Blog ini tidak dibuat oleh seorang Saksi Yehuwa. Blog ini membahas ajaran Saksi Yehuwa dengan menggunakan publikasi dan Alkitab. Ditujukan kepada siapa saja yang berhati tulus dan ingin memeriksa kebenaran pengajaran Saksi Yehuwa.

Senin, 05 September 2011

Jika Allah Tahu bahwa Manusia akan Jatuh dalam Dosa Sebelumnya, Allahlah Sumber Kejahatan?

Seorang pembaca berkomentar:

“Kalau sebelum manusia diciptakan, Allah tahu bahwa mereka akan berdosa, sengsara dan mati, berarti itu sama saja Allah merancang hal jahat pada manusia; dengan kata lain Allahlah penyebab kesengsaraan manusia.” (ed.)

Hal ini sama seperti publikasi berikut:

w98 15/8 hlm. 30

Seandainya Allah mengetahui di muka dan menetapkan kejatuhan Adam ke dalam dosa, maka Yehuwa menjadi pencetus dosa sewaktu Ia menciptakan manusia dan akan bertanggung jawab atas semua kefasikan dan penderitaan manusia. Ini tidak dapat diselaraskan dengan fakta bahwa Yehuwa adalah Allah kasih yang membenci kefasikan.

Menurut saya, sama sekali tidak demikian.

PERTAMA, dari awal diskusi sampai sekarang, tak ada satu rekan Saksipun yang mau (atau dapat?) menjelaskan ayat berikut:

Efesus 1:4-7

sebagaimana ia telah memilih kita dalam persatuan dengan dia sebelum dunia dijadikan, agar kita kudus dan tanpa cacat di hadapannya dalam kasih. Sebab ia telah menetapkan kita sebelumnya untuk diangkat menjadi putra-putranya melalui Yesus Kristus, sesuai dengan kehendaknya yang berkenan kepadanya, demi pujian bagi kebaikan hatinya yang tidak selayaknya diperoleh dan yang mulia, yang dengan baik hati ia anugerahkan kepada kita melalui pribadi yang dikasihinya. Melalui dialah kita memperoleh kelepasan, yaitu melalui tebusan dengan darah pribadi itu, ya, pengampunan atas pelanggaran-pelanggaran kita, sesuai dengan kekayaan dari kebaikan hatinya yang tidak selayaknya diperoleh.

Ayat tersebut dengan amat gamblong menyatakan bahwa rencana penebusan sudah ada bahkan sebelum dunia dijadikan (berarti sebelum manusia dijadikan juga).

Mohon rekan Saksi menjelaskan ayat di atas.

KEDUA, ketika Allah tahu bahwa manusia akan memilih dosa, itu bukan berarti Allah bertanggung jawab untuk dosa tersebut, karena Adam dan Hawa memilihnya dengan bebas.

KETIGA, Allah tidak pernah mencobai. Jadi, meskipun Allah sudah tahu sebelumnya bahwa manusia akan jatuh dalam dosa, itu bukan tindakan Allah. Ingatkan Saudara dengan ayat berikut?

Yakobus 1:13-15

Apabila mengalami cobaan, janganlah seorang pun mengatakan, ”Aku sedang dicobai Allah.” Karena sehubungan dengan hal-hal yang jahat Allah tidak dapat dicobai dan dia juga tidak mencobai siapa pun. Tetapi masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa; selanjutnya apabila dosa telah terlaksana, ia akan menghasilkan kematian.

KEEMPAT kenapa Allah mengizinkan Iblis mencobai manusia, yang kemudian akan jatuh dalam dosa dan mati? Jika Saudara berpikir bahwa Allah akan menjadi sangat jahat jika melakukan hal ini, maka itu berarti Saudara tidak menghargai (atau mungkin tidak tahu) kedaulatan Allah. Allah berdaulat, artinya Ia bisa melakukan apa saja, dan kita tidak bisa mengatur (atau tidak bisa diajari manusia).

Yesaya 40:13

Siapa yang telah mengukur roh Yehuwa, dan siapa sebagai penasihatnya dapat membuat dia mengetahui segala sesuatu?

Tetapi kita patut bersuka cita, karena Allah walaupun bisa berbuat apa saja, namun tidak akan mengingkari hakikat-Nya yang salah satunya adalah kudus (1 Pet. 1:16). Ini sudah amat menjamin bahwa Allah tidak akan berlaku jahat kepada kita. Ia tidak bisa berlaku jahat.

Apakah Saudara masih bisa komplain kepada Allah karena keputusannya membiarkan manusia jatuh dalam dosa? Jika ya, Saudara bisa membaca Roma 9:13-21.

Roma 9:20-21

Oh, manusia, siapakah engkau sebenarnya sehingga membantah Allah? Apakah yang dibentuk akan mengatakan kepada dia yang membentuknya, ”Mengapa engkau membuat aku seperti ini?” Apa? Bukankah tukang tembikar mempunyai wewenang atas tanah liat untuk membuat dari gumpalan yang sama satu bejana untuk tujuan yang terhormat, dan bejana yang lain untuk tujuan yang tidak terhormat?

Jadi, Allah tahu manusia akan berdosa, namun itu tidak membuat Allah sebagai sumber kejahatan, dan terlebih lagi, jika kita berani mengatakan bahwa “Allah, yang ini baik, yang ini jahat”, siapakah kita sampai kita bisa mengajari Allah?

KELIMA, Alkitab menubuatkan bahwa pada akhir zaman, akan ada peperangan dan banyak bencana. Apakah Saudara mampu mengatakan bahwa Allah jahat karena membiarkan penderitaan ini terjadi?

Sebagai seorang Kristen, saya beriman bahwa apa yang Allah lakukan semuanya adalah untuk kemuliaan-Nya.

Roma 9:17

…. agar sehubungan dengan engkau aku dapat memperlihatkan kuasaku, dan agar namaku dinyatakan di seluruh bumi.”

3 komentar:

Anonim mengatakan...

mengenai Yakobus 1:13-15 diatas.
saya jadi teringat tentang kisah abraham yang harus menyembelih anaknya.
nah pada kejadian ini, apakah ini bisa di katakan "allah sedang mencobai abraham?"

sekian, terima kasih.

saksiyehuwa mengatakan...

menurut saya, Allah tidak sedang mencobai Abraham. Allah tahu bahwa kasih Abraham kepadaNya sangat besar dan patut diuji agar Abraham 'naik kelas'.

makanya Tuhan menguji Abraham pada saat imannya sudah dewasa, bukan?

Anonim mengatakan...

Salam kenal Sdr.
Saya mencoba untuk menjawab pertanyaan anda yg masih belum dijawab oleh Saksi Yehuwa yang lainnya sampe sekarang ini.

Efesus 1:4 sebagaimana ia telah memilih kita dalam persatuan dengan dia sebelum dunia dijadikan, agar kita kudus dan tanpa cacat di hadapannya dalam kasih.

Apa yang dimaksud dengan ”dunia” sewaktu Paulus menulis kepada rekan Kristen bahwa mereka, sebagai satu kelompok, telah dipilih ”sebelum dunia dijadikan” bukanlah waktu sebelum Allah menciptakan bumi atau manusia, sebab hal itu akan melanggar prinsip mendasar dari keadilan. Bagaimana Adam dan Hawa dapat dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka jika Allah telah terlebih dahulu menentukan bahwa mereka akan gagal bahkan sebelum mereka diciptakan? Kalau begitu, kapankah Allah menetapkan cara untuk memperbaiki situasi yang timbul ketika Adam dan Hawa bergabung dengan Setan dalam pemberontakannya menentang kedaulatan Allah? Yehuwa baru melakukannya setelah orang tua kita yang pertama memberontak, tetapi sebelum munculnya dunia umat manusia yang tidak sempurna, namun yang dapat ditebus.

Semoga jawaban ini bisa membantu,
Terima Kasih. :)