "tiba-tiba ada"
(Kejadian 1:3) .... Allah berfirman, ”Biarlah ada terang.” Lalu terang pun ada.
(Kejadian 1:11) ... Allah berfirman, ”Biarlah tanah menumbuhkan rumput, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, pohon buah-buahan ... Dan jadilah demikian.
(Kejadian 1:14-15) ...Allah berfirman, ”Biarlah ada benda-benda penerang di angkasa .... Dan jadilah demikian.
walau dikatakan "mencipta", namun kadang tidak jelas juga kan bagaimana prosesnya? tapi tiba-tiba ada
5. kata "memperanakkan" dan "menciptakan" tidak bermaksud untuk mempermasalahkan prosesn, namun mempermasalahkan penggunaan kata tersebut dan akibatnya.
Alkitab mengatakan bahwa "Bapak memperanakkan Yesus", dan tidak pernah dikatakan "Bapak menciptakan Yesus"?
pernahkah terpikir mengapa ada pembedaan ini?
1. Bergantung pada siapa “Putra Allah” itu diterapkan dan bergantung pada apa yang sedang kita bicarakan, yaitu Yesus sewaktu ada di bumi.
Adam dan Yesus SEWAKTU BERADA DIBUMI : bisa mati, bisa dilihat
Jadi menurut Anda yang namanya Allah bisa mati? Anda belum jawab dari tadi…
2.
(A) Hawa memperanakkan Kain
(B) Hawa menciptakan Kain
apakah (A) dan (B) maknanya sama?
Di situlah masalahnya,
Di Alkitab kita tidak pernah membaca
Allah “memperanakkan” ini atau itu,
Yang ada Allah “menciptakan”
Kejadian 1:1 …Allah “menciptakan” langit dan bumi (aktif)
Berbeda dengan ,
Yoh 3:16,
ia memberikan Putra satu-satunya yang “diperanakkan”. (pasif)
pernahkah Anda membaca kalimat di Alkitab, Allah Yehuwa memperanakkan Yesus?
Kesimpulannya :
Penalaran Anda tentang Allah “memperanakkan “ kurang kuat, maksudnya kita tidak dapat membangingkan nya dengan kata yang Alkitab gunakan untuk memperanakkan.
3. lihat 2.
5
Alkitab mengatakan bahwa "Bapak memperanakkan Yesus", dan tidak pernah dikatakan "Bapak menciptakan Yesus"?
Mohon Anda kutipkan Kalimat langsung dari Alkitab bahwa Allah atau Bapak memperanakkan Yesus?
1. kalau malaikat yang ada di bumi, misalkan Gabriel ketika sedang berjumpa dengan Maria, apakah bisa kelihatan dan bisa mati?
yang saya maksudkan bukan "putra Allah" yang di bumi, namun secara general. hal ini penting, karena kita sedang membicarakan definisi "putra Allah", sehingga tidak perlu pembatasan.
2. Apakah Allah bisa mati?
tergantung dari apa yang maksud dengan mati.
jika Saudara memaksudnkan "mati" sebagai "musnah", maka itu berati TIDAK.
hal ini tidak akan menyangkal Keilahian Yesus, karena ketika Yesus mati, Ia tidak musnah. Ia tetap ada. Ia ke surga.
3. kelihatannya Sdr terpaku pada perbedaan kalimat aktif dan pasif.
kalau kalimat berikut, apakah ada bedanya?
(A) Kain diperanakkan Hawa
(B) Kain diciptakan Hawa
Dalam Alkitab ada kata "diciptakan" (Kej. 2:4) dan "diperanakkan" (Yoh. 3:16).
Kalau sudah begini, pasti sudah ada padanan kedua kata tersebut seperti yang ada di dalam Alkitab. samakah kalimat (A) dan (B)?
4. Dalam Alkitab tidak ada frase "Bapak memperanakkan Yesus".... tapi dengan penalaran sederhana, kita bisa mempertimbangkan:
kalimat pasif: Yesus diperanakkan Bapak
apa bentuk aktifnya? ya tentu saja "Bapak memperanakkan Yesus."
dengan penalaran bahasa yang sederhana, kita sangat dibenarkan untuk mengatakan demikian.
Posting Komentar