Blog ini tidak dibuat oleh seorang Saksi Yehuwa. Blog ini membahas ajaran Saksi Yehuwa dengan menggunakan publikasi dan Alkitab. Ditujukan kepada siapa saja yang berhati tulus dan ingin memeriksa kebenaran pengajaran Saksi Yehuwa.

Senin, 26 Desember 2011

Pohon Natal: Kristenkah?



Pada artikel di atas, MP memberikan bukti bahwa pohon natal berasal dari kekafiran. Jika Saudara berpikir bahwa tulisan ini bertujuan untuk membantah pernyataan tersebut, maka Saudara nampaknya datang ke tempat yang kurang tepat. Tulisan ini bertujuan untuk menyajikan fakta-fakta lain yang dengan segaja tidak ditampilkan MP pada publikasi ini.

Banyak pendapat sejarah yang menjelaskan asal-usul pohon natal. Ada yang mengatakan bahwa pohon natal berasal dari kekafiran, ada yang mengatakan bahwa berasal dari Kekristenan, dan ada yang mengatakan bahwa berasal dari kebudayaan kafir yang diubah maknanya oleh Kekristenan.

Fakta terbesar yang ditutup-tutupi artikel kali ini adalah adanya pendapat yang mengatakan bahwa pohon natal ternyata ada hubungannya dengan Kekristenan (jadi tidak kafir melulu):

Sumber

Garlands, Conkers and Mother-Die: British and Irish Plant-Lore, hal. 173

Santo Boniface (abad VII) ketika berkonflik dengan suku-suku kafir, memotong pohon Oak, dan nampaklah tunas pohon cemara. Ia berkata "Biarlah Kristus menjadi cahaya dalam hari-hari tergelapmu...

Martin Luther (abad XIV), pada malam natal berkeliling-keliling, dan di bawah langit musim dingin yang cerah dan diterangi ribuan bintang, ia mendapat ide untuk menghias pohon dengan banyak lilin, yang menggambarkan langit yang penuh bintang ketika Kristus datang.

The Christmas Tree, James Hewitt, hal. 13

Seseorang di Bremen, Jerman, menghiasi pohon cemara dengan apel, kacang-kacangan, kurma, dll di rumah singgah, agar dapat diambil oleh anak-anak yang tinggal di sana.

Seorang penjahit di Besel menghiasi pohon dengan apel dan keju untuk merayakan kelahiran Yesus dan memberi makan orang-orang yang berkekurangan pada pagi hari ketika Natal

The Everything Family Christmas Book: Stories, Songs, Recipes, Crafts, Yvonne Jeffrey, hal. 47-48

Pada saat Kristus lahir, semua hewan mendapatkan kekuatan untuk berbicara, pohon-pohon bersemi, kecuali sebuah pohon cemara yang malu akan penampilannya. Kemudian Tuhan turun ke bumi dan memberi cahaya pada ranting-rantingnya. Pohon itupun tidak lagi malu.

Seorang pria miskin memberikan tempat bernaung dan makanan kepada seorang anak yang berkekurangan. Anak itu ternyata Kristus. Anak itu kemudian menciptakan pohon cemara yang kecil dan bercahaya sebagai ucapan terima kasih kepada pria itu.

Inilah fakta yang ditutup-tutupi MP pada artikel kali ini. MP hanya menyajikan data-data yang menyatakan bahwa pohon natal murni berasal dari kekafiran, dan dengan sengaja tidak mau menampilkan data-data lain yang menyatakan bahwa pohon natal ada kaitannya dengan Kekristenan.

Namun, entah pohon natal itu kafir atau bukan (sampai sekarang masih diperdebatkan), yang terpenting adalah apapun yang kita lakukan adalah untuk memuliakan Tuhan (Rom. 14:1-6).

Jika Saudara berpendapat bahwa pohon natal tidak dapat membuat Saudara memuliakan Tuhan, maka jangan pakai pohon natal.

Jika Saudara berpendapat bahwa pohon natal dapat membuat Saudara memuliakan Tuhan, maka silakan pakai pohon natal.

Apapun pilihan Saudara, akan dipertanggungjawabkan menurut hati nurani kita masing-masing di hadirat Allah.

Hati nurani saya pribadi merasa bahwa pohon natal tidak dapat lebih mengingatkan saya akan kedatangan Yesus. Oleh karenanya, saya tidak menggunakan pohon natal. Namun saya tidak melarang orang lain, yang merasa dengan pohon natal, mereka akan lebih dekat dengan keluarga mereka dan lebih merasakan suasana natal.

(Roma 14:3) Hendaklah orang yang makan tidak memandang rendah orang yang tidak makan, dan hendaklah orang yang tidak makan tidak menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menyambut orang itu.

Tidak ada komentar: