Mari lanjut…
Jika kemudian, mengapa kelahiran Yesus mengambil tanggal 25 Desember, bukan tanggal lainnya?
“Maka, mengapa tanggal 25 Desember yang dipilih? Beberapa orang yang belakangan mengaku Kristen kemungkinan besar ”ingin agar tanggalnya bertepatan dengan perayaan kafir Romawi untuk memperingati ’hari lahir matahari yang tak tertaklukkan’”. (The New Encyclopædia Britannica) Pada musim dingin, sewaktu sinar matahari tampak paling redup, orang kafir mengadakan upacara supaya sumber panas dan cahaya ini kembali dari perjalanannya yang jauh. Tanggal 25 Desember dianggap sebagai hari ketika matahari memulai perjalanannya kembali. Dalam upaya untuk menobatkan orang kafir, para pemimpin agama memasukkan perayaan ini ke dalam ibadat mereka dan mencoba membuatnya berbau ”Kristen”.”(*** bh psl. 16 hlm. 157 par. 9 Berpautlah pada Ibadat Sejati ***)
Mengenai mengapa tanggal 25 Desember, apakah awalnya merupakan hari kafir? Saya yakin sebagian besar Saudara menjawab iya. Tetapi pernahkah Saudara tahu bahwa ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Natal itu dasarnya memang hari Kristen (bahkan 25 Desember itu berdasarkan perhitungan tanggal)?
Awalnya memang hari Kristen | |
"Many Christians think that Christians celebrate Christ's birth on December 25th because the church fathers appropriated the date of a pagan festival. Almost no one minds, except for a few groups on the fringes ... who seem to think that this makes Christmas itself a pagan festival. But it is perhaps interesting to know that the choice of December 25th is the result of attempts among the earliest Christians to figure out the date of Jesus' birth based on calendrical calculations that had nothing to do with pagan festivals. Rather, the pagan festival of the `Birth of the Unconquered Sun' instituted by the Roman Emperor Aurelian on 25 December 274, was almost certainly an attempt to create a pagan alternative to a date that was already of some significance to Roman Christians. Thus the `pagan origins of Christmas' is a myth without historical substance." (Tighe, W.J., 2003, "Calculating Christmas," Touchstone, December). ("...pilihan tanggal 25 Desember adalah hasil usaha orang Kristen awal untuk mencari tahu tanggal lahir Yesus menurut perhitungan kalender dan tidak berhubungan dengan festival kafir.") | "While one frequently encounters assertions that Christmas was timed to coincide with the celebration of Sol Invictus, these never seem to be backed up by evidence. In particular, they are never backed up by quotations from the early Christians saying, `We decided to time this celebration to coincide with Sol Invictus, and this is why ...' If the early Church had deliberately decided to time the celebrations to coincide, this ought to be reflected in its writings, but it isn't. Witnesses never produce quotes from early Christians saying that Christmas was timed to coincide with a pagan festival. That is sheer speculation." (Evert, J., 2001, "Answering Jehovah's Witnesses," pp.145-146). ("...Natal sengaja dijatuhkan padahari yang sama dengan perayaan Sol Invictus, kelihatannya tidak pernah didukung oleh bukti.") |
If Elizabeth became pregnant with John the Baptist shortly after Zacharias returned home, then John was conceived about October 10, 6 BCE. The Annunciation of the conception of Jesus followed about five and a half months later, or about March 25, 5 BCE. Jesus was then born nine month later, about December 25, 5 BCE." (Doig, 2007). | |
Jadi, perhitungan tanggal 25 Desember memiliki dasar Alkitab. Bahkan sumber kedua di atas malahan mempertanyakan bahwa jika memang dari awal tanggal 25 Desember berhubungan dengan hari kafir, mengapa Menara Pengawal sama sekali tidak pernah mengutip Bapa-bapa Gereja yang mendukung posisi Menara Pengawal
|
"... Aurelian, who ruled from 270 until his assassination in 275, was hostile to Christianity and ... promoted the establishment of the festival of the `Birth of the Unconquered Sun' as a device to unify the various pagan cults of the Roman Empire around a commemoration of the annual `rebirth' of the sun. He led an empire that appeared to be collapsing in .... In creating the new feast, he intended the beginning of the lengthening of the daylight, and the arresting of the lengthening of darkness, on December 25th to be a symbol of the hoped-for `rebirth,' or perpetual rejuvenation, of the Roman Empire ... If it co-opted the Christian celebration, so much the better. ." (Tighe, 2003). | "The idea that the date was taken from the pagans goes back to two scholars from the late seventeenth and early eighteenth centuries. Paul Ernst Jablonski, a German Protestant ... [and] Dom Jean Hardouin, a Benedictine monk .... In the Julian calendar, created in 45 B.C. ... the winter solstice fell on December 25th, and it therefore seemed obvious to Jablonski and Hardouin that the day must have had a pagan significance before it had a Christian one. But in fact, the date had no religious significance in the Roman pagan festal calendar before Aurelian's time, nor did the cult of the sun play a prominent role in Rome before him. There were two temples of the sun in Rome, one of which ... celebrated its dedication festival on August 9th, the other of which celebrated its dedication festival on August 28th. ... none of these cults, old or new, had festivals associated with solstices or equinoxes." (Tighe, 2003). |
Apakah Natal adalah hasil Kristenisasi hari kafir? Ensiklopedi Britannica menjelaskan bahwa kesulitan asumsi ini adalah pada masa gereja awal (pada masa itu), gereja sangat memisahkan diri dari hal-hal kafir, jadi sulit diterima bahwa Natal adalah hasil kristenisasi hari kafir.
"One widespread explanation of the origin of this date is that December 25 was the Christianizing of the dies solis invicti nati ('day of the birth of the unconquered sun'), a popular holiday in the Roman Empire that celebrated the winter solstice as a symbol of the resurgence of the sun, the casting away of winter and the heralding of the rebirth of spring and summer. Indeed, after December 25 had become widely accepted as the date of Jesus' birth, Christian writers frequently made the connection between the rebirth of the sun and the birth of the Son. One of the difficulties with this view is that it suggests a nonchalant willingness on the part of the Christian church to appropriate a pagan festival when the early church was so intent on distinguishing itself categorically from pagan beliefs and practices." ("Christmas," Encyclopaedia Britannica, 2009). |
Kita telah melihat bahwa ternyata hari Natal juga memiliki dasar perhitungan Alkitab, bukan melulu kafir, seperti yang dituduhkan kebanyakan orang yang tidak tahu atau bahkan sengaja menutup mata terhadap fakta ini. Saya pribadi bingung mengapa hal ini tidak pernah dibahas dalam Menara Pengawal, padahal sudah berpuluh-puluh tahun Menara Pengawal menentang Natal (jika memang sayanya yang tidak tahu, mohon bagikan saya informasinya).
Jadi…
Bukankah, rasanya terlalu terburu-buru jika kita hanya menuduh Natal adalah hari kafir yang dijadikan hari Kristen, karena pada saat yang sama, kita sedang menutup mata atas kemungkinan yang besar juga bahwa justru hari kafirlah yang berusaha meniru hari Natal Kristen.
Nah, pada saat awal tadi saya mengatakan bahwa saya tidak terlalu masalah akan tanggal 25 Desember. Mengapa saya katakan demikian?
Jadi, walaupun 25 Desember itu berasal dari kekafiran, asalkan kita telah mengganti objeknya (misalkan, dewa matahari) dengan Yesus (Matahari Kehidupan yang sesungguhnya), disertai dengan sikap hati yang benar, hal ini sama sekali tidak salah (penjelasan ini sangat cocok dengan pendirian Russel yang tidak menganggap penting keakuratan tanggal 25 Desember, melainkan yang Russel anggap penting adalah sikap hati ketika merayakannya).
Nb: saya tidak pernah mengatakan bahwa kita harus merayakan Natal, melainkan saya mengatakan kita boleh merayakan Natal.
8 komentar:
Terimakasih atas pernyataan Sdr
"Jadi, walaupun 25 Desember itu berasal dari kekafiran, asalkan kita telah mengganti objeknya (misalkan, dewa matahari) dengan Yesus (Matahari Kehidupan yang sesungguhnya),...."
Jadi disimpulkan anda menyatakan 25 Desember berasal dari kekafiran.
Oh iya mengenai Pemahaman Russel telah dikoreksi kemudian hari oleh Watchtower terimakasih.
Halo Pak berikut --- Asal Mula Natal 25 Desember -- Sol Invictus berdasarkan tulisan Dr. Eddy Kristiyanto di Kompas Minggu, 19 Desember 2004 mengenai "Sol Invictus"
http://jawabansy.blogspot.com/2011/01/asal-mula-natal-25-desember-sol.html
Salam
(1)saya mengatakannya dalam konteks pemisalan:
"Jadi, WALAUPUN 25 Desember itu berasal dari kekafiran, asalkan kita telah mengganti objeknya (misalkan, dewa matahari) dengan Yesus (Matahari Kehidupan yang sesungguhnya),...."
maksudnya, "misalkan kita mau anggap natal itu kafir...."
(2)bisa minta tolong Saudara mengoreksi semua pandangan Russel di http://saksiyehuwa.blogspot.com/2010/12/alasan-mengapa-organisasi-dulunya.html? terima kasih
(3)ini yang namanya perbedaan opini. pada tulisan saya di atas, saya tidak membuat teori sendiri, tapi bahkan saya mengutip Encyclopaedia Britannica, 2009.
tulisan yang Saudara berikan kepada saya juga bertentangan dengan Encyclopaedia Britannica tersebut.
oh ya, saya juga mengundang Saudara untuk memberi komentar terhadap tulisan-tulisan saya di topik lainnya
terima kasih
saya rasa gak usah puter2, berbelit2, to the poin saja, apakah natal diharuskan yesus untuk dirayakan?, kalo ada sebutkan ayat berapa dlm alkitab? krn saya yakin anda udah baca risalah2 dari SSY, alasannya udah jelas secara de facto bahwa bulan desember di israel itu musim dingin & hujan selanjutnya anda pasti udah tahu yg saya maksud.
saya pikir anda berupaya mengencerkan prinsip2 yg alkitab ajarkan, jelas sudah kalo sekali lg sec. de facto lg tgl 25 des adalah utk menyembah dewa matahari oleh orang2 romawi, yg mungkin utk mengkristenkan orang2 romawi dulu, saya heran, fakta kok dilawan!! anda tahu bahwa banyak budaya manusia sekarang masuk dalam ritual kristen, kalo saya adala orang jawa, jadi saya dulu anggota GKJ yg menggunakan ritual2 kejawen yg di kristenkan memperingati orang mati, nyekar kuburan dsb. memang secara pandangan manusia umum itu kelihatan baik, karena ada doa2 bacaan ayat dan puji2an menghibur rekan seiman yg ditinggal mati.
Menghibur itu sendiri tidak salah, tapi cara yg digunakan itulah yg salah!
perhatikan apa yg dikatakan alkitab di 2 Korintus 6:14, 15. disitu ditulis "tidak ada persamaan antara antara yesus dan belial" dengan kata lain tidak mungkin bercampur.
Perhatikan contoh dari perjanjian lama di Keluaran 32:1-6, 10, 28, diayat itu bangsa israel membuat patung lembu emas dan itu dinyatakan sbg cara penyembahan thd Allah Yehuwa, perhatikan kalimat yg diucapkan harun, dia mengatakan Lembu emas disamakan Allah Yehuwa, & mendirikan mesbah di depan patung lembu emas utk korban bakaran bagi Allah Yehuwa.
jadi jelas, alasan apapun itu, bahwa Allah tidak menyukai peribadatan bentuk apapun yg bukan bersumberdari Allah Yehuwa sendiri adalah dibenci-Nya. perhatikan ayat 10 & 28, itulah pandangan Allah. dan Allah tidak berubah berkaitan dengan hal itu hingga sekarang.
apakah ada ayatnya dalam Alkitab? saya coba tanya balik ya: cincin pernikahan apakah ada ayatnya di Alkitab? malahan yang ada lebih cenderung berasal dari praktek non-Alkitab, tapi kok organisasi izinkan? http://saksiyehuwa.blogspot.com/2010/08/kenapa-cincin-pernikahan-yang-mungkin.html
tanggal 25 desember adalah penyembahan dewa matahari bisa dibaca di http://saksiyehuwa.blogspot.com/2010/12/25-desember-kafirkah-jika-ya-apakah.html
setelah membaca kedua link di atas, saudara dapat mempertimbangkan lagi kata-kata Saudara "fakta kok dilawan".
orang yang merayakan natal dengan benar tidak akan menyamakan Yesus dengan dewa matahari, karena Yesus jauh lebih besar dari dewa matahari. dewa matahari dirayakan dengan pesta pora dan mabuk-mabukan yang tidak bermanfaat, namun merayakan Yesus haruslah dengan ibadah rohani. jelas beda bukan?
kalau merayakan yesus dengan pesta pora dan mabuk-mabukan (layaknya merayakan dewa matahari), itu jelas keliru
saya tidak muter-muter dan berbelit-belit, tapi saya mempertimbangkan fakta, bukan hanya asal berpikir pendek. apakah Sdr juga demikian?
nah muter2 lg kan?? ditanya malah balik tanya?? piye sih sampeyan mas?? mgnkn karena anda tidak menemukan satu ayatpun yg menyuruh merayakan natal kan?? gak usah mengalihkan fokus!, dari jawaban anda tersirat bahwa anda pun mengakui memang perayaan natal berasal dari perayaan agama kafir, yg jelas2 ditolak oleh Allah, tp tetap "ngeyel" (bersikeras) berdalih ini-itu,
jawab saja pernyataan ini "anda menyesuaikan diri pada pandangan Alkitab (Allah) atau anda memaksa Allah menyesuaikan pada keinginan anda (manusia)?" mana yg benar??
soal cincin perkawinan setahu saya tidak pernah ditujukan untuk bagian peribadatan kepada dewa2 (penyembahan), dan memang tidak diketahui pasti kaitannya apakah cincin kawin dipakai sebagai simbol2 penyembahan berhala atau tidak.
setahu saya, cincin dalam alkitab dipakai sebagai simbol peneguhan akan wewenang atau dipercaya melakukan kuasa yg diberikan pada orang tertentu, contoh : yusuf diberi cincin oleh firaun sewaktu diangkat menjadi penguasa atas mesir (Kej 41:41, 42), kemudian paman ester yaitu mordekai diberi cincin krn diberi kuasa atas rumah haman (Ester 8 : 2) bahkan Allah menggunakan istilah cincin sebagai peneguhan atas pribadi yg dia angkat untuk diberi wewenang, misal hagai disebut cincin materai oleh Allah (hagai 2 : 23)dan masih banyak lagi ditulis di alkitab.
jadi dari uraian diatas cincin dipandangan Allah adalah sebagai simbolisme peneguhan atas pribadi yg terpilih untuk memiliki wewenang atau kekuasaan, padahal penggunaan cincin biasa digunakan oleh orang2 yahudi maupun bangsa2 kafir kuno sejak dulu, tapi Allah menggunakan cincin sebagai simbol kuasa, kalo memang cincin itu dianggap Allah kafir maka Allah pasti tidak menggunakannya, dan mengganti yg lain, jadi permasalahannya cincin tidak pernah digunakan sebagai ikon ritual penyembahan berhala atau dewa2 kafir, berbeda dengan perayaan tgl 25 desember yg jelas2 merupakan "ritual" (tata peribadatan) keagamaan pada dewa matahari.
nah jadi, kembali ke soal cincin kawin, mungkin cincin kawin juga bermakna sbg simbol (tanda) peneguhan akan ikrar perkawinan antara dua insan yg ingin membangun keluarga dalam kesetiaan.
1. Saudara belum baca link yang saya berikan ya? kalau Saudara sudah baca, Saudara tidak akan seremeh itu menuduh natal itu kafir (karena ternyata ada dasar perhitungannya.... nah.... saya jamin Saudara tidak pernah dengar). makanya linknya dibaca ya :)
2. saya tidak menemukan satu ayatpun yang menyuruh merayakan natal, tapi saya menemukan ayat yang mengajarkan bahwa tiap orang boleh saja mengambil hari yang dikhususkan untuk memuliakan Allah.
3. tentang cincin, mohon baca di link yang sudah saya berikan di atas. jika setelah membacanya Saudara punya keberatan, saya senang untuk mendengarkannya.
Posting Komentar