Ayat ini adalah salah satu ayat yang digunakan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah manusia dan sekaligus, Allah.
1 Tim. 2:5 | Sebab ada satu Allah, dan satu perantara antara Allah dan manusia, yaitu seorang manusia, Kristus Yesus, |
Menara Pengawal tentu saja tidak sependapat, dengan berkata:
ti hlm. 16 | Murid-murid memandang Yesus sebagai ‘pengantara yang esa antara Allah dan manusia,’ bukan sebagai Allah sendiri. (1 Timotius 2:5) Karena menurut definisi seorang pengantara adalah seorang yang terpisah dari mereka yang membutuhkan pengantara, suatu kontradiksi jika Yesus adalah satu kesatuan dengan salah satu pihak yang ia coba perdamaikan. Itu berarti ia pura-pura menjadi pengantara, padahal bukan. |
Jadi, Menara Pengawal bernalar:
- Yesus adalah perantara - Perantara adalah seseorang yang terpisah dari dua pihak - Dua pihak itu adalah Allah dan manusia Jadi, Yesus bukanlah Allah |
Demikian penalaran Menara Pengawal.
Adakah yang Saudara rasa ganjil? Sebenarnya ada yang kurang, karena jika mau konsisten, seharusnya Menara Pengawal bernalar sebagai berikut:
- Yesus adalah perantara - Perantara adalah seseorang yang terpisah dari dua pihak - Dua pihak itu adalah Allah dan manusia Jadi, Yesus bukanlah Allah dan juga bukan manusia |
Beranikah Menara Pengawal mengatakan bahwa Yesus bukan manusia? Tidak. Menara Pengawal mengajarkan bahwa Yesus adalah manusia:
w08 1/10 hlm. 27 | Pikirkan juga bahwa Yesus, sewaktu di bumi, adalah manusia sempurna sama seperti Adam. |
Dari sini kita melihat bagaimana ketidakkonsistenan penalaran yang dilakukan Menara Pengawal.
Jika kita percaya Tritunggal, maka kita tidak akan mengalami kesulitan dengan ayat ini, karena kita percaya bahwa Yesus adalah benar-benar manusia, sehingga kita tidak takut untuk juga percaya bahwa Ia adalah juga benar-benar Allah.
4 komentar:
- Yesus adalah perantara
- Perantara adalah seseorang yang terpisah dari dua pihak
- Dua pihak itu adalah Allah dan manusia
Jadi, Yesus bukanlah Allah dan juga bukan manusia.
(kesimpulan yang keliru)
kesimpulan yang benar:
- Yesus adalah perantara
- Perantara adalah seseorang yang terpisah dari dua pihak
- Dua pihak itu adalah Allah dan manusia yang berdosa.
Jadi, Yesus bukanlah Allah, dan Ia adalah manusia yang sempurna. sehingga bisa memerantarai antara Allah dan MANUSIA YANG BERDOSA.
by 607 SM
:)
Komentar yang menarik,
1. coba kita lihat ayatnya lagi,
(1 Timotius 2:5) Sebab ada satu Allah, dan satu perantara antara Allah dan MANUSIA, yaitu seorang MANUSIA, Kristus Yesus,
Alkitab selalu menggunakan kata-kata yang cermat, karena diilhami oleh Allah sendiri. Alkitab menggunakan kata “manusia”, Alkitab TIDAK MENULISKAN “antara Allah dan manusia BERDOSA, yaitu seorang manusia SEMPURNA”.
Dengan mengamati penggunaan kata-kata yang ada dalam ALkitab (yang hanya membedakan antara manusia dan Allah), penjelasan berikut lebih masuk akal:
- Perantara adalah seseorang yang terpisah dari dua pihak
- Dua pihak itu adalah Allah dan manusia
Jadi, Yesus bukanlah Allah dan juga bukan manusia. (jelas bertentangan dengan penjelasan Saksi)
Namun, tujuan saya menjelaskan ini, adalah untuk menjelaskan pendapat saya:
- perantara haruslah memiliki hakikat yang sama seperti yang diperantarai
- yang diperantarai adalah Bapak (hakikat:Allah) dan manusia berdosa (hakikat:manusia)
- Jadi, Yesus haruslah 100% Allah, haruslah 100% manusia
Penjelasan ini cocok dengan penelaahan:
(1 Timotius 2:5) Sebab ada satu Allah, dan satu perantara antara Allah dan MANUSIA, yaitu seorang MANUSIA, Kristus Yesus,
Yesus memerantarai Allah dan manusia, namun dikatakan bahwa Yesus adalah manusia. dengan penalaran yang sama, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Yesus juga Allah.
2. apakah Saudara setuju kalau saya katakan “Saksi mengajarkan bahwa malaikat adalah perantara antara Allah dan manusia?”
Kehidupan manusia yang sempurna dari Yesus adalah “tebusan yang sesuai” yang dituntut oleh keadilan ilahi—tidak lebih, tidak kurang.
Suatu prinsip dasar bahkan dari keadilan manusia ialah bahwa harga yang dibayar harus sesuai dengan kesalahan yang dilakukan.
Jika Yesus adalah Allah, harga tebusan akan sangat jauh lebih tinggi daripada apa yang dituntut oleh Taurat Allah sendiri.
Keluaran 21:23-25 …jiwa ganti jiwa
Imamat 24:19-21 …jiwa ganti jiwa
Yang berdosa di Eden hanya seorang manusia sempurna, Adam, BUKAN ALLAH.
Maka tebusan itu, agar benar-benar selaras dengan keadilan Allah, harus tepat sama nilainya—seorang manusia sempurna, “Adam yang akhir.”
ketika Allah Yehuwa mengutus Yesus ke bumi sebagai tebusan itu, Ia menjadikan Yesus sebagai sesuatu yang akan memenuhi keadilan, bukan suatu inkarnasi, bukan manusia-allah, melainkan manusia sempurna, “lebih rendah daripada malaikat-malaikat.”
Ibrani 2:9 tetapi kita melihat Yesus, yang telah dibuat sedikit lebih rendah daripada malaikat, dimahkotai dengan kemuliaan dan kehormatan karena telah mengalami kematian, agar oleh kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh ia mengecap kematian bagi setiap orang
1. mengenai besarnya tebusan yang sepadan, silakan dibaca di http://www.saksiyehuwa.org/2012/02/korban-yesus-setara-dengan-pelanggaran.html
2. Yesus "sedikit lebih rendah daripada malaikat" ketika di bumi, bukan berarti dia berhenti menjadi Allah. Hal ini karena Ia sedang "mengambil wujud seorang budak" (Fil. 2:6). Dalam perendahan dirinya, Ia menjalani hukuman keji, dan hal ini membuatnya lebih rendah dari malaikat. apakah ada malaikat yang rela dihukum untuk menanggung dosa orang lain?
Ketika di bumi, Yesus tetap menjadi Allah, sehingga Ia tidak segan mengatakan bahwa kita harus menghormatinya SAMA SEPERTI kita menghormati. Ini adalah kalimat yang diucapkannya ketika masih berada di bumi.
apakah Saudara menghormati manusia sempurna SAMA SEPERTI menghormati Allah?
(Yohanes 5:23) agar semua orang menghormati Putra sama seperti mereka menghormati Bapak. Ia yang tidak menghormati Putra tidak menghormati Bapak yang mengutus dia.
Posting Komentar