Salah satu momen yang mungkin paling menjengkal bagi seorang anti-Tritunggal (misalkan Saksi Yehuwa) ketika berdiskusi mengenai seorang Kristen terjadi ketika si Kristen itu mengatakan bahwa Tritunggal itu “tidak dapat dipahami sepenuhnya” atau “di luar jangkauan logika kita”.
Mungkin Saudara salah satu dari mereka yang berpendapat bahwa pernyataan seperti itu adalah argumen putus asa nan pasrah yang sama sekali tidak menjawab apa-apa. Bahkan mungkin terkesan bahwa ia sedang menyarankan agar Saudara ‘percaya saja’ Tritunggal.
w57 11/15 p. 684 | Looking down their spiritual noses at those who are honest enough to admit that the trinity doctrine does not make sense, they do not deign to answer pointed questions, which might prove embarrassing, but try to squelch all such opposition by loftily stating that such doctrines are not beyond reason but may be above reason, your reason. |
Dalam beberapa kali kesempatan diskusi di blog ini dengan Saudara-saudara Saksi Yehuwa, saya juga sering mengatakan bahwa “Tritunggal tidak dapat dipahami sepenuhnya, makanya saya tidak bisa melogikakan semuanya kepada Saudara.” Saya ingin sekali menjelaskan mengenai hal ini.
1.11."Tritunggal tidak dapat dipahami sepenuhnya”, maksudnya bukan Tritunggal sama sekali tidak dapat dipahami. Namun ada bagian-bagian tertentu dalam Tritunggal yang tidak dapat dipahami secara logika kita (misalkan bagaimana tiga Pribadi adalah satu Allah). Bagian Tritunggal yang dapat kita pahami misalkan tentang Alkitab membuktikan bahwa Yesus adalah Allah dan Roh Kudus adalah pribadi.
Makanya seringkali orang Kristen dapat menjelaskan bagaimana Alkitab mengajarkan bahwa Yesus tidak diciptakan, namun mereka tidak dapat menjelaskan bagaimana tiga pribadi dalah satu Allah.
2. 2. Orang Kristen sangat tunduk kepada apa kata Alkitab. Jadi, apapun yang Alkitab katakan, entah masuk akal atau tidak, akan diterima. Saya ingin bertanya: Kitab Kejadian menceritakan bahwa di taman Eden ada pohon pengetahuan yang baik dan yang buruk. Saudara tentu percaya kalau, setidaknya, dulu ada pohon tersebut, bukan? Apakah logika Saudara yang mendorong Saudara untuk percaya keberadaan pohon tersebut? Saya rasa tidak. Kita percaya pohon tersebut bukan karena logika kita, tapi karena kita percaya apa saja yang dicatatkan Alkitab, bukan?
Demikian juga prinsip orang yang percaya Tritunggal: mempercayai apa yang dicatatkan dalam Alkitab tak peduli sesuai logika kita atau tidak.
Nah, masalahnya, Alkitab mengatakan bahwa kita tidak dapat mengetahui sepenuhnya tentang Allah.
Ayub 11:7 | Dapatkah engkau mengetahui perkara-perkara yang dalam dari Allah, Atau dapatkah engkau mengetahui tentang Yang Mahakuasa selengkapnya? |
Job 11:7 | Can you find out the deep things of God, Or can you find out to the very limit of the Almighty? |
Apakah Saudara percaya dengan apa yang dikatakan Alkitab?
Jadi, ketika Saudara mendengar orang Kristen yang telah berusaha menjelaskan Tritunggal sebisanya, kemudian sampai kepada saat di mana ia mengatakan bahwa Tritunggal itu melampaui akal, percayalah, itu bukan argumen putus asa. Malahan argument tersebut sesuai dengan apa yang Alkitab ajarkan.
2 komentar:
Cuma mau nambahin... :)
Di dunia ini hanya sedikit orang yang mengerti rumus dari Einstein:
E=mc²
Tapi orang percaya pada kebenaran rumus itu meski tidak dimengerti atau "melampaui akal" kita.
Kesimpulan:
Sesuatu yang tidak dimengerti dan tidak masuk akal bukan berarti salah.
cmiiw ^.^
=aud=
Memang...konsep ini memang tidak akan terpahami oleh otak kita. dan itu bukan berarti Allah itu tidak rasional. yg bener adalah...Tuhan itu supra-rasional (melampaui batasan berpikir kita).
kenapa anda merasa asing dgn hal itu? terlampau bnyak hal supra-rasional di sekitar kita dan anda tdak akan menyangkalnya.
anda bahkan tidak cukup becus utk mengkaji alam semesta, yg adlh CIPTAAN saja...bgaimana anda bisa percaya diri mendiskualisi Allah hanya karena anda (semakin) tidak becus memahami Dia, yg adalah PENCIPTA?
lagipula, bukankah "Allah-yang-takhluk-oleh akal-manusia" adlh Allah yg tidak pantas disembah? Ia akan selayaknya ilmu matematika saja bagi kita...kecil dan tunduk oleh hikmat kita.
Posting Komentar