Blog ini tidak dibuat oleh seorang Saksi Yehuwa. Blog ini membahas ajaran Saksi Yehuwa dengan menggunakan publikasi dan Alkitab. Ditujukan kepada siapa saja yang berhati tulus dan ingin memeriksa kebenaran pengajaran Saksi Yehuwa.

Rabu, 09 Maret 2011

Psikologi Bergabung dan Keluar dari Menara Pengawal dan Kesaksian Pribadi Jay Hess (Mantan Pembela Ajaran Menara Pengawal)

Seringkali ketika saya menjelaskan kesalahan-kesalahan yang parah dalam Lembaga Menara Pengawal, orang-orang bertanya ‘Bagaimana bisa seseorang bergabung dalam agama itu?’ atau ‘Bagaimana bisa seseorang tetap bergabung dalam agama itu’ dan ‘Ketika seorang Saksi melihat adanya kesalahan-kesalahan, mengapa susah untuk mereka keluar?’ Dan makin hari makin banyak orang yang bergaung dengan agama Menara pengawal dan banyak yang tetap berdiam di dalamnya meskipun mereka tidak bahagia.

Yang membuat saya tertarik kepada Menara Pengawal adalah kehandalan mereka dalam menangani hampir setiap pertanyaan Alkitab yang diajukan kepada mereka. Kelihatannya mereka memiliki semua jawaban. Saya senang mendengar jawaban-jawaban mereka. Saksi-saksi yang berpengalaman biasanya tidak mempunyai masalah dalam menangani jemaat gereja yang biasa-biasa saja dan membuatnya kebingungan. Bukanlah hal yang tidak biasa bagi Saksi (tanpa pelatihan seminari Saksi) untuk menantang pendeta-pendeta. Sebelum saya dibaptis, saya berdinas dari rumah-ke-rumah dengan Saksi-saksi yang berpengalaman dan mengamati keterampilan mereka. Saya pikir ‘sungguh, inilah kebenaran!’ Setelah diyakinkan bahwa Lembaga Menara Pengawal memiliki ‘kebenaran’ (seperti yang biasa disebutkan Saksi), saya dibaptis. Saya sangat senang menjadi bagian dari “organisasi Allah”.

Segera setelah dibaptis, menjelang kelulusan saya dari SMA, saya menyadari bahwa Menara Pengawal menentang kita masuk kuliah. Pada saat itu (1969), komunitas Saksi sedang menekankan bahwa pada 1975 kemungkinan akan menjadi akhir ‘sistem sekarang ini’, yaitu, akhir dari lembaga manusia yang tak sempurna dan awal pemerintahan 1000 tahun Yesus atas bumi. Jadi, tidak ada alasan untuk mempertimbangkan pendidikan yang lebih tinggi, karena dunia akan segera berakhir. Tetapi orang tua saya merasa bahwa kuliah baik untuk saya dan saya memang tidak punya kesempatan untuk bekerja, jadi saya setuju dengan mereka.

Sekitar empat tahun berikutnya adalah masa pertumbuhan saya, belajar lebih banyak tentang kepercayaan “Saksi-saksi Yehuwa”. Ini adalah masa peralihan di mana saya, seperti Saksi lainnya, berpindah dari hidup dengan kebebasan yang relatif menjadi seseorang yang dikontrol Lembaga.

Menara pengawal menggunakan beberapa teknik untuk mengontrol anggota-anggotanya.

Kebiasaan agama yang sangat amat berbeda dengan yang lainnya menciptakan adanya dinding pemisah budaya dengan agama-agama lain. Tempat perhimpunannya tidak sebut “gereja”, tetapi “Balai Kerajaan”. Gedungnya lebih terlihat seperti ruang kuliah daripada bangunan relijius. Rata-rata. Saksi yang loyal terlibat 11 jam per minggu dalam kegiatan relijius, studi, dan perhimpunan. Mereka menolak gambar salib sebagai objek jahat yang tidak mungkin melambangkan Kristus. Tidak ada kantong persembahan yang diedarkan, kekati pada “kotak kontribusi” yang di dalamnya berisi kontribusi para anggota yang diberikan entah sebelum atau setelah perhimpunan. Lagu-lagu mereka tidak dipinjam dari lagu Kristen tradisiona, tetapi adalah lagu-lagu mereka sendiri. Lagu-lagu tersebut bukannya “meningspirasi” dan memuji Yesus, tetapi menekankan kepada Bapak (Yehuwa) dan organisasi. Dalam buku mereka “Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat! (1988)” hal. 36 berkomentar “Tetapi dalam buku nyanyian terbaru pada tahun 1984, Yehuwa dimuliakan empat kali lebih banyak daripada Yesus.” (seperti MP 1/8/91, hal. 9, tetapi coba bandingkan dengan Yoh. 5:23).

Biasanya sidang menampung 80-140 orang. Ini menyulitkan seseorang untuk ‘menghilang dalam keramaian’. Tiga dari lima perhimpunan membutuhkan partisipasi hadirin dan tiap hadirin dipanggil “Saudara [nama]” dan “Saudari [nama]”. Karena sidang yang berukuran kecil, jadi nampak siapa yang tidak berpartisipasi. Orang-orang yang tidak berpartisipasi ini akan dianggap sebagai entah tidak melakukan persiapan atau berkelakuan buruk. Dengan cara ini, para anggota dibentuk menjadi komunitas di mana semua orang terlihat dan ditekan (atau “didorong”) untuk berpartisipasi dan menjadi selaras.

Semua Saksi pria dewasa “didorong” untuk “menjangkau” sidang dengan menjadi lebih aktif dalam kegiatan administrasi dan “hak istimewa” mengajar. Pengistilahan ini memberi kesan bahwa seseorang hanya perlu bersedia dan sukarela. Tetapi pada kenyataannya, bukan tergantung seseorang untuk mengambil tanggung jawab yang lebih, melainkan tergantung badan penatua untuk menawarkan tanggung jawab-tanggung jawab ini. karena kebanyakan hak istimewa adalah perkara yang kelihatan, maka jika tidak ada pria yang melakukan tugas tersebut, maka akan nampak jelas kepada semua orang bahwa orang ini berkelakuan buruk atau didiskualifikasi badan penatua. Atau, orang ini tidak cocok dan tidak diterima sepenuhnya. Hasilnya adalah sidang menggunakan barometer badan penatua dan hak istimewa yang mereka berikan untuk menentukan sejauh apa seorang pria diterima.

Seorang anggota diterima penatua-penatua dan sidang hingga pada saat orang itu selaras dengan peraturan dan praktek Lembaga yang dicetak dalam empat majalah sebulan, lima perhimpunan seminggu, dan surat kabar internal “Pelayanan Kerajaan Kita”. Alur pengaturan seperti ini biasanya merupakan pengulangan, tetapi beberapa perubahan selalu dinantikan, seperti yang suka mereka katakan “terang bertambah terang dan terang.’ Jadi, seorang Saksi harus tetap berjalan sejajar dengan pemahaman terkini dari Badan Pimpinan dan terus-menerus selaras, dalam rangka menjaga tugas-tugas yang ditetapkan sidang.

Semua Saksi secara terus-menerus diingatkan akan 1 Kor. 15:33 dan interpretasi Lembaga mengatakan bahwa berteman dengan non-Saksi adalah tindakan yang tidak bijaksana. Jadi, sebagaimana Saksi terus selaras dengan “dorongan” Menara Pengawal, hubungan dengan non-Saksi menjadi mati dan tidak ada hubungan dengan non-Saksi yang terbentuk. Beberapa tahun kemudian, Saksi menemukan bahwa semua relasi pertemannnya ada di dalam organisasi.

Setiap anggota tahu bahwa jika seseorang membantah doktrin Lembaga, ia akan dikeluarkan dari persekutuan, atau pemecatan. Kecuali untuk anggota keluarga dekat yang tinggal dalam rumah, tidak diperbolehkan ada Saksi lain yang menyapa atau berbincang dengan seorang Saksi yang dipecat. Untuk anggota yang dikucilkan, semua identitas rohaninya hilang, semua pertemanan dan kebiasaannya menguap. Dengan disiplin seperti inilah Menara Pengawal mengontrol setiap Saksi secara rohani, social, dan psikologis.

Semenjak Menara Pengawal sangat kuat menentang kuliah, saya meninggalkan kuliah saya pada musim panas 1971 dan melepaskan beasiswa saya, berikrar tak akan kembali. Dua tahun studi matematika yang saya ambil, termasuk beberapa studi kelulusan sarjana, tidak memberikan saya arah hidup. Saya percaya bahwa hanya Allah melalui Menara Pengawal yang dapat memberikan saya arah hidup/ saya mulai bekerja membersihkan rumah dan memotong rumput. Bukanlah hal yang tidak biasa bagi seorang Saksi untuk memiliki pekerjaan tanpa keterampilan seperti ini untuk tetapo bertahan hidup sembari menunggu sistem ini berakhir. Saya segera menikahi seorang Saksi, yang memiliki tiga anak dari pernikahannya terdahulu. Saya sangat sulit dalam membiayai keluarga saya , sehingga saya merasa bahwa setelah empat tahun berhenti kuliah, saya sadar bahwa saya perlu kembali dan menyelesaikan studi saya.

Saya tiba-tiba merasakan sengat akibat tida selaras dengan ‘anjuran’ Menara Pengawal. Ketika saya mulai kuliah, semua hak istimewa saya dalam sidang dihapuskan. Para penatua tidak senang bahwa saya kembali kuliah pada musim gugur 1975, terutama karena akhir sistem ini sudah begitu dekat. Jadi pertama kalinya dalam hidup saya, saya merasakan murka organisasi untuk sesuatu yang saya lakukan yang saya rasa benar. Setelah kuliah selama kurang dari dua tahun, saya muncul dengan gelar master dalam matematika terapan. Gelar ini menjadi tanda permanen bahwa saya menolak nasihat Menara Pengawal. Saya tidak membiarkan Badan Pimpinan mengatur pikiran dan tindakan saya.

Saya sangat lapar akan perhimpunan yang merangsang mental. Walaupun Saksi biasanya tidak bergabung dalam organisasi atau klub yang membuat mereka berinteraksi dengan non-Saksi, saya bergabung dengan Mensa (lembaga untuk mereka yang termasuk dalam 2% populasi teratas dalam tes IQ terstandar). Melalui ini, saya berhubungan dengan Saksi-saksi lain yang juga tertarik untuk riset Alkitab dan mempertahankan ajaran Menara Pengawal. Saya memulai “kelompok dengan minat khusus” dalam Mensa untuk Saksi yang berminat membagikan hasil riset Alkitab dan mulai menerbitkan bulletin yang mempertahankan ajaran Menara Pengawal. Yang saya tidak sadari adalah Menara Pengawal ingin menjadi sumber ‘makanan rohani’ satu-satunya.

Usaha saya untuk menerbitkan riset saya telah melanggar “tanah yang kudus”. Lembaga memperingatkan saya melalui Saksi yang ‘loyal’ lainnya dan penatua-penatua diperintahkan untuk menginvistigasi saya. Walaupun badan penatua membaca semua bulletin saya (hampir 200 halaman), mereka tidak dapat menemukan apapaun yang bertentangan dengan ajaran Menara Pengawal. Para penatua memperbolehkan saya untuk tetap menyandang hak istimewa dalam sidang, tetapi saya sadar bahwa ‘organisasi’ bukanlah tempat yang membahagiakan seperti yang sebelumnya saya pikirkan.

Walaupun saya kehilangan beberapa rasa penerimaan orang terhadap saya dalam sidang karena saya kuliah dan mempublikasikan riset, saya bangga menjadi salah seorang “Saksi Yehuwa”. Lembaga terus memperlengkapi kami untuk membahas doktrin kontroversial secara efektif dan bagaimana menangani hampir semua argument agama dan filsafat. Ini menambahkan keyakinan saya bahwa saya memiliki ‘kebenaran’. Saya berdebat dengan lulusan sekolah teologi dan ateis dengan mudah. Karena keterampilan saya mengajar doktrin Menara Pengawal dan menangani ‘penentang-penentang’, saya mendapatkan reputasi sebagai “pistol”, yang digunakan untuk menangani keadaan yang sukar.

Dua tantangan doktrinal yang paling menarik hati saya adalah doktrin Tritunggal (Saksi Yehuwa adalah Arian – mereka tidak percaya bahwa Yesus adalah satu Allah dengan Bapak) dan tujuan bahwa Saksi adalah nabi palsu. Saya merasa terdorong untuk menginvestigasi masalah ini dan menuliskan respon-respon yang meyakinkan. Awalnya saya mencurahkan riset saya dalam bulletin saya, kemudian saya membuat video berdurasi tujuh jam. Saya berusaha untuk menjawab setiap argument penganut Tritunggal.

Satu hal yang amat menarik perhatian saya adalah ketika yesus disembah. Awalnya, dalam Ibr. 1:6 dalam Alkitab Lembaga (Terjemahan Dunia Baru), dikatakan bahwa malaiukat-malaikat “menyembah” Yesus. Kemudian, dalam 1971, Lembaga mengganti kata tersebut menjadi “sujud”. Tetapi dalam 15 November 1970, Menara Pengawal, hal. 702 dengen jelas mengataka bahwa Yesus disembah. ‘Penentang-penentang’ Lembaga sering berpikir bahwa karena hanya Allah yang disembah (Kel. 34:14) dank arena Yesus disembah (Mat. 28:9, Ibr. 1:6, Peny. 5:13,14), maka Yesus adalah Allah. Beberapa Saksi mampu meresponi argument ini, tetapi melalui banyak jam yang saya habiskan untuk riset, saya sampai pada penjelasan bahwa Yesus dapat disembah, tetapi Ia bukan Allah. Betapa senang rasanya memiliki jawaban itu, saya pikir, membela posisi Lembaga! Anehnya, inilah yang membuat saya keluar dari Saksi Yehuwa.

Riset yang saya lakukan dalam topic apakah Saksi adalah nabi palsu atau bukan sangatlah panjang dalan dalam tahun 1989 dan 1990, saya memproduksi buku kecil berjudul “Saksi-saksi Yehuwa bukanlah Nabi Palsu”. Buku ini dicetak secara pribadi tanpa nama saya di dalamnya dan didistribusikan kepada Saksi-saksi di Amerika dan Inggris. Banyak yang menyukai buku itu, tetapi itu melanggar peraturan bahwa hanya Menara Pengawallah satu-satunya yang menyebarkan “makanan rohani”. Saya melanggar “tanah yang kudus” sekali lagi.

Pada saat itu, saya berteman dengan beberapa orang yang digunakan Lembaga untuk menghasilkan publikasi. Seseorang menyarankan saya untuk mengirimkan buku saya ke Departemen Penulisan Menara Pengawal. Hasilnya, Departmen Penulisan meminta saya mengirimkan artikel saya yang membantah Tritunggal untuk digunakan dalam majalah Menara Pengawal. Saya menulis artikel tersebut dan beberapa artikel lainnya dan mengirimkannya dengan menggunakan label nama khusus yang mereka berikan kepada saya. Sekarang saya yakin bahwa saya diterima dan aman dalam organisasi Allah.

Proyek berikutnya ketika saya terdorong untuk menulis buku yang berjudul “Bagaimana Memelihara Sukacita dalam Organisasi Allah”. Saya ingin membagikan pengalaman-pengalaman saya dengan Saksi-saksi lainnnya dan menolong agara mereka tetap berdiam dalam organisasi Allah apapun masalahnya. Tetapi setelah saya menyelesaikan buku ini, saya berada dalam masalah besar.

Dalam Maret 1990 dua hal yang mendatangkan akhir karir saya di Menara Pengawal berakhir. Sepanjang minggu 19 Maret, dalam salah satu perhimpunan (‘Sekolah Teokratis’) mereka mengumumkan di semua sidang bahwa Yesus tidak untuk disembah. Kedua, pada majalah Menara Pengawal 15 Maret 1990, ada dua artikel yang membuktikan bahwa lembaga dipilih pada tahun 1919 sebagai saluran komunikasi Allah yang setia. Beberapa hal diajukan untuk mendukung klaim ini, dan dua bahasan pada halaman 13 menarik perhatian saya. Pertama, mereka mengaku bahwa mereka netral secara politik selama dan sejak Perang Dunia I. kedua, mereka mengaku bahwa mereka memahami nubuatan penting tahun 1914. Dari riset pribadi, saya tahu bahwa kedua hal ini tidaklah demikian.

Selama Perang Dunia I, staf Menara Pengawal membeli war bond (semacam saham yang dijual negara untuk membiayai perang) untuk mendukung perang dan ketika anggota-anggotanya yang ingin tetap netral memilih untuk keluar organisasi, Menara Pengawal mengkritik mereka karena pergi. Mereka juga memuji Liga Bangsa-Bangsa, yang pada masa kini disebut Lembaga sebagai bagian pertama dari “patung binatang buas” seperti dalam Peny. 13:14-18.

Sebagaimana klaim kedua (bahwa mereka mengerti betapa pentingnya yahun 1914), mereka ternyata mengalami kekecewaan di mana 1914 tidak mendatangkan akhir kehancuran sistem yang fasik dan awal pemerintahan 1000 tahun Yesus. Bukannya percaya seperti apa yang dipercayai Saksi sekarang ini (bahwa Yesus kembali secara tak kelihatan pada 1914), Menara Pengawal mengajar dari 1879-1943 bahwa Yesus kembali secara tak kelihatan pada 1874! Jadi, segala sesuatu yang diprediksi lembaga untuk tahun 1914 gagal terjadi, dan apa yang sekarang mereka percaya mengenai keharian Yesus yang tak kelihatan adalah kemurtadan!

Saya mendekati seorang Saksi (yang pada saat itu adalah seorang penatua) bahwa Yesus disembah, sebuah kepercayaan yang Saksi itu nyatakan kepada Saksi-saksi Yehuwa. Kami berdua kaget ketika dengan pernyataan tegas Menara Pengawal bahwa Yesus tidak disembah. Kebohongan dalam majalah Menara Pengawal 15 Maret 1990 memutuskan hubungan saya dengan Lembaga. Segera setelah itu, lembaga mulai menginvestigasi saya dan teman saya untuk mengenai pernyataan kami bahwa yesus itu disembah. Sebuah pengadilan relijius (“Komite Khusus”) diadakan dan kami dituduh “menyebabkan perpecahan” dengan mengatakan kepada Saksi-saksi lainnya bahwa kami menyembah Yesus. Kami berdua dinyatakan bersalah. Pengadilan menghukum teman saya dengan mengumumkan kepada sidang bahwa ia bersalah tetapi tetap diperkenankan untuk tetap berada dalam organisasi. Saya mempertanyakan keputusan mereka dengan menyatakan bahwa saya merasa tidak salah untuk melakukan apa yang sebelumnya saya lakukan. Saya dinyatakan salah lagi dan dipecat pada 3 Februari 1992.

Keluarga saya hampir hancur pada malam itu. istri saya perlahan menjadi lebih marah dan menentang saya. Anak perempuan saya pindah dari rumah, agar tidak berbicara dengan saya lagi, jika ia menikah saya tidak akan diperbolehkan untuk berhubungan dengannya, suaminya, atau anak-anaknya.

Kejatuhan saya dalam Lembaga adalah hasil dari berpikir independen, sesuatu yang dilarang dilakukan Saksi. Ironisnya, majalah Menara Pengawal yang sama (15 Maret 1990) meyakinkan saya bahwa Menara Pengawal berdusta kepada saya , juga berbicara mengenai keuntungan melakukan “investigasi independen” (hal. 23).

Dalam pandangan saya mengenai apa yang sebaiknya dan tidak sebaiknya terjadi, saya tidak dapat menjelaskan bagaimana saya keluar dari satu-satunya agama yang pernah saya percayai. Saya dikatakan bahwa menurut standar Allah, saya ini fasik. Bagaimana hal ini bisa terjadi padahal saya merasa yakin saya tahu standar-standar Allah dan dosa-dosa serius apapun akan dengan mudah nampak? Saya tidak melihat ada sesuatu dalam tindakan saya yang terlihat fasik. Ini membawa saya pada kebingungan. Saya tidak nyaman dengan keadaan ini dan menginginkan jawaban dan dengan segera.

Melalui bantuan dari mantan Saksi dan publikasi-publikasi mereka, saya menemukan beberapa jawaban umum terhadap pertanyaan psikologis dan teologis saya. Melalui riset pribadi dan, saya percaya, melalui bantuan Roh Kudus Allah, saya telah menyelesaikan perkara-perkara doktrinal yang menjadi masalah bagi saya. Saya sekarang telah pulih secara rohani dan memahami bagaimana saya tergoda untuk bergabung dalam Menara pengawal dan mengapa organisasi terasa menahan saya dengan amat kuat. Saya sekarang tahu sukacita rohani yang melampaui apapun yang pernah saya alami dalam Lembaga. Walaupun saya kehilangan keluarga dan budaya saya yang dulu, Yesus membuka mata saya dan memperbolehkan saya untuk melihan Dia yang saya cari-cari untuk saya sembah (Yoh. 9).

Tidak ada komentar: