rs hlm. 411 par. 2 Tritunggal | Ketika mengatakan, ”Aku dan Bapak adalah satu”, apakah Yesus memaksudkan bahwa mereka setara? Beberapa penganut Tritunggal berkata bahwa memang begitu. Namun, di Yohanes 17:21, 22, Yesus berdoa untuk para pengikutnya, ”Agar mereka semua dapat menjadi satu,” dan ia menambahkan, ”agar mereka dapat menjadi satu sebagaimana kita adalah satu.” Ia menggunakan kata Yunani yang sama (hen) untuk kata ”satu” dalam semua ayat tersebut. Jelas, tidak berarti bahwa semua murid Yesus menjadi bagian dari Tritunggal. Namun mereka memiliki kesatuan dalam tujuan dengan Bapak dan Putra, kesatuan serupa yang mempersatukan Allah dan Kristus. |
Benarkah penalaran Organisasi di atas?
Memang benar bahwa kata “satu” dalam Yoh. 10 dan Yoh. 17 adalah kata yang sama. Tetapi dalam bahasa, satu kata yang sama yang muncul pada dua tempat tidak selalu bermakna sama, karena makna ditentukan oleh konteks. Contohnya berikut:
Kita harus memastikan bahwa semua makanan yang akan kita santap sudah dimasak dengan baik. |
Alkitab adalah sumber makanan bagi jiwa kita. |
Pada dua kalimat itu digunakan kata yang sama (“makanan”). Tetapi apakah maknanya persis sama? Ternyata tidak.
Makanan jasmani yang harus dimasak |
Makanan rohani bagi jiwa |
Nah, dari sini kita belajar bahwa satu kata yang sama dapat berbeda makna, menurut konteksnya masing-masing.
Jika kita sudah memahami ini, maka kita tak akan mengalami kesulitan ketika membaca di mana "ragi" digunakan untuk menggambarkan orang fasik dan pada kesempatan lain, menggambarkan Kerajaan Surga (Mat. 13:33, 16:6).
Yang dilakukan Menara Pengawal dalam menjawab ini adalah memukulratakan makna kata “satu” pada Yoh. 17 sehingga makna kata tersebut dibuat berlaku juga pada Yoh. 17, padahal, konteks Yoh. 10 dan Yoh. 17 jelas beda.
Dalam Yoh. 17 memang sudah amat jelas bahwa konteksnya sedang memaksudkan kesatuan dalam tujuan. Tetapi, bagaimana menurut konteks Yoh. 10?
Yoh. 10= setelah Yesus mengatakan Ia satu dengan Bapak, orang Yahudi sadar bahwa Ia sedang menyetarakan diri-Nya dengan Bapak. |
(Yohanes 10:30-33) Aku dan Bapak adalah satu.” Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk merajam dia. 32 Yesus menjawab mereka, ”Aku mempertunjukkan kepadamu banyak pekerjaan baik dari Bapak. Pekerjaan yang mana menyebabkan kamu hendak merajam aku?” Orang-orang Yahudi itu menjawab dia, ”Kami merajam engkau, bukan karena suatu pekerjaan baik, tetapi karena hujah, ya, karena engkau, meskipun seorang manusia, menjadikan dirimu |
Jika Yesus sedang mengatakan bahwa Ia ber-“kesatuan dalam tujuan” dengan Bapak:
- mengapa Ia sampai dituduh menghujah? (ay. 33)
- mengapa Ia dituduh menjadikan dirinya “allah”, jika Ia hanya menyatakan “kesatuan dalam tujuan”?
Jika Yesus hanya sekedar “kesatuan dalam tujuan” dengan Bapak, tetapi mengapa orang-orang Yahudi begitu berlebihannya menuduh Yesus yang macam-macam? Jelas ini membuktikan bahwa orang-orang Yahudi memahami apa yang sedang dikatakan Yesus sebenarnya, bahwa Ia sedang menyetarakan diri-Nya dengan Bapak (ay. 33).
Mungkin ada dari Saudara yang mengatakan “Orang Yahudi salah paham.” Jika memang demikian, bukankah Yesus pastinya akan mengoreksi pandangan mereka dan mengatakan “Wahai kalian orang-orang Yahudi, aku tidak sedang menjadikan diriku setara dengan Allah, melainkan aku hanya mengatakan bahwa kami adalah satu dalam hal tujuan”. Tetapi mengapa Yesus tak mengoreksi? Mudah, karena memang dalam hal ini, pandangan orang-orang Yahudi tersebut tidak salah.
Menara Pengawal menggunakan makna kata “satu” dalam Yoh. 17 dan diterapkan dalam Yoh. 10 (padahal konteks keduanya jelas berbeda). |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar