Menara Pengawal mengajarkan bahwa Yesus memiliki Allah, oleh karena itu Yesus tidak mungkin Allah*.
(Yohanes 20:17) Yesus mengatakan kepadanya, ”Jangan lagi memegang aku erat-erat. Karena aku belum naik kepada Bapak. Tetapi pergilah kepada saudara-saudaraku dan katakanlah kepada mereka, ’Aku akan naik kepada Bapakku dan Bapakmu dan kepada Allahku dan Allahmu.’”
Pertama, Yesus mengatakan “… Bapakku dan Bapakmu … Allahku dan Allahmu”. Yesus tidak mengatakan “… Bapak kita … Allah kita”.
Mengapa Yesus menggunakan frase yang lebih panjang, bukannya mengatakan saja Bapak kita … Allah kita” yang lebih pendek dan tidak bertele-tele? Apakah Saudara menemukan perbedaan kedua frase ini?
“… Bapakku dan Bapakmu … Allahku dan Allahmu” | Hubungan Yesus-Bapak tidak sama seperti hubungan Maria-Bapa |
“… Bapak kita … Allah kita” | Hubungan Yesus-Bapak sama dengan hubungan Maria-Bapak |
Jadi, jika hubungan Maria-Bapak adalah sebagai hubungan antara ciptaan-Pencipta, maka tentunya hubungan Yesus-Bapak tidak seperti hubungan yang demikian. Termasuk tidak salah jika kita mengatakan bahwa hubungan Yesus-Bapak adalah hubungan antarpribadi dalam Kesatuan Allah yang tunggal.
Kedua, bagaimana dengan “Yesus memiliki Allah”? Poin ini berkaitan erat dengan poin pertama. Kita terlalu sering mengartikan bahwa jika A yang memanggil B sebagai “Allah”, maka A adalah makhluk ciptaan B (inilah hubungan antara Maria-Bapak).
Ketika Yesus memanggil Bapak sebagai “Allah”, dalam benak kita, kita telah mempersamakan atau menyetarakan Yesus dengan Maria yang juga memanggil Bapak sebagai “Allah”. Dan pemikiran tak sadar ini telah dibuktikan kurang tepat.
Jadi, walaupun Yesus memanggil Bapak sebagai “Allah”, maknanya berbeda dengan Maria yang memanggil Bapak sebagai “Allah” (Yesus mengatakan, “… Bapakku dan Bapakmu … Allahku dan Allahmu”, bukannya “… Bapak kita … Allah kita”).
*“The true identity of Jesus can be discerned when, following his resurrection, he tells Mary Magdalene: “I am ascending . . . to my God and your God.” (John 20:17) From this it is clear that Jesus had a God. Thus, he could not be God, as Christendom’s Trinity teaching asserts.” (*** g90 4/22 p. 16 Oberammergau’s “Passion Play”—How Close to the Bible? ***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar