Blog ini tidak dibuat oleh seorang Saksi Yehuwa. Blog ini membahas ajaran Saksi Yehuwa dengan menggunakan publikasi dan Alkitab. Ditujukan kepada siapa saja yang berhati tulus dan ingin memeriksa kebenaran pengajaran Saksi Yehuwa.

Rabu, 10 Agustus 2011

Suara Organisasi sebagai Suara Allah: Tanggapan Pembaca

Mengenai:

“Respond to the directions of the organization as you would the voice of God.“ ( Watchtower 6/15/1957, p. 370)

Pembaca:

ya memang bukankah mereka menyampaikan firman Allah?? bukankah para nabi bahkan pendeta sekalipun bisa disebut demikian?? ini bukan berarti golongan budak, nabi atau pendeta adalah Allah, tapi yg mereka sampaikan adalah firman dari Allah, yg berarti mereka sama saja “corong Allah” yg bisa juga disamakan “suara Allah” (yohanes 10: 34-35)

Tanggapan untuk artikel “Siapakah Saya?

Tanggapan yang menarik, Sdr. Anonymous….

PERTAMA, kita bersama belum sampai kepada pembuktian bahwa Badan Pimpinan menyampaikan firman Allah yang benar. Pada saat ini saya malah sedang mempertanyakan kredibilitas organisasi tersebut dan mendiskusikannya dengan Saudara dan rekan-rekan Saksi yang mengunjungi web ini.

KEDUA, kalau yang terbukti nabi (Perjanjian Lama), jawaban saya “iya”. Untuk pendeta, saya rasa tidak bisa disebut demikian. Dalam Kekristenan, tidak ada konsep adanya golongan tertentu yang berperan sebagai “perantara informasi” antara Allah dan manusia. Adanya pendeta berfungsi sebagai pembantu dan pembimbing kita untuk berhubungan dengan Allah. Mereka bisa salah dan suara mereka tidak dapat dipersamakan dengan “suara Allah”. Mereka adalah orang-orang yang sama seperti kita, cuma bedanya mereka sudah belajar lebih banyak secara formal mengenai Alkitab.

KETIGA, walaupun saya tidak tertarik sama sekali untuk membela gereja (saya lebih tertarik untuk mendiskusikan Alkitab), saya merasa mereka yang disebut, katakanlah, pemimpin atau pengajar, harus tetap diperiksa.

Saya sering kali mengambil contoh jemaat Berea:

Kisah 17:10-11

Pada malam harinya, segera saudara-saudara menyuruh Paulus maupun Silas ke Berea, dan setibanya di sana, mereka masuk ke sinagoga orang Yahudi. Orang-orang yang disebutkan belakangan itu lebih berbudi luhur daripada orang-orang yang ada di Tesalonika, karena mereka menerima firman dengan kegairahan pikiran yang sangat besar, dan setiap hari, mereka memeriksa Tulisan-Tulisan Kudus dengan teliti untuk mengetahui apakah hal-hal itu benar demikian.

Wah, hebat sekali jemaat Berea. Bahkan jika ada rasul yang datang mengajar mereka, mereka menguji ajaran rasul tersebut dengan Alkitab; apakah benar-benar ajaran rasul tersebut sesuai dengan Alkitab.

Hal ini menandakan bahwa jemaat Berea tidak pernah terpikir sekalipun untuk “menyamakan suara rasul dengan suara Allah” (kalau mereka menyamakan keduanya, mana berani mereka menguji kembali ajaran-ajaran yang mereka terima?)

KEEMPAT, mengenai ayat di Yoh:

Yohanes 10:34-35

Yesus menjawab mereka, ”Bukankah tertulis di dalam Hukummu, ’Aku berfirman, ”Kamu adalah allah-allah”’? Jika mereka, yang kepadanya firman Allah datang, ia sebut ’allah-allah’, padahal Tulisan-Tulisan Kudus tidak dapat dibatalkan,

Ada dua hal menarik mengenai ayat ini:

A. Ayat ini tidak sedang berbicara mengenai tentang pengajaran, melainkan penghakiman

B. “Para allah” ternyata melakukan kesalahan. Kepada mereka dikatakan ”Berapa lama kamu akan terus menghakimi dengan ketidakadilan Dan bersikap berat sebelah kepada orang-orang fasik?" (ayat 2). Jelas, penghakiman mereka tidak sama dengan penghakiman Allah.

Memang dikatakan bahwa Allah menghakimi melalui mereka (ay. 1), namun ternyata mereka tidak melakukan pelayanannya dengan baik (ay. 2). Inilah mengapa para hakim ini ditinggikan di ayat 6, tetapi kemudian direndahkan pada ayat 7. Ayat 7 yang menyadarkan mereka kalau mereka itu bukan makhluk ilahi, tapi hanya manusia biasa yang "akan mati seperti manusia" dan juga "akan jatuh".

Maz. 82 diakhiri dengan seruan yang berisi seruan kuat agar Allah menghakimi bumi (ay. 8), karena hanya Allahlah Pribadi yang adil-benar.

Jadi, ternyata penghakiman Allah tidak selalu sama dengan penghakiman para hakim PL. Penghakiman para hakim bisa salah, namun penghakiman Allah tidak bisa salah.

Jadi, suara mereka yang mengakui pelayan Allah tidak dapat disamakan dengan suara Allah. Alkitab memberikan contoh yang baik dari jemaat Berea, yang tidak pernah menganggap “suara rasul adalah suara Allah”, sebelum dicocokkan dengan Akitab.

Jika mereka bahkan memeriksa kembali ajaran para rasul, apakah kita menjadi tidak berani memeriksa kembali ajaran organisasi manapun yang mengatasnamakan organisasi Allah?

Oleh karena itu, ajaran untuk mendengarkan instruksi organisasi seperti mendengarkan suara Allah tidak sesuai dengan ajaran Alkitab.

Matius 15:9

Sia-sia mereka terus menyembah aku, karena mereka mengajarkan perintah manusia sebagai doktrin.’”

Tidak ada komentar: