Menara Pengawal mengatakan:
ti hlm. 15 | Jadi jika Yesus adalah Allah, ia tidak mungkin dicobai.—Yakobus 1:13. |
Apa yang sebenarnya dituliskan dalam Yak. 1:13?
Yakobus 1:13 | Apabila mengalami cobaan, janganlah seorang pun mengatakan, ”Aku sedang dicobai Allah.” Karena sehubungan dengan hal-hal yang jahat Allah tidak dapat dicobai dan dia juga tidak mencobai siapa pun. |
Mengapa Allah tidak dapat dicobai? Karena Ia tidak akan jatuh dalam dosa. Jadi, percuma saja kalau berusaha mencobai Allah.
Jika begitu, mengapa Iblis mencobai Yesus? Jawabannya sederhana, karena Iblis tidak sadar atau tidak tahu bahwa Yesus tidak dapat jatuh dalam dosa, karena Ia adalah Allah. Mungkin Saudara bertanya, “Bagaimana bisa? Bukankah Iblis adalah makhluk yang cerdas? Kalau dia tahu Yesus itu Allah, pasti dia tidak akan menguji Yesus.”
Kesalahan terbesar dari keberatan ini adalah asumsi kita. Dengan bertanya demikian, kita berasumsi seakan-akan Iblis selalu berhikmat, selalu melakukan hal benar. Bukankah pada kenyataan Iblis juga bisa salah bernalar? Ketika Iblis memilih untuk kudeta melawan Allah, jika ia memang sebegitu cerdasnya hingga tak bisa bernalar salah, bukankah seharusnya ia sadar bahwa tindakan kudeta terhadap Allah adalah tindakan yang percuma, karena Allah tidak dapat dilengserkan?
Dalam catatan Alkitab yang lain, kita menemukan bahwa bahkan manusia pernah menguji Allah Yehuwa.
Ibrani 3:7-9 | Karena alasan ini, seperti yang dikatakan roh kudus, ”Hari ini apabila kamu sekalian mendengarkan suaranya, janganlah mengeraskan hatimu seperti pada peristiwa yang mengakibatkan kemarahan yang sengit, seperti pada hari pengujian di padang belantara, ketika bapak-bapak leluhurmu menguji aku dengan cobaan, walaupun mereka telah melihat perbuatanku selama empat puluh tahun. |
Kisah 5:9 | Maka Petrus mengatakan kepadanya, ”Mengapa kamu berdua bersepakat untuk menguji roh Yehuwa? Lihat! Kaki orang-orang yang mengubur suamimu ada di pintu, dan mereka akan membawamu ke luar.” |
Tapi hal itu tidak membuat Yehuwa bukan Allah, bukan?
33 komentar:
Matius 4:1 Yesus dikatakan “dicobai Iblis.”
Matius 4:8, 9 Setelah menunjukkan kepada Yesus “semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,” Setan berkata: “Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.”
Apa TUJUAN setan mencobai Yesus?
Jawab : Setan berupaya untuk membuat Yesus tidak loyal kepada Allah.
Tujuan setan sangat jelas yaitu agar Yesus TIDAK LOYAL KEPADA ALLAH.
Jika Yesus adalah Allah (berhakekat Allah) kepada siapa Yesus harus menyatakan atau menunjukkan keloyalannya?
Jika Yesus adalah Allah, apakah Setan berharap agar Yesus tidak loyal kepada dirinya sendiri?
Ingat : tujuan Yesus datang ke bumi adalah untuk menyucikan nama Yehuwa dan menjadi penebus. Hal hal itu akan tecapai hanya JIKA IA LOYAL pada Yehuwa (Allah).
Makanya dengan segala macam cara Setan berupaya untuk membuat Yesus tidak loyal.
Jadi dari ‘tujuan’ setan mencobai Yesus terlihat jelas bahwa Yesus bukanlah Allah (berhakekat Allah). Pada waktu digoda, Yesus adalah 100 % manusia yang sebenarnya dapat saja untuk, seperti setan dan hantu2 untuk tidak loyal (karena memiliki kebebasan memilih). Tapi Yesus membuktikan bahwa Ia loyal pada Allah.
Kemudian pernyataan Anda:
Jika begitu, mengapa Iblis mencobai Yesus? Jawabannya sederhana, “karena Iblis tidak sadar atau tidak tahu” bahwa Yesus tidak dapat jatuh dalam dosa, karena Ia adalah Allah.
Menarik sekali, saya senang menggaris bawahi kata “tidak tahu”.
Apakah Setan tidak tahu jika Yesus adalah Putra Allah?
Matius 8:28-29 Setibanya di seberang, di daerah orang Gadara, ia ditemui dua pria yang kerasukan hantu yang keluar dari antara makam-makam peringatan, luar biasa garang, sehingga tidak seorang pun berani lewat di jalan itu. Dan, lihat! mereka berteriak, dengan mengatakan, ”Apa urusan kami dengan engkau, hai, Putra Allah? Apakah engkau datang ke sini untuk menyiksa kami sebelum waktu yang ditetapkan?”
Jadi Setan tahu bahwa Yesus adalah Putra Allah.
Dan seperti yang terlihat dalam “Artiket2” Anda, anda menyebutkan bahwa Putra Allah adalah sama “hakekatnya” dengan Allah. Atau dengan kata lain Putra Allah adalah Allah. (maksudnya hakekat Allah, krn Tritunggal Anda bukan Modalisme, saya paham itu).
Jadi pernyataan Anda bahwa setan tidak tahu bahwa Yesus yang kata Anda berhakekat Allah sangat bertentangan dengan Mat 8:28-29 dan “Artikel2” Anda sendiri.
1."Yesus adalah Allah" tidak berarti bahwa Ia tidak boleh menyatakan keloyalan-Nya kepada Bapak, karena secara fungsi, Ia lebih rendah dari Bapak, bukan? dan ditambah lagi ketika Ia di bumi, Ia juga adalah manusia 100% (di samping Allah 100%)
2.Saudara mengatakan "..... apakah setan berharap gara Yesus tidak loyal kepada dirinya sendiri". dari sini saya menangkap bahwa Saudara belum mengerti apa itu Tritunggal. dalam Tritunggal, Yesus bukanlah Bapak.
silakan baca http://www.saksiyehuwa.org/2010/04/ketidakjujuran-menara-pengawal.html
3.Setan menggoda Yesus, makanya Yesus bukan Allah? sudah saya bahas ditulisan di atas.
4. pada waktu digoda, Yesus tidak hanya 100% manusia, tapi Ia juga 100% Allah.
5.saya tidak pernah bilang iblis tidak tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah. mohon baca kata-kata seterusnya "karena Iblis tidak sadar atau tidak tahu bahwa Yesus TIDAK DAPAT JATUH DALAM DOSA". jadi saya tidak bilang bahwa Iblis tidak tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah.
jadi, Saudara salah paham akan apa yang saya tuliskan.
1.Sepertinya Anda sendiri yang tidak membaca kalimat sampai akhir (titik)
“…karena Iblis tidak sadar atau tidak tahu bahwa Yesus tidak dapat jatuh dalam
dosa, KARENA IA ADALAH ALLAH.”
Kemudian :
“Kalau dia tahu Yesus itu Allah, pasti dia tidak akan menguji Yesus.”
Bukan kah sudah TERAMAT SANGAT JELAS Anda mengatakan bahwa “Setan tidak tahu bahwa Yesus adalah Allah.”
2.Brosur “haruskan Anda percaya kepada Tritunggal (ti)” menjelaskan salah satu definisi dari Tritunggal(lihat hal 3) :
”Tritunggal adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan doktrin utama agama Kristen . . . Jadi, dalam kata-kata Kredo Athanasia, ’sang Bapa adalah Allah, sang Anak adalah Allah, dan Roh Kudus adalah Allah, namun tidak ada tiga Allah melainkan satu Allah’. Dalam Tritunggal ini . . . Pribadi-Pribadinya sama kekal dan setara: semuanya tidak diciptakan dan mahakuasa.”—The Catholic Encyclopedia.
Perhatikan :
“Pribadi-Pribadinya sama kekal dan SETARA: semuanya tidak diciptakan dan mahakuasa”
Jadi brosur itu menganggap bahwa Bapak dan Anak adalah Pribadi yang SETARA. Maka wajar lah jika MP menyanggah tentang “ketidak setaraan antara Bapak dan Anak” . Salah satunya dengan menggunakan Yak 1:13 tsb.
Maka Tidak soal kemudian ada orang-orang seperti Anda yang beranggapan bahwa “Yesus lebih rendah daripada Bapak”, itu urusan Anda.
Yang jelas yang sedang di bahas MP dalam brosur ti, itu bahwa Bapak dan Anak SETARA.
Saya tidak menyalahkan Anda karena berkata bahwa Bapak dan Anak tidak setara dalam hal fungsi, tapi mengapa Anda mengutip brosur ti yang sebenarnya sedang membahas ketidak setaraan antara Bapak dan Anak?
Maka apa yang dapat dipelajari dari cara Anda menarik kesimpulan?
Jika Anda hanya mengutip publikasi2 MP sepotong-sepotong maka tentu saja makna nya akan jauh berbeda.
Nb :
Saya tidak sedang berbicara “keakuratan” MP mengutip The Catholic Encyclopedia. Saya ingin tekankan bahwa dalam brosur “Tritunggal (ti)”, MP membahas bahwa Bapak dan Anak adalah pribadi yang SETARA, makanya itulah yang coba dijelaskan oleh Mp, salah satunya tentang Yak 1:13.
Jawaban saya atas pertanyaan Anda:
1. Lihat no 1 di atas.
2. Kalimat awal saya “jika Yesus adalah Allah …”
maksudnya apakah Allah bisa loyal kepada Allah?
Saya paham Tritunggal ‘model’ anda. Tapi tetap tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan Alkitab.
3. Lihat no 1
4. Mohon dikutipkan ayatnya bahwa Yesus “sewaktu di bumi” adalah 100 % Allah.
5. Lihat no.1
Jadi saya tidak salah paham akan apa yang Anda tuliskan :)
NB2 :
Sebenarnya sangat bagus jika pengunjung blog lainnya bisa menanggapi komentar2 kita. Agar bisa terlihat secara Objektif.
Jadi tidak perlu adanya moderator komentar.
Kalau anda khawatir akan adanya kata-kata kotor saya rasa tidak,
Coba Anda coba selama sebulan dulu untuk membuktikannya.
1. (A)dari tulisan di atas, yang iblis tidak tahu itu "bahwa Yesus tidak dapat jatuh dalam dosa", bukan "karena Ia adalah Allah." mohon dibaca kembali penggalan kalimat tersebut.
(B)mengenai kalimat “Kalau dia tahu Yesus itu Allah, pasti dia tidak akan menguji Yesus.” itu berbeda konteks.
itu BUKAN kalimat dari apa yang saya percayai, MELAINKAN kalimat yang mungkin dilontarkan oleh Saksi....
lengkapnya, "MUNGKIN SAUDARA BERTANYA,"bagaimana bisa? bukankah Iblis adalah makhluk yang cerdas? Kalau dia tahu Yesus itu Allah, pasti dia tidak akan menguji Yesus.”
jadi, konteksnya, itu bukan kalimat yang saya percayai,tapi kalimat yang mungkin diutarakan Saksi
2. diskusi ini berjalan agak sulit, karena makna. istilah "hakikat" dan "posisi" yang kita gunakan tidak sama.
Yesus dan Bapak setara dalam hal HAKIKAT, dalam hal POSISI, tidak setara.
apakah menurut Saudara, "hakikat" dan "posisi" adalah dua hal yang sama?
3. publikasi yang dari ti itu tidak sedang membahas ketidaksetaraan Bapak dan Anak, tapi sedang membahas "Dapatkah Allah Dicobai?" subjudul ini berargumen bahwa kalau Yesus Allah, mana mungkin Ia dicobai. sama sekali tidak dibahas mengenai ketidaksetaraan Yesus dan Bapak. pada posting setelah komentar ini, saya akan menyertakan satu sub-judul utuh.
4. wah, rasanya Saudara sudah menyadari kalau MP tidak jujur mengutip The Catholic Encyclopedia. bagaimana pendapat Saudara mengenai ketidakjujuran pengutipan ini?
5. "MP membahas bahwa Bapak dan Anak adalah pribadi yang SETARA"
apakah Saudara tidak salah ketik?
6. manusia bisa loyal kepada manusia, tidak?
7. bicara mengenai masuk akal, saya pribadi pun belum dapat sepenuhnya memahami tritunggal. saya hanya mencoba menyajikan apa yang Alkitab ajarkan. mengenai masuk akal saya atau tidak, itu nomor dua.
kalau tidak masuk akal saya, saya akan berpikir apakah ini memang tidak masuk akal, atau ternyata melampaui akal saya.
8. salah satu ayat bahwa Yesus “sewaktu di bumi” adalah 100 % Allah:
(Filipi 2:6-7) . . .yang, walaupun ada dalam wujud Allah, tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah. Tidak, tetapi ia mengosongkan dirinya dan mengambil wujud seorang budak dan menjadi sama dengan manusia.
A. Yesus "ada dalam wujud Allah"
B. "tetapi ia mengosongkan dirinya dan mengambil wujud seorang budak dan menjadi sama dengan manusia."
misalkan Pak Agung adalah seorang kaya raya, ada 2 cara untuk mengosongkan/merendahkan diri:
- berhenti menjadi orang kaya (entah dengan membuang semua kepunyaannya), atau
- menggunakan pakaian sederhana dan hidup bersahaja
Nah, Yesus menggunakan cara yang kedua. Ia "mengambil wujud seorang budak", dan ini membuatnya "menjadi sama dengan manusia". Inilah cara mengapa Ia dapat sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia pada saat yang bersamaan.
Selain itu, "ada dalam wujud Allah" (TDB), dalam KIT,"who in form of God existing". kata ini menggunakan tense present. artinya, suatu identitas yang selalu berlangsung. Jadi, pada masa pramanusia, manusia, dan setelah kembali ke Surga, Ia tetap dalam wujud Allah.
NB: Kalau Saudara tidak paham apa yang saya tuliskan, saya paham dengan apa yang Saudara tuliskan.
NB: mengenai moderasi komen..... sudah saya buktikan... selama lebih dari sebulan yang lalu, saya pernah buat forum bebas (pengunjung bisa posting di forum tersebut, tanpa perlu registrasi).... Saudara tahu apa hasilnya? masuklah iklan-iklan produk, dan link-link website porno.... dan link forum pun sudah saya hapus dari blog saya.
kalau nanti blog ini dipenuhi dengan link-link website porno, apa yang akan Saudara lakukan untuk saya?
1.(A) Menurut anda Yesus tidak dapat jatuh dalam dosa, karena dia adalah Allah.
Jadi ,ketika setan tidak tahu bahwa Yesus tidak dapat jatuh ke dalam dosa, bukankah itu JUGA berarti bahwa Setan juga tidak tahu bahwa Yesus adalah Allah?
Ini kalimat Anda :
karena Iblis tidak sadar atau tidak tahu bahwa Yesus tidak dapat jatuh dalam dosa, karena Ia adalah Allah.
Kalau saya bilang klausa berikutnya (karena Ia adalah Allah) masih ada hubungan nya dengan klausa sebelumnya (Yesus tidak dapat jatuh dalam dosa).
Artinya klausa “karena Ia adalah Allah” merupakan penjelasan dari “Yesus tidak dapat jatuh dalam dosa”.
(B) okelah kalau Anda tidak mengatakannya,
Tapi perhatikan penjelasan Anda selanjutnya,
“Kesalahan terbesar dari keberatan ini adalah asumsi KITA. Dengan bertanya demikian, KITA berasumsi seakan-akan Iblis selalu berhikmat, selalu melakukan hal benar. Bukankah pada kenyataan Iblis juga bisa salah bernalar? Ketika Iblis memilih untuk kudeta melawan Allah, jika ia memang sebegitu cerdasnya hingga tak bisa bernalar salah, bukankah seharusnya ia sadar bahwa tindakan kudeta terhadap Allah adalah tindakan yang percuma, karena Allah tidak dapat dilengserkan?”
Kata “KITA” berarti (Anda dan Saksi) bukankah berarti Anda juga menyetujuinya? Mengapa tidak menggunakan kata “saksi” saja?
2.Definisi Tritunggal model Anda
(koreksi jika penelaahan saya salah):
Yehuwa (Allah) hadir dalam 3 pribadi yang berhakikat Allah. Yehuwa adalah Tritunggal itu sendiri.
Bapak adalah Allah
Yesus adalah Allah
Roh Kudus adalah Allah
sedangkan,
Di 1 Kor 11:3 … selanjutnya kepala dari KRISTUS adalah Allah.
Ayat di atas menyatakan bahwa kepala dari Yesus adalah Allah BUKAN Bapak.
Sedangkan penjelasan Anda di http://www.saksiyehuwa.org/2010/12/apakah-1-korintus-113-1528-tidak.html
Menjelaskan bahwa Allah adalah Bapak.
Ini penyataan Anda:
“Demikian juga dengan Yesus-Bapak. Yesus tunduk kepada Bapak secara posisi fungsional (bukan hakikat)..”
Mestinya penjelasan Anda seperti ini:
Demikian juga dengan Yesus[hakikat Allah] - Allah. Yesus tunduk kepada Allah secara hakikat.
Jadi Yesus dan Allah tidak setara secara Hakikat. Berbeda dengan pandangan Anda dan mungkin juga pandangan encyclopedi di atas (jika yang dimaksud encyclopedi tsb setara dalam hal hakikat).
Kesp : Hal ini menunjukkan bahwa Yesus dan Allah “tidak setara” dalam hal hakikat.
sebenarnya ada Frase ‘Allah dan Yesus’ di Alkitab dalam satu kalimat.Namun saya lupa di mana. Jika demikian itu tidak sesuai dengan definisi Tritunggal Anda di atas.
3.Lihat no. 2
4.Saya tidak bilang bahwa MP tidak jujur,
Saya bilang tidak ingin membahas “keakakuratan” MP dalam mengutip encyclopedi tsb seperti yang telah anda posting. Artinya saya tidak ingin mendiskusikan apakah MP akurat atau tidak. Bukan berarti bahwa saya setuju dengan pandangan Anda bahwa MP tidak jujur. Saya hanya tidak ingin diskusi beralihke topic lain.
5.Tidak salah ketik.
Memang yang dibahas kan juga masalah “setara” atau “tidak setara”.
6.Bisa, karena hakikatnya sama. Itukan maksud Anda?
tapi hal ini tidak dapat diterapkan pada Yesus-Allah. (lihat no. 2).
7.Bagus kalau Anda juga menyadari bahwa tidak masuk akal.
8.apakah Filipi 2:6-7 mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah? (berhakekat Allah)
(Filipi 2:6-7) . . .yang, walaupun ada dalam wujud Allah, tidak pernah mempertimbangkan untuk
merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah. Tidak, tetapi ia mengosongkan dirinya dan mengambil wujud seorang budak dan menjadi sama dengan manusia.
mohon garis bawahi kata “Wujud”.
Anda menggunakan frase “ada dalam wujud Allah’ untuk menyatakan bahwa Yesus berhakikat Allah.
Menarik sekali di Anda mengatakan bahwa rupa itu bukan hakikat.
Coba Anda cek di sini:
"makhluk roh" itu rupa, bukan hakikat.
DI http://www.blogger.com/comment.g?blogID=8401945385561955505&postID=4571250322330381620
“KEDUA, roh menunjuk rupa yang tidak fana”
Di http://www.saksiyehuwa.org/2012/04/1-pet-318-yesus-dibangkitkan-dalam-rupa.html
Jadi artinya Anda sendiri setuju bahwa Yesus adalah makhluk roh, seperti Allah.
Bukan berhakikat Allah.
“Wujud” di TDB dari kata “form” di TB diterjemahkan rupa.
Fil 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (TB).
Mengenai moderasi Anda pikirkan sendiri , ini kan blog Anda yang punya….hehe
Senang berdiskusi dengan Anda..:)
Definisi Tritunggal model Anda (saya simpulkan dari posting2 Anda yang ada di blog ini)
Yehuwa (Allah) hadir dalam 3 pribadi yang berhakikat Allah.
Yehuwa adalah Tritunggal itu sendiri.
Bapak adalah Allah
Putra (Yesus) adalah Allah
Roh Kudus adalah Allah.
Anda bahkan tidak mengakui bahwa Bapak adalah Yehuwa.
Karena hingga saat ini Anda belum menemukan di dalam Alkitab frase “Bapak Yehuwa” atau “Yehuwa Bapak”
Mari kita perhatikan Ayat ini,
Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan Allah dan Yesus yang berdiri di sebelah kanan Allah. . .
Perhatikan frase “Allah dan Yesus”.
Allah mana yang dimaksudkan?
Atau
Siapa Allah yang dimaksud jika,
Bapak adalah Allah
Yesus adalah Allah
Roh Kudus adalah Allah
Mari kita berandai-andai (hasilnya disebut ‘perandaian’)
dengan menggunakan Kisah 7:55.
1. Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan “Bapak dan Yesus” yang berdiri di sebelah kanan Bapak.
2. Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan “Yesus dan Yesus” yang berdiri di sebelah kanan Yesus.
3. Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan “Roh Kudus dan Yesus” yang berdiri di sebelah kanan Roh Kudus.
(A)Tentu Anda akan langsung memilih no. 1. Karena ini mendukung definisi Tritunggal Anda.
Namun, pengantian kata “Allah” dalam 3 hal di atas tidak dapat diterima.
Megapa?
Karena kita akan mendapat kesulitan untuk menentukan kata “Allah” harus diganti dengan Bapak, Putra, atau Roh Kudus.
Bagaimana bisa?
definisi Tritunggal Anda berlaku hubungan seperti ini:
Bapak bisa disebut Allah.
Putra bisa disebut Allah
Roh Kudus bisa disebut Allah
Tapi apakah berlaku kebalikannya? Tidak.
Karena,
(1)Allah belum tentu adalah Bapak, karena bisa saja memaksudkan Putra atau Roh Kudus
(2)Allah belum tentu adalah Yesus, karena bisa saja memaksudkan Bapak atau Roh Kudus
(3)Allah belum tentu adalah Roh Kudus, karena bisa saja mamaksudkan Bapak atau Yesus.
(B) Ada berapa Allah di Kisah 7:55?
“Allah dan Yesus”. Atau Anda akan lebih setuju “Bapak dan Yesus” (seperti ‘perandaian’ no. 1)
Menurut Anda Yesus adalah Allah. Maksudnya Yesus berhakikat Allah.
Jadi ada berapa Allah yang Stefanus lihat?
Jawab : ada 2 Allah yaitu Allah dan Yesus atau Bapak dan Yesus.
(C) Anda tentu percaya bahwa Ulangan 6:4 mendukung Tritunggalnya Anda.
Dengan menjelaskan bahwa Allah memang satu, tapi hadir dalam tiga pribadi, sehingga hanya akan ada satu Allah, yaitu Yehuwa.
Namun pandangan demikian tidak sesuai dengan (B). penjelasan (B) menunjukkan bahwa ada 2 Allah, jika Yesus juga berkahikat Allah.
(D)Namun para “pencinta kebenaran” tentu akan sangat mudah memahami ayat di Kisah 7:55,
Jika
Hanya Yehuwa sajalah Allah.
Yesus bukan Allah ataupun berhakikat Allah.
Maka akan selaras dengan
Ulangan 6:4 bahwa Allah itu Esa (satu).
Huftt…
apa lagi ya.
Sementara itu dulu deh, selamat meriset.
NB :
Maaf saya tuangkan di sini. Karena saya tidak tau harus diposkan di mana. Sekaligus menjelaskan frase “Allah dan Yesus” dalam kalimat yang sama karena baru saya temukan.
Yakobus 1:13-15
13 Apabila mengalami cobaan, janganlah seorang pun mengatakan, ”Aku sedang dicobai Allah.” Karena sehubungan dengan hal-hal yang jahat Allah tidak dapat dicobai dan dia juga tidak mencobai siapa pun. 14 Tetapi masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. 15 Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa; selanjutnya apabila dosa telah terlaksana, ia akan menghasilkan kematian.
Terlihat bahwa Yakobus sedang membahas bahwa manusia "dicobai dan dipikat oleh keinginannya sendiri". Inilah yang menimbulkan dosa. Tapi karena Allah Yehuwa tidak punya "hal-hal yang jahat", tak punya keinginan berdosa maka tak mungkin Dia dicobai. Dia baik dan kudus. Dengan kata lain Yakobus hendak mengatakan Allah tak punya keinginan berdosa. Tapi ini bukan berarti manusia ciptaan-Nya tidak dapat mencobai Tuhan karena Alkitab menulis bahwa manusia pernah mencobai Allah Yehuwa. Tapi gagal.
Seperti tulisan SaksiYehuwa.org: Yesus dicobai, Yehuwa dicobai, Roh Kudus dicobai.
Untuk ilustrasi, orang yang tidak suka merokok tidak bisa dicobai dengan ditawarkan rokok. Tapi orang yang bekas perokok, dia harus berjuang melawan cobaan itu. Manusia dapat dicobai dari luar (pihak lain), tapi cobaan itu ada di dalam yang berupa "keinginannya sendiri".
Begitu juga Yesus dicobai tidak berarti Dia bukan Allah. Sama seperti Yehuwa dan Roh Kudus dicobai bukan berarti mereka bukan Allah. Yesus tidak punya "keinginan sendiri" atau keinginan berdosa.
BTW, Yakobus juga menulis... Yak 1:1
Dari Yakobus, budak Allah dan budak TUAN Yesus
Kristus...
Yakobus TIDAK menulis...
theos doulos kai kurios Iesous Christos doulos, yang kalau diterjemahkan: Yakobus, budak Allah dan budak Tuan Yesus Kristus.
Yakobus menulis...
Iakobos theos kai kurios Iesous Christos doulos
Iakobos (Yakobus) theos (Allah) kai (dan) kurios (Tuan/Tuhan) Iesous Christos (Yesus Kristus) doulos (hamba)
-Yakobus hamba (dari) ALLAH DAN TUHAN Yesus Kristus
-James, a servant of God AND OF the Lord Jesus Christ
Pemisahan budak Allah dan budak Tuan memang sengaja dilakukan untuk menunjukkan Yesus bukan Allah.
Cara ini tidak baik.
----
*Tambahan*
Yesus dicobai...
(1) Karena pribadi yang akan mengalahkan kerajaan Iblis tentu akan diserang oleh Iblis.
(2) Sebagai ujian.
(3) Dengan dicobai seperti kita manusia dan menang, dapat membantu mereka yang dicobai.
(4) Sebagai teladan bila kita dicobai, yaitu 3 hal (-) ego: "Jika kau Putra Allah..." (-) meragukan Allah: "Jatuhkanlah diri-Mu..." (-) tidak taat: "Sujud menyembah aku (iblis)..."
cmiiw ^.^
=aud=
Respon terhadap 24 April 2012 10:57
1.A. tidak. "Yesus tak dapat berdosa" BERBEDA dengan "tidak tahu bahwa Yesus adalah Allah".
maksud saya, ketika setan tidak tahu bahwa "Yesus tak dapat berdosa", tidak otomatis berarti
"tidak
tahu bahwa Yesus adalah Allah".
mohon diperhatikan bahwa saya mengatakan "Iblis tidak sadar atau tidak tahu bahwa Yesus tidak
dapat jatuh dalam dosa, karena Ia adalah Allah", saya bukannya mengatakan "Iblis tidak sadar atau
tidak tahu bahwa Yesus adalah Allah, karena Ia tidak dapat jatuh dalam dosa".
1.B.kata "kita", menunjuk pada Saksi. saya menggunakan "kita" karena memposisikan diri sebagai pembaca (saksi)
2.
- ketika disebutkan "Allah", kita harus melihat konteksnya, karena seringkali, "Allah" ditujukan
untuk Bapak (seperti di Yoh. 1)
-mungkin lebih tepatnya "Bapak adalah Allah".
-tunduk secara hakikat? bagaimana bisa? yang namanya tunduk, pasti menunjuk kepada posisi, bukan hakikat.
-Ya, saya tahu bahwa ada frase "Allah dan Yesus", namun, seperti yang saya katakan tadi, kata
"Allah" seringkali diterapkan kepada Bapak, oleh karena itu, ketika membaca sesuatu, konteksnya harus tetap diperhatikan.
Respon terhadap 25 April 2012 14:34
ada beberapa poin yang Saudara salah paham mengenai tulisan saya
1. Saya mengakui bahwa Bapak adalah Yehuwa.
2. saya tidak pernah bilang bahwa Bapak bukan Yehuwa, karena tidak ada frase "Bapak Yehuwa" atau
"Yehuwa Bapak". pada saat itu, saya hanya bertanya kepada seorang pembaca, apakah dalam Alkitab
ada kedua frase tersebut.
3. cara Saudara mengandaikan, saya rasa agak kurang tepat.
- "Bapak dan Yesus" di sebelah kanan Bapak
- "Yesus dan Yesus" di sebelah kanan Yesus
- "Roh Kudus dan Yesus" di sebelah kanaa Roh Kudus
Saudara bisa mengganti "Bapak", "Yesus", dan "Roh Kudus" secara bergantian.
dari sini terlihat jelas bahwa Saudara mengatakan bahwa menurut Tritunggal, pribadi Yesus adalah
pribadi Roh Kudus adalah pribadi Bapak. Jika Saudara memang berpikir demikian, maka hal itu
menandakan bahwa Saudara kurang paham akan apa yang sedang Saudara coba untuk bantah, karena
Tritunggal tidak mengajarkan demikian. Tritunggal mengajarkan bahwa Bapak, Yesus, dana Roh Kudus adalah tiga pribadi yang berbeda (namun satu hakikat).
4.Saudara bertanya siapakah Allah di situ. Allah di situ menunjuk kepada Bapak. ada banyak ayat dalam Alkitab yang menggunakan kata "Allah" yang ternyata menunjuk kepada Bapak.
5. ada berapa Allah yang Stefanus lihat?
- Allah (yang menunjuk kepada Bapak)=1
- Yesus (yang juga adalah Allah)=1
Stefanus melihat dua pribadi yang merupakan satu Allah.
Saudara bingung bagaimana memasukkannya dalam logika Sdr? saya pun demikian. karena Tritunggal sendiri mengakui bahwa kita tidak akan pernah memahami bagaimana tiga pribadi merupakan satu Allah. kalau dapat dimasukkan dalam logika, itu jelas tandanya ada yang salah dengan pemahaman kita. saya berbicara seperti ini bukan sedang mempertahankan kredo buatan manusia yang bernama Tritunggal, tapi dari apa yang saya dapatkan Alkitab ajarkan. ketidakmampuan kita untuk meresapi sepenuhnya hal ini sangat cocok dengan
"Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?" (Ayub 11:7)
6.Ulangan 6:4 sangat besar pengaruhnya. tanpa Ul. 6:4, maka akan jadi tritheisme. justru dengan Ul. 6:4, maka akan membentuk Tritunggal
7.saya telah menjelaskan bnagaimana orang Tritunggal memandang Kisah 7:55, dan ternyata orang Tritunggal memang tidak bermasalah dengan ayat ini.
Respon terhadap 24 April 2012 11:00
4. baiklah, nanti lain kali kita diskusikan keakuratan pengutipan tersebut, bung :)
5. saya agak kurang mengerti dengan maksud Saudara "Yang jelas yang sedang di bahas MP dalam brosur ti, itu bahwa Bapak dan Anak SETARA. "karena setahu saya, MP tidak pernah menyatakan bahwa keduanya setara. berikut kutipan dari publikasi:
"Jadi, menurut Alkitab, Yehuwa adalah Allah yang Mahakuasa, dan Yesus adalah Putra-Nya. Kedua-duanya tidak setara sebelum Yesus datang ke bumi maupun selama pelayanannya di bumi; Yesus juga tidak menjadi setara dengan Bapak-Nya setelah ia dibangkitkan ke surga." (w02 15/5 hlm. 6)
makanya saya agak kurang paham dengan perkataan Saudara tersebut, saya bahkan sempat terpikir apakah Saudara salah ketik, atau sebenarnya Saudara sedang memaksudkan konteks yang lain.
6. kenapa tidak bisa? alasan ini yang kurang saya pahami.
saya kurang mengerti dengan Saudara yang menganjurkan saya untuk menjelaskan sebagai berikut:
"Demikian juga dengan Yesus[hakikat Allah] - Allah. Yesus tunduk kepada Allah secara hakikat."
maksud saya, bukankah masalah ketundukan adalah masalah posisi? kenapa jadi masalah hakikat?
7.bedanya saya dengan pemahaman Saudara,
saya: kalau ada yang tidak masuk akal, tapi ALkitab katakan seperti itu, saya pegang saja
Saudara: kalau ada yang tidak masuk akal, entah Alkitab ajarkan atau tidak, langsung dibuang pemahaman tersebut
8. berikut arti kata "morphe" ("rupa") dalam Fil. 2:6:
Strong's: Perhaps from the base of G3313 (through the idea of adjustment of parts); shape; figuratively NATURE: - FORM.
Thayer:
1) the form by which a person or thing strikes the vision
2) EXTERNAL appearance
kesimpulan: "morphe" menunjuk kepada penampilan luar (walaupun bisa menunjuk juga kepada hakikat/nature)
Saudara mengatakan "Menarik sekali di Anda mengatakan bahwa rupa itu bukan hakikat."
kekurangtepatan Saudara:
(A) ternyata "morphe" juga bisa menunjuk kepada hakikat (Strong's)
(B) dalam kasus ini, kita sebenarnya bisa menyamakan rupa dengan hakikat. coba Saudara bayangkan bedanya "....ada dalam wujud Allah...." dengan "....ada dalam hakikat Allah...."
baiklah kita anggap morphe itu hanya menunjuk kepada rupa; bagaimana maksudnya ada pribadi yang berada dalam rupa Allah? bagaimana maksudnya ada pribadi yang dari luar kelihatan sebagai Allah?
9. oh... kalau Saudara merefer ke artikel tersebut, bisa saya pastikan bahwa Saudara salah paham.
saya akan coba ringkaskan berikut:
rupa/bentuk=fisik, roh
hakikat=Allah, malaikat, manusia
jadi, maksud saya di artikel tersebut, kalau dikatakan "makhluk roh" itu maksudnya rupa, bukan hakikat.
Kesimpulan: masalah "makhluk roh adalah rupa, bukan hakikat" tidak ada hubungannya dengan "Yesus itu kan rupa Allah, bukan hakikat Allah"
senang berdiskusi dengan Sdr.
maaf lama lama sekali balasnya. yang lalu saya sangat sibuk.
Nimbrung lagi, ya... :)
Fil 2:6...
yang walaupun dalam rupa Allah (LAI)
yang, walaupun ada dalam wujud Allah (TDB)
bahasa Yunaninya: hos en morphe theos
hos = who, atau "yang"
en = being, keberadaannya
en menurut Strong...
a primary preposition denoting (fixed) position (in place, time or state), and (by implication) instrumentality (medially or constructively), i.e. a relation of rest
Jadi, menurut bahasa Yunani ("en", being, keadaan), Yesus tidak pernah berhenti menjadi Allah ("en morphe theos").
Jadi, jika diterjemahkan menurut cara Paulus menulis: (Yesus), yang tidak pernah berhenti berwujud Allah, "tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan"
Bandingkan dengan TDB,
(Yesus) yang tidak pernah berhenti berwujud Allah, "tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah."
Kelihatan 'kan betapa janggal kalimat TDB???
Itulah cara organisasi memelintir kalimat untuk menuntun menyangkal Yesus setara dengan Allah.
Cara ini tidak baik.
cmiiw ^.^
-aud-
Maaf, ralat!
Karena posting yg sebelumnya salah copy paste dari MS word saya.
---
Fil 2:6...
yang walaupun dalam rupa Allah (LAI)
yang, walaupun ada dalam wujud Allah (TDB)
hos en morphe theos huparcho
hos = who, atau "yang"
en = dalam
theos = Allah
huparcho = (menurut Strong: o begin under (quietly), i.e. come into existence (be present or at hand); expletively, to exist (as copula or subordinate to an adjective, participle, adverb or preposition, or as an auxiliary to a principal (verb).
Jadi, menurut bahasa Yunani ("huparcho ", being), Yesus tidak pernah berhenti menjadi Allah ("en morphe theos huparcho").
Jadi, jika diterjemahkan menurut cara Paulus menulis: (Yesus), yang tidak pernah berhenti berwujud Allah, "tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan"
Bandingkan dengan TDB,
(Yesus) yang tidak pernah berhenti berwujud Allah, "tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah."
Kelihatan 'kan betapa janggal kalimat TDB???
cmiiw ^.^
-aud-
3. Baiklah kalau anda berkeberatan.
Sekarang kita hanya mengganti kata Allah di frasa “Allah dan Yesus” saja.
Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan Allah dan Yesus yang berdiri di sebelah kanan Allah,(TDB)
1. Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan “Bapak dan Yesus” yang berdiri di sebelah kanan Allah.
2. Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan “Yesus dan Yesus” yang berdiri di sebelah kanan Allah.
3. Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan roh kudus, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan “Roh Kudus dan Yesus” yang berdiri di sebelah kanan Allah.
coba kalau sudah seperti itu gimana?
Siapa dan siapa berdiri di sebelah kanan siapa?
Apa artinya? Kita memang tidak bisa mengganti kata Allah di ayat tersebut. Konteks tidak mengizinkannya.
NB: sepertinya Anda mengalihkan perhatian / topic ke modalisme. Padahal saya paham tritunggal Anda.
4. daripada sekedar mengatakan “ada banyak ayat dalam Alkitab yang menggunakan kata "Allah" yang ternyata menunjuk kepada Bapak’. Mengapa Anda tidak kutipkan saja “banyak ayat” yang anda maksudkan????
5. Bingungkan Anda?
Anda sendiri yang mengatakan, dan anda pula yang menyangkalnya.
Maksudnya?
ada berapa Allah yang Stefanus lihat?
- Allah (yang menunjuk kepada Bapak)=1
- Yesus (yang juga adalah Allah)=1
Stefanus melihat dua pribadi yang merupakan satu Allah. Satu Allah, tu kan Anda menyangkalnya. Kalau satu Allah berarti Yesus tidak berhakikat Allah kan?
mestinya ada dua Allah kan? Gimana sih?
Contoh “Anda dan saya” (sama-sama manusia)
Ada berapa manusia? Dua kan? Apakah anda berani bilang hanya ada 1 manusia?
Saya tidak tahu kalau Anda, maaf saya katakan ada “kelainan mental” jika mengatakan “Anda dan Saya” adalah satu manusia. Kecuali memang Anda bukan manusia (hehe… maaf becanda). Atau anda tidak bisa berhitung? Ha?
Mungkin Anda berkukuh, “apapun yang terjadi tetap ada satu Allah” WALAUPUN hal tersebut di luar logika.
Bukankah ayat Kis 7:55 menyebutkan jelas ada 2 Allah?
Jadi, sekali lagi Yesus memang tidak berhakikat Allah.
5.Yang sedang kita bahas : apakah Yesus setara, apakah Yesus tidak setara.
Maka artinya sama saja,ketika saya katakan,
"Yang jelas yang sedang di bahas MP dalam brosur ti, itu bahwa Bapak dan Anak SETARA”.
MP sedang membahas bahwa Bapak dan anak Setara atau tidak setara.
Bukan berarti bahwa MP setuju bahwa Bapak dan Anak Setara.
Kalau Anda kurang mengerti,
saya juga kurang mengerti dengan tulisan Anda yang ada di HOME (BERANDA) blog Anda,
“Blog ini tidak dibuat oleh seorang Saksi Yehuwa. Blog ini membahas ajaran Saksi Yehuwa dengan menggunakan publikasi dan Alkitab. Ditujukan kepada siapa saja yang berhati tulus dan ingin memeriksa kebenaran pengajaran Saksi Yehuwa.”
Terus terang saya kurang paham ketika Anda mengatakan “…memeriksa KEBENARAN pengajaran Saksi Yehuwa”. Dalam hal ini apakah Anda tidak salah ketik? Bukan kah pandangan Anda bahwa pengajaran Saksi Yehuwa tidak benar? Jika demikian mengapa Anda tidak menuliskan: .. memeriksa KETIDAKBENARAN pengajaran Saksi Yehuwa”.
Tapi saya tidak menyoalkan karena itu bukan masalah yang “krusial” bagi saya. Karena yang sedang Anda bahas kan masalah “benar” atau “tidak benar” ajaran Saksi Yehuwa.
Kalimat saya mirip seperti kalimat yang Ada di HOME blog anda …
6. penjelasan Anda di http://www.saksiyehuwa.org/2010/12/apakah-1-korintus-113-1528-tidak.html
Menjelaskan bahwa Allah adalah Bapak. Anda seenaknya saja mengganti kata “Allah” dengan Bapak. Padahal belum tentu kata Allah harus dan mesti Bapak, karena bisa saja Putra atau Roh kudus.
Maka pernyataan Anda:
“Demikian juga dengan Yesus-Bapak. Yesus tunduk kepada Bapak secara posisi fungsional (bukan hakikat)..”
Bukankah dengan cara yang sama:
Demikian juga dengan Yesus[hakikat Allah] - Allah. Yesus tunduk kepada Allah secara hakikat.
Artinya seperti ini; kalau kata “Allah” di 1 Kor 11:3 adalah Bapak berarti tunduk secara posisi (seperti kata Anda) Tapi kata “Allah” di situ tidak memaksudkan Bapak.
Ringkasnya seperti ini:
Anda : Yesus-Bapak : tunduk secara posisi
Alkitab (1 Kor 11:3) : Yesus-Allah: tunduk secara hakikat.
7.bedanya saya dengan pemahaman Anda,
Saya : kalau ada yang tidak masuk akal, apalagi terkait dengan Tritunggal dan tidak selaras dengan Alkitab maka akan saya buang. Tidak akan saya cocokkan dengan pandangan mengenai tritunggal.
Anda : Anda mengenal pendidikan/pengaruh teologi (ajaran tritunggal) “duluan”, maka ketika anda mendapati apa yang Alkitab katakan bertentangan dengan pandangan/pengaruh teologi tadi maka Anda akan mencoba untuk membuatnya bisa diterima agar ajaran tritunggal benar, “Walapun” di luar pikiran manusia.
8 B.
Kejadian 1:26 Selanjutnya Allah berfirman, ”Mari kita membuat manusia menurut gambar kita, sesuai dengan rupa kita, dan biarlah mereka menundukkan ikan-ikan di laut dan makhluk-makhluk terbang di langit dan binatang-binatang peliharaan dan seluruh bumi dan segala binatang merayap yang merayap di bumi.” (TDB).
Apakah karena diciptakan menurut rupa Allah berarti manusia juga berhakikat Allah?
Apakah manusia adalah Allah? Tidak bukan? Itu berarti bahwa hingga taraf tertentu manusia punya sifat-sifat seperti yang Allah miliki.
Sama halnya Filipi 2:6 menunjukkan bahwa Yesus memiliki sifat-sifat seperti Allah. Bukan berarti bahwa Yesus berhakikat Allah. Coba anda lihat terjemahan lain,
Fil 2:6 “Ia senantiasa memiliki SIFAT Allah, tetapi ia tidak pernah berpikir bahwa ia perlu berupaya dengan paksa untuk menjadi sama dengan Allah.” Today’s English Version (1976)
Mungkin Anda berpikir : “lho ..mengapa tidak bisa ?
a. Seorang anak memiliki sifat seperti bapaknya, yaitu pengasih, apakah anak tadi bukan manusia seperti bapaknya?” apakah bapak lebih manusia dari pada anaknya?” anak dan bapak adalah manusia bukan? Jadi Yesupun juga Allah?
Namun anda melupakan ini,
b. induk kucing memiliki sifat seperti manusia, yaitu pengasih terhadap anak-anaknya. Apakah induk kucing adalah manusia? Apakah kucing juga berhakikat manusia? Tidak bukan. Kucing ya kucing, binatang. Walapun memiliki sifat pengasih seperti manusia tidak berarti bahwa kucing adalah manusia.
Nah Anda menggunakan yg (a) untuk menunjukkan bahwa karena “sifat” maka “hakikat” sama. Tapi ternyata tidak selalu. lihat(b).
Kesimpulan :
Penarikan kesimpulan Anda bahwa Yesus berhakikat Allah dengan menggunakan Filipi 2:6, tidak benar. Karena ternyata ada juga terjemahan lain yang menerjemahkan “form” sebagai Sifat.
9. Saya sebenarnya kurang setuju dengan arti2 tersebut.
Saya hanya “menyuguhkan” dari definisi Anda saja. Karena anda mengatakan bahwa Rupa : makhluk roh.
Maka ketika anda membahas Fil 2:6, sebenarnya dengan cara yang sama, anda sedang mengatakan bahwa Yesus itu memiliki rupa (makhluk roh) seperti Allah, dan SEHARUSNYA TIDAK berhakikat Allah seperti yang Anda jelaskan.
10. bolehkah saya mengetahui pandangan Anda tentang kata “esa” di Ulangan 6:4?
11. dengan cara yang sama, saya akan mengatakan :
“saya telah menjelaskan bagaimana Kisah 7:55, dan ternyata orang Tritunggal memang bermasalah dengan ayat ini”
Pernyataan Anda di no. 7 itu sungguh suatu pernyataan yang tidak berbobot sama sekali. Artinya siapapun bisa mengatakannya untuk mendukung argumennya. Tidak kah demikian?
tanggapan untuk [3. Baiklah kalau anda berkeberatan.....]
3A.seperti sebelumnya yang pernah saya sharingkan dengan Sdr, saya kurang setuju dengan penggantian "Allah" dengan "Allah dan Yesus". menurut saya, penggantian ini sangat ganjil dan tidak akan sesuai konteks. saya pernah mengatakan bahwa penafsiran penggantian "Allah" dengan "Bapak", disesuaikan dengan konteks.
kalau melihat konteks Kisah 7:55, penggantian "Allah" dengan "Bapak" dibenarkan, penggantian selain itu tidak dibenarkan, karena di ayat tersebut sudah disebut Roh Kudus dan Yesus.
Kisah 7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan ROH KUDUS, menatap ke langit dan terlihatlah kemuliaan Allah dan YESUS yang berdiri di sebelah kanan Allah,(TDB)
Sdr menyarankan penggantian kata Allah di frasa “Allah [mungkin maksudnya "Bapak"] dan Yesus”. maaf, tapi kenapa tidak sekalian saja diganti dengan "Bapak dan Yesus dan Roh Kudus" sekalian?penggantian yang Saudara lakukan akan langsung memunculkan keanehan karena menyebutkan subjek berulang-ulang. hal ini amat berbeda dengan apa yang saya ajukan kepada Sdr, yaitu penggantian "Allah" dengan "Bapak" saja.
3B. saya tidak sedang mengalihkan topik ke modalisme. namun, justru ketika kita sedang mencampuradukkan tritunggal dan modalisme, maka diskusi akan menjadi tidak terarah. misalkan, saya sedang menjelaskan tritunggal, namun Sdr menggunakan argumen anti-modalisme untuk menyanggah saya. bukankah hal tersebut akan mengacaukan diskusi ini?
saya sering berdiskusi dengan Saksi Yehuwa, dan sebagian sangat besar dari mereka mencampuradukkan Tritunggal dan modalisme. mereka menggunakan argumen anti-modalisme untuk menolak Tritunggal. saya hanya bisa sedih melihat bahwa mereka selama ini giat membantah apa yang sebenarnya definisinya tidak jelas bagi mereka (saya tidak bilang semua saksi seperti ini lho ya). dan saya berharap Sdr tidak seperti mereka.
masalahnya, dari cara penggantian Sdr, saya melihat seperti Sdr memandang tritunggal seperti Sdr memandang modalisme (atau jangan-jangan Sdr menyamakan keduanya?)
Sdr mempertukarkan ketika frase
-“Bapak dan Yesus”
-“Yesus dan Yesus”
-“Roh Kudus dan Yesus”
perhatikan subjek-subjek yang dipertukarkan. berarti Sdr menyamakan Bapak=Yesus=Roh Kudus. ini bukan tritunggal. ini modalisme. dan jika Sdr sedang membantah modalisme, berarti kita pada pihak yang sama, karena saya juga tidak setuju dengan modalisme
4. saya tidak terlalu suka banyak mengutip jika belum terlalu dibutuhkan, karena akan membuat komen terlihat panjang dan melelahkan pembaca.
saya akan berikan 3 contoh:
-Yoh. 1:1
-Yud. 1
-2 Yoh. 1:3
5. ya, saya yang mengatakan demikian, namun saya tidak menyangkalnya. maksudnya, saya memang mengatakan demikian, namun mengatakan bahwa saya juga tidak mengerti bagaimana dapat seperti itu.
dear Sdr, jika saya diminta untuk merasionalisasikan bagaimana 3 pribadi bisa merupakan 1 Allah, saya minta maaf, tapi saya tidak bisa merasionalisasikan. semua orang yang percaya Tritunggal akan mengakui hal ini. karena kita tahu bahwa tritunggal tidak dapat dinalari dengan sempurna oleh akal kita. bukannya karena bertentangan dengan logika, namun karena melampaui logika.percayalah bahwa saya tidak sedang mendorong Sdr untuk "percaya saja tritunggal". mohon jangan salah paham di poin ini.
orang yang percaya Tritunggal sebelumnya mendapati bahwa Alkitab mengajarkan ada tiga pribadi yang berhakikat Allah, namun di tempat lain, Alkitab mengatakan bahwa hanya ada satu Allah. hal ini membuat kita datang pada perumusan Tritunggal.
bagaimana 1 adalah 3, 3 adalah 1? jawabannya, kita tidak tahu. jadi, kenapa masih dipercayai? karena Alkitab mengajarkan demikian. bagi kita, kurang penting apakah masuk akal atau tidak. ini adalah perkara nomor 2. yang penting adalah apakah Alkitab mengajarkannya atau tidak.
percayalah bahwa Allah kita adalah Allah yang hakikatnya tidak dapat diselami sepenuhnya.
(Ayub 11:7) Dapatkah engkau mengetahui perkara-perkara yang dalam dari Allah, Atau dapatkah engkau mengetahui tentang Yang Mahakuasa selengkapnya?
rasio saya tidak begitu tingginya sampai dapat menyerap hakikat Allah sepenuhnya. atau apakah jangan-jangan model Allah yang dijabarkan oleh Menara Pengawal adalah Allah yang 100% hakikat dan kesemuanya dapat dipahami oleh manusia. kalau memang demikian, berarti saya khawatir kita sedang membicarakan Allah yang berbeda.
Ingin sekali saya buang ajaran tritunggal ini, namun saya terganjal fakta bahwa Alkitab mengajarkan hal ini.
5B. mungkin agar tak berpotensi salah paham, Sdr dapat mengatakan "Yang jelas yang sedang di bahas MP dalam brosur ti, itu bahwa Bapak dan Anak SETARA atau tidak"
5C. maknanya sama dengan kalimat, misalkan, "saya ingin memeriksa kebenaran berita tersebut". "kebenaran" di sini lebih menunjuk pada makna "klaim"
6A. mengenai penggantian "Allah" menjadi "Bapak". harus disesuaikan dengan konteks.
coba Saudara ganti "Allah" di Yoh. 1. Apakah cocok "Allah di situ diganti dengan "Yesus" atau bahkan "Roh Kudus"?
perihal pertukaran ini sudah dibahas di poin 3.
6B. kalau "Allah" di 1 kor 113 bukan Bapak, jadi siapa? Roh Kudus?
6C. yang namanya tunduk, ya pasti secara posisi, bukan hakikat. hakikat berbicara mengenai substansi suatu pribadi, posisi berbicara mengenai kedudukan, bukan?
7A. misalkan ada dua hal berikut:
(a) hal yang tidak masuk logika Sdr
(b) tidak selaras dengan Alkitab
apakah (a) atau (b) yang akan pertama kali Sdr buang?
7B. SSY juga mengenal pengaruh teologi, kok. bukan hanya saya. bukankah Sdr banyak membaca publikasi? publikasi isinya teologi. ya berarti Sdr juga sudah terkena pengaruh teologi. apakah berarti (saya akan membalikkan pertanyaan Sdr sendiri untuk Sdr jawab), " ketika anda mendapati apa yang Alkitab katakan bertentangan dengan pandangan/pengaruh teologi tadi maka Anda akan mencoba untuk membuatnya bisa diterima"
8B(I). perhatikan penggunaan kata-kata di sini:
manusia: DIBUAT menurut gambar dan rupa Allah --> dengan jelas dikatakan manusia "dibuat" (Kej. 1:26), jadi sudah pasti tidak mungkin berhakikat Allah
Yesus: "yang, walaupun ada DALAM wujud[rupa] Allah" (fil 26)
jelas beda bukan keduanya? bagaimana menurut Sdr?
8B(II)saya tidak terlalu pegang Today’s English Version, karena kurang literal. terjemahan ini adalah terhemahan ALkitab yang dimudahkan sesuai dengan pembacanya.
namun menarik, kutipan aslinya:
“He always had the NATURE of God, but he did not think that by force he should try to become equal with God.”
nature=hakikat.
saya tidak mengerti bagaimana penerjemah Brosur Tritunggal menerjemahkan "nature" menjadi "sifat".
8B(III) saya TIDAK pernah bilang
jika sifat sama, maka hakikat sama.
8B(IV) Sdr mengatakan "Karena ternyata ada juga terjemahan lain yang menerjemahkan “form” sebagai Sifat".
jadi yang benar Alkitab TDB atau alkitab terjemahan lain itu?
9.apakah pribadi yang memiliki rupa makhluk roh, tidak mungkin berhakikat Allah? mohon jelaskan lagi poin ini, saya saya kurang paham
10. esa=satu. hanya ada satu Allah, yaitu Yehuwa.
bedanya, bagi Sdr, Yehuwa itu Bapak saja, sedangkan bagi saya, Yehuwa adalah 3 pribadi
ada yang menyarankan bahwa, kata "esa" di ayat ini, bahasa Ibraninya dapat berarti seperti "satu kumpulan", "satu ikat", jadi tidak absolut satu biji.
11. saya mengatakan begitu setelah saya menjelaskan ayat tsb kepada Sdr. bedakan kalau saya tidak pernah membahas ayat itu dan tiba-tiba saya berkata seperti itu.
3A. pernyataan Anda berputar-putar, terus terang saya tidak paham dengan tanggapan Anda. Padahal point saya satu saja dan sangat jelas, bahwa penggunaan kata “ Allah” di ayat itu tidak selalu merujuk kepada Bapak, bisa saja Yesus atau Roh Kudus.
Kalau Anda mendapati akan terjadi pengulangan, sebenarnya itu menunjukkan dengan jelas bahwa kata “Allah” tidak dapat diganti. “Allah” ya “Allah”.
4. Ayat-ayat tersebut dengan jelas menyebut Allah sebagai bapak, tapi tidak demikian halnya dengan Kis 7:55.
5. saya setuju dg Ayub 11:7 tapi hal ini khususnya dapat diterapkan bahwa manusia “tidak dapat mengerti semua pekerjaan-pekerjaannya / keajaiban ciptaan Allah”. Misalnya hingga saat ini manusia hanya mengerti sedikit tentang alam semesta, tentang caranya manusia hidup, dll. semakin manusia mencoba memahami hasil karya ciptaan Allah, semakin sulit manusia untuk mengetahui sepenuhnya karya ciptaan tersebut. (bdgk. Pkh 3:11 , Roma 11:33)
Berbeda dengan “Pribadi Allah”. Melalui Alkitab kita dapat mengetahui tentang sifat-sifatnya, dll. Hal ini masuk akal seperti Yak 4:8 katakan agar kita mendekat pada Allah. Bagai mana kita dapat mendekat jika tentang dirinya saja kita tidak dapat mengerti seperti apa Allah itu? Jika kita tidak dapat mengerti Seperti apa pribadinya? Jika kita tidak dapat mengert Siapa namanya? Apakah dia ingin berbagi kemuliaan dengan yang lain? Dll. Hal ini dimungkinkan jika manusia bisa mengerti seperti apa Allah itu sebenarnya.
Menurut anda apakah dengan Tritunggal, Anda dapat mengenal Allah dengan baik?
6A. karena tidak cocok, maka Allah ya Allah. JANGAN di ganti-ganti.
6B. Allah adalah Yehuwa.
6C. sebenarnya istilah-istilah hakikat, posisi, ini adalah “akal-akalan” anda saja.
Saya sendiri tidak sependapat ttg istilah2 tsb.
7A. saya tanyakan balik kpd Anda:
misalkan ada dua hal berikut:
(a) hal yang tidak masuk logika Sdr
(b) tidak selaras dengan Alkitab
apakah (a) atau (b) yang akan pertama kali Sdr buang?
7B. maaf, Teologi yang saya maksud adalah teologi yang berhubungan dengan “Susunan Kristen” terutama pengaruh tritunggal.
Anda: dapat pengaruh ajaran Tritunggal duluan.
8B(I). bukankah hasilnya sama: sama-sams disebut memiliki rupa Allah.
(bdgk. Kol 1:15)
8B(II) baru saja saya buka kamus English-Indonesia
Nature bukan hakikat. Tapi Nature=Sifat
8B(III) Anda memang tidak bilang bahwa karena sifat maka hakikat sama.
Tapi Anda menggunakan kata “Rupa” atau sifat di Fil 2:6 untuk menunjukkan bahwa Yesus juga berkahikat Allah. (lihat 11)
8B(IV) lihat 8B(II)
9. ketika ada pembaca yang menyebut Yesus itu makhluk roh jadi tidak berhakikat Allah, anda mengatakan “ makhluk roh itu rupa bukan hakikat.”
(lihat http://www.blogger.com/comment.g?blogID=8401945385561955505&postID=4571250322330381620)
Ketika Anda membahas Fil 2:6 bahwa Yesus berhakikat Allah karena kata “Rupa” = hakikat, bukankah sebenarnya Anda sendiri menyangkal bahwa Rupa itu adalah Hakikat?
Malaikat adalah Makhluk Roh, Setan dan hantu-hantunya adalah makhluk Roh. Apakah mereka berhakikat Allah?
Jadi sebenarnya Anda bisa menjawab sendiri perntanyaan Anda; apakah pribadi yang memiliki rupa makhluk roh, tidak mungkin berhakikat Allah?
10. Apakah kata Esa memaksudkan lebih dari satu pribadi?
Perhatikan BUKTI Alkitab:
Pengkhotbah 4:9 Berdua lebih baik daripada SEORANG DIRI, karena mereka mempunyai upah yang baik untuk kerja keras mereka.
FRASA “seorang diri” dari kata Ibrani Echad. Kata yang sama yg digunakan untuk kata Esa di Ulangan 6:4 .
Menurut Anda apakah “seorang diri” berarti lebih dari satu orang? Atau "satu kumpulan", "satu ikat", tidak absolut satu biji?
Kesimpulan:
Yehuwa itu esa, berarti tidak ada yang lain. Hanya Yehuwa saja yang Allah. Tidak hadir dalam 3 pribadi.
11. komentar Anda di 23 Mei 2012 00:41
berikut arti kata "morphe" ("rupa") dalam Fil. 2:6:
Strong's: Perhaps from the base of G3313 (through the idea of adjustment of parts); shape; figuratively NATURE: - FORM.
Thayer:
1) the form by which a person or thing strikes the vision
2) EXTERNAL appearance
kesimpulan: "morphe" menunjuk kepada penampilan luar (walaupun bisa menunjuk juga kepada hakikat/nature)
(A) ternyata "morphe" juga bisa menunjuk kepada hakikat (Strong's)
(B) dalam kasus ini, kita sebenarnya bisa menyamakan rupa dengan hakikat. coba Saudara bayangkan bedanya "....ada dalam wujud Allah...." dengan "....ada dalam hakikat Allah...."
apakah kata “morphe” bisa menunjukkan hakikat?
Alkitab menunjukkan bahwa kata “morphe” selalu menunjuk pada penampilan luar.
Mrk 16:12 Setelah itu ia juga menampakkan diri dalam BENTUK lain kepada dua dari antara mereka yang sedang berjalan, seraya mereka pergi ke daerah pedesaan;
Ayub 4:16 Ia berhenti, Tetapi aku tidak mengenali rupanya; Sebuah bentuk ada di depan mataku; Ada ketenangan, dan aku sekarang mendengar suatu suara,( lihat LXX)
Yes 44:13 Mengenai pemahat kayu, ia merentangkan tali pengukur, ia menandainya dengan kapur merah; ia mengerjakannya dengan pahat; dan dengan jangka ia menandainya, dan secara bertahap ia membuatnya seperti BENTUK tiruan manusia, seperti seorang manusia yang tampan, untuk diletakkan dalam rumah.(lihat LXX)
Jadi Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa kata Morphe selalu menunjukk ke penampilan luar. Bukan sifat dasar.
Dear srd/I Aud;
Anda mengatakan TDB janggal dalam menerjemahkan Filipi 2:6.
Saya akan tunjukkan bahwa sebenarnya TB lah yang janggal. Entah karena untuk memperkuat doktrin Tritunggal atau murni karena kelalaian, TB kurang akurat dalam menerjemahkan ayat ini.
Mari kita membahasnya
TB Filipi 2:6
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
untuk memudahkan kita anggap saja;
Klausa pertama : “yang walaupun dalam rupa Allah”
Klausa kedua :” tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan”
Gagasan yang terkandung dalam TB adalah :
1. Yesus SUDAH SETARA dengan Allah tetapi tidak ingin berkukuh memegang hal itu,
atau bahwa
2. Yesus tidak perlu mengejar kesamaan dengan Allah karena memang ia SUDAH SETARA
TDB Filipi 2:6
yang, walaupun ada dalam wujud Allah, tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah.
KJV Filipi 2:6
Who, being in the form of God, thought it not robbery to be equal with God
Ada 2 alasan mengapa TB kurang akurat atau bahkan tidak akurat untuk ayat ini:
1. tidak akurat dalam menerjemahkan kata ἁρπαγμός /harpagmos
harpagmos
har-pag-mos'
From G726; plunder (properly concrete): - robbery.
Saya tidak mengerti mengapa kata “robbery” yang berarti ‘merebut,’ atau ‘merampas’ oleh TB diterjemahkan menjadi “ dipertahankan”.
2. tidak sesuai dengan konteks (ayat 3-5; 7-8)
Terjemahan mana yang sesuai dengan konteksnya?
Ikatan kalimat dari ayat-ayat sebelum dan sesudahnya (3-5, 7, 8) membuat jelas bagaimana ayat 6 harus dipahami.
Php 2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
Php 2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
Php 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Php 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
Php 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
Php 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. (TB)
Orang-orang Filipi dianjurkan: “Hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri….” (ayat 3, 4)
Kemudian Paulus menggunakan Kristus sebagai contoh yang sangat baik untuk sikap ini:
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (ayat 5)
“Pikiran” apa? ‘
Menganggap bahwa bukan sesuatu yang salah untuk setara dengan Allah’? Tidak, itu justru bertentangan dengan pokok yang sedang ditekankan di sini!
Sebaliknya, Yesus, yang ‘menganggap Allah lebih mulia dari pada dirinya sendiri,’ tidak akan pernah ‘berupaya menjadi sama dengan Allah.’ Tetapi sebaliknya ia “merendahkan diriNya dan taat sampai mati.”
Pembicaraan ini adalah mengenai Yesus Kristus, yang dengan sempurna menggambarkan pokok yang ditandaskan Paulus di sini—yaitu pentingnya kerendahan hati dan ketaatan kepada yang lebih tinggi dan Pencipta, Allah Yehuwa.
Kelihatan 'kan betapa janggal kalimat TB???
maka ayat 6 harus dipahami seperti yang terdapat dalam
TDB
“yang, walaupun ada dalam wujud Allah, tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah.”
Perhatikan frasa/kalusa 2 .. tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah.”
frase yang sesuai dengan konteks kalimat (ayat 3-5; 7-8).
Ini adalah cara penerjemahan YANG BENAR karena sesuai dengan konteks dan menerjemahkan kata “robbery” dengan tepat.
Maka apa artinya Frase/klausa sebelumnya
“yang, walaupun ada dalam wujud Allah”.
Apakah itu berarti bahwa Yesus berhakikat Allah?
Jika Yesus berkahikat Allah perlukah ia merebut kedudukan untuk menjadi Allah?
Jika dia sudah setara dengan Allah perlukah Yesus mempertimbangkan untuk merebut kedudukan agar Ia setara dengan Allah?
Bukankah tritunggal mengajarkan bahwa Yesus setara dalam hal hakikat dengan Allah?
Jika sudah setara mengapa mesti berupaya untuk menyetarakan dirinya agar bisa setara dengan Allah?
Tidak bukan?
Artinya seperti ini :
Jika klausa pertama diterjemahkan seperti TB: maka tidak sesuai dengan konteks ayat 3-5; 7-8
Jika klausa pertama diterjemahkan seperti TDB; maka akan sesuai dengan konteks ayat 3-5 ; 7-8
Jika klausa kedua diterjemahkan seperti TB : maka tidak sesuai dalam penerjemahan kata “robbery”
Jika klausa kedua diterjemahkan seperti TDB maka sesuai dengan penerjemahan kata “Robbery”
Ini berarti Terjemahan Dunia Baru is the best translation …
Kesimpulan : kata “wujud”, “rupa”, “Nature” (yg kata Trinitarian berarti hakikat), “form”, “morphe” tidak berarti sifat dasar atau esensi atau hakikat. Konteks Fil 2:3-8 tidak mengijinkan untuk memahami ayat 6 bahwa Yesus juga berhakikat Allah.
Kesimpulan Akhir: Yesus tidak berhakikat Allah.
4 .Saya ingin bahas
Yudas 1
“ Yudas, budak Yesus Kristus, tetapi saudara Yakobus, kepada orang-orang terpanggil yang kukasihi dalam hubungan dengan Allah, sang Bapak, dan dipelihara bagi Yesus Kristus:”
2 Yoh 1:3
“Kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh, belas kasihan dan damai dari Allah, sang Bapak, dan dari Yesus Kristus, Putra Bapak, akan menyertai kita dengan kebenaran dan kasih”
Dengan jelas Allah disebut sang bapak. Nah siapakah Allah yang disebut sebagai sang Bapak di ayat Itu?
Mari kita mengidentifikasi siapa Bapak yang dimaksudkan di ayat2 tsb.
Kita membaca
Yes 64:8 8 Tetapi sekarang, oh, Yehuwa, engkaulah Bapak kami. Kami adalah tanah liat, dan engkaulah Tukang Tembikar kami; dan kami semua adalah buatan tanganmu.
Yes 63:16 Karena engkaulah Bapak kami; meskipun Abraham tidak mengenal kami dan Israel pun mungkin tidak mengakui kami, engkau, oh, Yehuwa, adalah Bapak kami. Pribadi Yang Membeli Kembali kami sejak masa lampau, itulah namamu.
(Ulangan 32:6) Apakah terhadap Yehuwa kamu terus berlaku demikian, Hai, orang-orang yang bebal dan tidak bijaksana? Bukankah dia Bapakmu yang telah menjadikan engkau, Dia yang telah membuat engkau, lalu meneguhkan engkau?
Dari Yes 64:8; Yes 63:16 dan Ulangan 32:6 disebutkan DENGAN JELAS bahwa Yehuwa adalah Bapak. Jadi kata Bapak selalu diterapkan Hanya kepada Yehuwa.
Jadi mengacu kepada siapa kata “Allah” di Yud 1, dan 2 Yoh 1:3 ?
Dengan jelas Bapak yang dimaksud adalah Yehuwa.
Hubungannya seperti ini
Allah adalah Bapak, bapak adalah Yehuwa.
Kalaupun “Saksiyehuwa” penulis Blog ini mengartikan kata “Allah”
di Kis 7:55 menjadi “Bapak”.
Namun harus diIngat bahwa Bapak yang dimaksud adalah Yehuwa.
(pernahkah Bapak mamaksudkan Putra atau Roh kudus? Tidak pernah bukan?)
Jadi sebenarnya Kis 7:55, yang stefanus lihat adalah “Yehuwa dan Yesus Kristus”.
Maka Kis 7:55 sangat bertentangan dengan Tritunggal.
Dalam Tritunggal Yehuwa adalah Tritunggal itu sendiri.
Jika Yesus juga berkahikat Allah, ada berapa Allah yang Stefanus Lihat?
Ada 1 1/3 bukan?
Yehuwa yang merupakan Allah Tritunggal
Dan Yesus yang merupakan (1/3) bagian dari Tritunggal.
Saya tidak mengerti kalau anda menyebut hanya ada satu Allah.
Kalau kita mmberlakukan kata “Allah” hanya bagi Yehuwa, kita tidak akan mengalami kesulitan, akan dengan mudah mamahami pribadi Allah, tidak bertentangan dengan ayat-ayat Alkitab lainnya, dan tidak seolah-olah lebih pintar karena menafsirkan ayat-ayat Alkitab agar sesuari dengan ajaran yang tidak berdasarkan Alkitab. Tidak ada yang namanya tritunggal karena tidak ada konsep Alkitab untuk itu.
Dan,
Andai saja para penerjemah dan penyalin Alkitab masa awal tidak mengganti nama Ilahi “YHWH” menjadi “theos”, kurios” “atau “adonai” (yang diterjemahkan “Allah”) saya rasa tidak akan muncul ajaran tritunggal yang membinggungkan dan menyesatkan ini.
Jadi kesimpulannya:
Hanya Yehuwa saja yang adalah Allah , sedangkan Yesus bukan Allah atau berhakikat Allah.
sudah saya duga, Anda akan kesulitan untuk menyesuaikan ayat-ayat yang menentang tritunggal ...
mengenai moderasi komentar coba tidak usah dimoderasi.
kalau ada kata kotor?
sepertinya hanya alasan Anda saja.
karena Anda tidak siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berat.
coba filter kata kotor dengan lihat caranya di
http://yoga-hendra.blogspot.com/2012/02/memfilter-komentar-kotor-di-blog.html
maaf terlalu lama saya tidak meresponi Sdr.
Sdr belum pernah kunjungi forum saya dulu (linknya sudah saya hapus dari halaman ini)?
kalau mau difilter, apa yang difilter? kata-kata yang eksplisit kasar, misalkan (s**lan, g*bl*k, *nj*ng, dll)? kalau filter itu memang bisa. tapi kalau ada orang yang datang dan membanjiri blog ini dengan mengetikkan "kristen sesat. saksi yehuwa sesat. bertobatlah segera kalian. percayalah kepada nabi X",
kata apa yang akan Sdr filter?
10. kata echad tidak melulu berarti "satu pribadi" seperti yang di ayat yang Sdr kutipkan. misalkan
[CARI AYAT ECHAD=SEKUMPULAN]
kesimpulan: Ul. 6:4 tidak menjamin bahwa Yehuwa adalah satu pribadi
11.
A. Sdr sepakat bahwa kata "morphe" juga bisa menunjuk kepada "hakikat", bukan? bahkan jika memang penggunaan "morphe" dalam Alkitab seringkali menunjuk pada penampilan luar, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa di Fil. 2:7 menunjuk pada "hakikat"
B. bisa mohon jelaskan bagaimana caranya Yesus (yang menurut MP adalah malaikat Mikhael) berada "dalam rupa Allah" itu seperti apa?
tanggapan terhadap komentar 31 Mei 2012 11:48
4.
a. Yud. 1, 2 Yoh. 1:3
memang saya tahu "Allah" di situ adalah Bapak. "Allah" di situ pasti bukan Yesus, apalagi Roh Kudus
b. Yes 64:8; Yes 63:16 dan Ulangan 32:6
saya juga percaya kalau Yehuwa disebut Bapak, namun bedanya kita, saya juga percaya bahwa Yehuwa juga dikenal sebagai Yesus.
http://www.saksiyehuwa.org/2011/05/apakah-yesus-adalah-yehuwa-ibr-1.html
c. Sdr juga mengatakan "Jadi kata Bapak selalu diterapkan Hanya kepada Yehuwa"
ya saya juga setuju. saya tidak pernah bilang kata Bapak bisa diterapkan kepada Yesus, karena jelas-jelas Bapak dan Yesus adalah dua pribadi yang berbeda.
d. Kis 7:55
- pribadi Bapak ya pribadi Bapak, Bapak tidak pernah memaksudkan Yesus atau Roh Kudus.
- Trinitarian melihat "Allah" di sini sebagai Bapak. Bapak hakikatnya Allah. Jadi, kalau dibilang Yesus dan Allah, ya tidak masalah (bagi Trinitarian)
- kunci perbedaan konsep kita ada di pernyataan Sdr berikut:
"Jika Yesus juga berkahikat Allah, ada berapa Allah yang Stefanus Lihat?
Ada 1 1/3 bukan?
Yehuwa yang merupakan Allah Tritunggal
Dan Yesus yang merupakan (1/3) bagian dari Tritunggal."
dari sisi Tritunggal, ada Yesus (bagian dari Tritunggal) dan Bapak (bagian dari Tritunggal, BUKAN keseluruhan Tritunggal)
kalau ditanya ada berapa hakikat Allah yang dilihat Stefanus, jawabannya satu.
kalau ditanya ada berapa pribadi Allah yang dilihat Stefanus, jawabannya dua.
e. wah, saya rasanya baru ketemu perbedaan kunci kita di sini. Sdr mengatakan "Kalau kita mmberlakukan kata "Allah" hanya bagi Yehuwa,..."
saya memang selalu memberlakukan kata Allah pada Yehuwa.
masalahnya, Yehuwa itu siapa?
kita sendiri tidak sepakat bukan? Sdr bilang Bapak saja, saya bilang bisa juga Yesus dan Roh Kudus.
f. nama ilahi
- setahu saya, dari manuskrip yang paling awalpun semuanya tidak ada nama Allah
- KALAUpun, MISALkan, ada nama Allah. justru Tritunggal akan lebih mudah dijelaskan. Pasti Sdr bingung apa yang saya katakan ini. silakan baca di http://www.saksiyehuwa.org/2012/06/jujurkah-mp-dalam-memulihkan-nama-allah.html
g. "Hanya Yehuwa saja yang adalah Allah , sedangkan Yesus bukan Allah atau berhakikat Allah."
- memang hanya Yehuwa yang Allah, tidak ada pribadi lain selain Yehuwa yang adalah Allah
- nah, di sini jelas nampak perbedaan pengistilahan kita tentang "Yehuwa". perbedaan inilah yang membuat diskusi ini seperti membicarakan hal dengan dasar yang tidak disepakati sebelumnya
tanggapan terhadap komentar 31 Mei 2012 11:47
tentang Filipi 2:6
kita punya dua pilihan untuk menerjemahkan ayat ini:
A. "tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan"
B. "tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan"
Sdr memilih terjemahan A dengan menjelaskan," Yesus, yang "menganggap Allah lebih mulia dari pada dirinya sendiri," tidak akan pernah "berupaya menjadi sama dengan Allah." Tetapi sebaliknya ia "merendahkan diriNya dan taat sampai mati."
saya memilih terjemahan B, karena konteks di sini berbicara mengenai kerendahan hati. menurut Sdr, dari dua orang berikut, mana yang rendah hati?
- Budi orang kaya, mau bergaul dengan teman yang miskin
- Yanto orang miskin, mau bergaul dengan teman yang kaya
yang rendah hati adalah Budi, karena ia rela tidak memperhitungkan statusnya yang adalah orang kaya.
Nah, seperti itu juga pada konteks ini.
ayat ini menyuruh kita rendah hati seperti Yesus. memangnya Yesus kenapa?
(i) Yesus adalah Allah, tapi mau merendahkan diri
(ii) Yesus bukan Allah, tapi tidak mau merebut kedudukan Allah
kalau pertanyaan di atas dijawab dengan (ii), akan menjadi tidak nyambung. kan sudah jelas Yesus bukan Allah. kalau Dia tidak merebut kedudukan, ya memang sudah pantas, itu namanya BUKAN RENDAH HATI.
tapi kalau kita jawab dengan (i), maka jawabannya nyambung. kita disuruh seperti Yesus yang rendah hati, yang walaupun 'kaya' tapi mau menjadi manusia. inilah RENDAH HATI.
karena ia rendah hati, Ia "menaruh perhatian, bukan dengan minat pribadi kepada persoalanmu sendiri saja, tetapi juga dengan minat pribadi kepada persoalan orang lain." (ay. 4)
jadi, malah kalau pakai terjemahan "tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan", itu akan amat janggal, karena tidak ada hubungannya dengan kerendahan hati
berikut jawaban terhadap pertanyaan yang Sdr ajukan:
1. Jika Yesus berkahikat Allah perlukah ia merebut kedudukan untuk menjadi Allah?
- tidak
2. Jika dia sudah setara dengan Allah perlukah Yesus mempertimbangkan untuk merebut kedudukan agar Ia setara dengan Allah?
- perlu
3. Bukankah tritunggal mengajarkan bahwa Yesus setara dalam hal hakikat dengan Allah?
- ya
4. Jika sudah setara mengapa mesti berupaya untuk menyetarakan dirinya agar bisa setara dengan Allah?
- tidak "berupaya agar setara" (karena memang sudah setara).
Kesimpulan: penerjemahan seperti TDB tidak berhubungan dengan konteks "kerendahan hati"
(Filipi 2:6) . . .walaupun ada dalam wujud Allah. . .
saya ingin bertanya sedikit, apa maksudnya Yesus ada dalam wujud Allah?
tanggapan terhadap 29 Mei 2012 14:59
3A. bukankah sudah saya jelaskan bahwa Allah di situ jelas menunjuk kepada Bapak, sehingga mustahil diganti dengan Yesus atau Roh Kudus. cara penafsiran ayat
kami, Trinitarian, harus sesuai konteks. tidak bisa dipukul rata. mungkin diskusi kita menjadi kurang efektif, karena perbedaan cara tafsir.\
4. bisa mohon jelaskan bagaimana caranya Ayub 11:7 hingga bisa berkaitan dengan "pekerjaan Allah"?
dari pembacaan yang hurufiah saja sudah jelas ini menunjuk kepada hakikat Allah.
(Job 11:7) Can you find out the deep things of God, Or can you find out to the VERY LIMIT of the Almighty?
walaupun tidak sepenuhnya sama seperti pemaknaan NWT, TDB mengatakan:
(Ayub 11:7) Dapatkah engkau mengetahui perkara-perkara yang dalam dari Allah, Atau dapatkah engkau mengetahui TENTANG YANG MAHAKUASA [bukan tentang hasil pekerjaannya, tapi tentang Dia] selengkapnya?
Alkitab mengajarkan agar kita mendekat kepada Allah. tapi ayat ini sama sekali tidak mengatakan bahwa kita dapat memahami SEPENUHNYA tentang Dia bukan?
Padahal MP sendiri mengatakan bahwa kita tak dapat memahami sepenuhnya tentang Yehuwa. kelihatannya pernyataan Sdr ini berbeda dengan apa yang diajarkan organisasi Sdr.
"But is it reasonable to EXPECT TO UNDERSTAND EVERYTHING ABOUT JEHOVAH and how and why he did all the things that the Bible credits to him? NO; there are matters that our minds, with HUMAN LIMITATIONS, just do not fully comprehend. As recorded at Romans 11:33..." (w70 2/1 p. 80 par. 7)
agar tidak terjadi salah paham, saya ingin menekankan lagi bahwa saya tidak pernah bermaksud bahwa Allah adalah sepenuhnya misterius. yang saya katakan adalah tidak sepenuhnya perkara tentang Allah kita ketahui, apalagi pahami. jadi masalah nama Allah, seperti apa pribadinya, kita tahu itu, sejauh dituliskan dalam Alkitab.
dengan tritunggal, kita bisa mengenal Allah SEJAUH yang dituliskan dalam Alkitab.
6A. Seperti 3A
6C. apakah MP tahu perbedaan kata "hakikat" dan "posisi"?
apakah Sdr tahu perbedaan kedua kata tsb?
7A. yang pertama kali saya buang adalah (B), "tidak selaras dengan Alkitab". jadi pilihan Sdr yang mana?
7B. memangnya ajaran MP itu bukan teologi? bukankah Sdr juga mendapat pengaruh ajaran MP duluan? mari kita melihat diri sendiri juga
8B(II). oh, nature bukan sifat. berarti MP salah terjemahan:
"HAKIKAT Kekristenan mewajibkan ... "
"The very NATURE of Christianity demands ..."
(w07 1/5 hlm. 15 par. 8)
"... HAKIKAT suci perhimpunan..."
"... respect for the sacred NATURE of our meetings ..."
(w06 1/11 hlm. 31 par. 17)
"... HAKIKAT cahaya ..."
"... NATURE of light ..."
(w04 1/6 hlm. 12 par. 14)
8B(III). kalau Yesus "ada dalam wujud Allah" (Fil. 2:6, TDB), bagaimana caranya dia tidak berhakikat Allah?
9. begini maksud saya:
rupa makhluk roh, itu siapa? bisa Bapak, bisa Roh Kudus, bahkan bisa malaikat.
kalau rupa Allah, punya siapa, menurut Sdr?
saya ingin menjelaskan lebih lanjut, tapi rasanya akan percuma saja, takutnya bagi Sdr, ini adalah akal-akalan saya saja. Coba Sdr riset dari publikasi, apakah MP tahu perbedaan antara "rupa", "hakikat", dan "posisi"
You wrote:
Dear srd/I Aud;
Anda mengatakan TDB janggal dalam menerjemahkan Filipi 2:6.
Saya akan tunjukkan bahwa sebenarnya TB lah yang janggal. Entah karena untuk memperkuat doktrin Tritunggal atau murni karena kelalaian, TB kurang akurat dalam menerjemahkan ayat ini.
Mari kita membahasnya
TB Filipi 2:6
yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
untuk memudahkan kita anggap saja;
Klausa pertama : “yang walaupun dalam rupa Allah”
Klausa kedua :” tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan”
Gagasan yang terkandung dalam TB adalah :
1. Yesus SUDAH SETARA dengan Allah tetapi tidak ingin berkukuh memegang hal itu,
atau bahwa
2. Yesus tidak perlu mengejar kesamaan dengan Allah karena memang ia SUDAH SETARA
My reply:
Gagasang yan terkandung dalam TDB adalah:
3. Yesus TIDAK SETARA dengan Allah tetapi tidak ingin berkukuh memegang hal itu,
atau bahwa
2. Yesus tidak perlu mengejar kesamaan dengan Allah karena memang ia TIDAK SETARA
Saya membahas 'huparcho", yang diterjemahkan dengan tepat dalam KJV "being in the form of God", yang maksudnya Yesus 'always' be (being) dalam wujud/rupa Allah.
Dan ini tidak anda bantah.
Berarti Yesus tidak pernah berhenti menjadi Allah, sebelum menjadi manusia,sewaktu menjadi manusia, setelah kebangkitannya. Atau Yesus setara dengan Allah.
Seandainya Yesus setara dengan Allah, maka...
"yang, walaupun ada setara dengan Allah, tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah."
Terasa kejanggalannya 'ya kan? Sudah jelas setara, untuk apa Paulus menambah kata2: hendak merebut hak Yesus agar setara dengan Allah?
Itulah yang saya maksud kejanggalan kalimat TDB.
Tapi seandainya memakai konsep MP bahwa Yesus tidak setara dengan Allah, maka kalimatnya menjadi
"yang, walaupun ada tidak setara dengan Allah, tidak pernah mempertimbangkan untuk merebut kedudukan, yakni agar ia setara dengan Allah."
Kalimat di atas cocok, karena Yesus tidak setara dan enggan merebut yang bukan haknya: menyamakan diri dengan Allah.
=mudah2an anda mengerti=
#-----------------------------------------------------#
Mari kita lihat dari konteks surat Paulus
Paulus ingin agar
- orang "rendah hati, menganggap orang lain lebih tinggi daripada kamu" (ayat 3)
- orang meneladani Yesus dengan "menaruh pikiran dan perasaan seperti Kristus" (ayat 5) - bukan menjadi Kristus.
- mengambil sikap seperti Yesus yang "mengosongkan dirinya dan mengambil wujud seorang budak dan menjadi sama dengan manusia" (ayat 7).
- merendahkan dirinya sebagai manusia dan taat sampai mati.
Kalau Yesus bukan Allah dan tidak mau menyamakan diri dengan Allah, di mana letak "rendah hati, menganggap orang lain lebih tinggi daripada kamu"? Yesus justru tidak menganggap ke-AllahanNya di depan manusia.
Tahu2 anda membahas "harpagmos"...
[dilanjutkan ke posting berikut...]
[lanjutan dari poasting sebelumnya]
You wrote:
Ada 2 alasan mengapa TB kurang akurat atau bahkan tidak akurat untuk ayat ini:
1. tidak akurat dalam menerjemahkan kata ἁρπαγμός /harpagmos
harpagmos
har-pag-mos'
From G726; plunder (properly concrete): - robbery.
Saya tidak mengerti mengapa kata “robbery” yang berarti ‘merebut,’ atau ‘merampas’ oleh TB diterjemahkan menjadi “ dipertahankan”.
My reply:
Membicarakan harpagmos atau "merebut kedudukan" supaya setara adalah strategi buku Bertukar Pikiran dalam mengalihkan pembicaraan masalah "Yesus yang senantiasa dalam wujud (morphe) Allah".
Coba baca buku "Strong's Concise Concordance and Vine's Concise Dictionary of the Bible" yang membahas harpagmos.
Di sana disebut bahwa harpagmos sebagai kata kerja berarti "mengambil dengan paksa". Dalam Filipi 2:6, Strong & Vine menulis: "bentuk pasifnya di tengah kalimat memberi arti sebagai tujuan kalimat, yaitu menjadikan Yesus sebagai maha-teladan kerendahan hati dan penyangkalan diri bagi orang2 Filipi (juga kita): "yang, meskipun tetap berupa/wujud Allah, tidak menganggap kesamaannya dan kemuliaannya dengan Allah sebagai suatu yang - to be held fast - dipertahankan, Yesus tidak merasa seakan Dia telah merebut kemuliaan yang dimilikinya." (halaman 42).
Artinya, kutipan Strong & Vine yang dikutip di buku Bertukar Pikiran tidak sesuai dengan maksud Strong & Vine, alias mengutip dengan cara tidak jujur.
-------
Yesus.. "in the form of God" (dalam wujud Allah) adalah Allah sejati.
Namun pembahasan yang umumnya dipakai SSY dan antitrinitarian adalah adanya dua pribadi berbeda dalam kalimat selanjutnya:
- "Untuk alasan ini juga Allah meninggikan dia (Yesus)" (ayat 9).... Allah meninggikan Allah?
- "memberi nama di atas nama [lain]" - maaf, kata lain sebenarnya tidak ada di manuskrip Yunaninya... "memberi nama di atas nama (termasuk nama Allah)"??
Lalu kesimpulan antitrinitarian adalah Yesus yang senantiasa berwujud/rupa Allah (in the form of God) dibaca "Yesus bukan Allah sejati" (Jesus is not truly God - is "a god", suatu allah). Jika pendapat itu anda pegang, maka anda menyembah berhala karena "dengan nama Yesus semua harus bertekuk lutut, yaitu mereka yang berada di surga, di bumi, dan di bawah tanah."
cmiiw ^.^
=aud=
Posting Komentar