Ada diskusi menarik yang terdapat pada Menara Pengawal bulan ini (1 Oktober 2012), halaman 13:
2 Tesalonika 1:9
|
Orang-orang inilah yang akan menjalani hukuman pengadilan berupa kebinasaan abadi, dijauhkan dari
hadapan TUAN dan dari kemuliaan kekuatannya,
|
Mario menggunakan ayat ini untuk membuktikan bahwa hukuman
dari Allah adalah kebinasaan, berbeda dengan pandangan Kekristenan umumnya yang
percaya bahwa penghukuman dari Allah akan berlangsung di neraka.
Sepintas membaca
ayat ini, rasanya akan terkesan demikian. Namun, kita harus meluangkan waktu
untuk menggali lebih dalam; tak sekadar membaca sepintas.
PERTAMA, kata “kebinasaan”
yang ada di TDB ini berasal dari bahasa Yunani, “oletros”(ὄλεθρος).
Kata ini bisa berarti “menghancurkan, proses menjadikan puing-puing”. Hal ini
menunjukkan bahwa ada proses penghancuran, dan proses tersebut terus-menerus terjadi dalam jangka waktu tertentu
(sebagaimana “proses menjadikan puing-puing” yang dilakukan dengan usaha terus
menerus).
Strong’s
|
From ὄλλυμι ollumi a primary word (to destroy; a
prolonged form); ruin, that is, death, punishment: - destruction.
|
Thayer’s
|
1) ruin, destroy, death
1a) for the destruction of the flesh, said of the external ills and
troubles by which the lusts of the flesh are subdued and destroyed
|
KEDUA, jika
memang Alkitab hendak mengatakan bahwa orang fasik akan dimusnahkan, maka
Alkitab hanya perlu mengatakan bahwa mereka akan mengalami “kebinasaan”, tidak
perlu menuliskan “kebinasaan abadi” (bukankah
kalau binasa,pasti abadi, bukan?). Namun di sini, Alkitab menggunakan “kebinasaan
abadi” (atau “kehancuran abadi”), hal ini menunjukkan bahwa proses pembinasaan
atau penghancuran itu terjadi dalam jangka waktu tertentu, bukan secara instan,
seperti yang diajarkan Menara Pengawal.
KETIGA, kita
seringkali membayangkan neraka sebagai tempat mengerikan, tempat di mana orang
fasik dibakar hidup-hidup, karena kita membaca Alkitab menggambarkan neraka
sebagai api, dan sebagainya. Namun, mungkin saja pada kenyataannya nanti,
neraka tidak akan seseram itu, malahan lebih seram dari itu.
Sebenarnya ayat di atas memberitahu kebinasaan seperti apa
yang akan dialami orang fasik, “…berupa kebinasaan abadi, dijauhkan dari hadapan TUAN dan dari kemuliaan kekuatannya”
Ada pakar Alkitab yang berpendapat bahwa neraka sebenarnya
bukanlah tempat yang penuh api. Kalaupun Alkitab menggambarkan neraka sebagai
tempat penuh api, itu hanya sebagai kiasan untuk menggambarkan betapa malangnya
orang yang berada di situ, karena seperti bunyi ayat di atas, hukuman
sesungguhnya adalah “.. dijauhkan dari
hadapan TUAN dan dari kemuliaan kekuatannya “.
Jika kita percaya ajaran Menara Pengawal bahwa orang fasik
akan dimusnahkan dan tidak akan ada lagi selama-lamanya, pertanyaannya akan
mudah: bagaimana caranya menjauhkan pribadi
yang memang sudah musnah dari hadapan
Tuan?
KESIMPULAN,
Jadi, ayat 2 Tes. 1:9 sebenarnya bukannya dapat digunakan
untuk mengajarkan bahwa orang fasik akan dimusnahkan dan tidak akan ada lagi
selama-lamanya, malahan ayat ini mengajarkan yang sebaliknya, yaitu bahwa (1)
proses penghancuran terjadi dalam jangka waktu tertentu, (2) proses
penghancuran tersebut terjadi bukan sekali dan instan, tetapi terjadi
selama-lamanya (“kebinasaan abadi”),
dan (3) pribadi yang terhukum akan dijauhkan dari hadirat Yesus, ini
menunjukkan bahwa pribadi terhukum itu akan tetap ada dan tidak musnah.
8 komentar:
"(bukankah kalau binasa,pasti abadi, bukan?)" >> Nggak selalu. Kalo kita sudah binasa/mati, tapi Tuhan menghendaki supaya kita hidup lagi, Tuhan bisa membangkitkan kita kapan saja. Kebinasaan abadi itu maksudnya mati selama-lamanya, gak akan dihidupkan lagi. Kayaknya argumen Anda di postingan yg dulu-dulu masih agak lebih sedikit berbobot deh.. Skarang lebih ke permainan kata-kata aja. Jadi kayak ahli bahasa aja :p
Dear Sdr,
kelihatannya Sdr salah paham dengan tulisan saya. saya menuliskan "bukankah kalau binasa,pasti abadi, bukan?", maksudnya kalau dibinasakan, apakah itu berarti binasa hanya selama 5 menit, 1 jam, 1 hari, atau 1 tahun, kemudian hidup lagi? tentu tidak bukan, binasa berarti lenyap selama-lamanya.
yang saya maksudkan di sini adalah binasa lenyap (annihilated), bukan mati (death).
Salam,
MKSY
Tapi kalo Tuhan menghendaki org yg binasa itu kembali ya bisa saja kan?
Dear Sdr,
yang manakah makna "binasa" yang Sdr maksudkan:
1) mati
2) musnah, lenyap
kalau yang Sdr maksudkan dengan "binasa" adalah mati, ya jelas bisa kembali
namun kalau yang Sdr maksudkan adalah orang yang telah musnah dan lenyap dapat kembali lagi, saya rasa tidak bisa, bahkan kalaupun Tuhan mau.
memang bisa orang musnah tersebut ada lagi, namun ini karena orang tersebut diciptakan baru. maksudnya, misalkan saya dimusnahkan. kalaupun di kemudian hari saya ada lagi, itu karena saya diciptakan baru lagi (bukan saya yang dulu dihidupkan kembali).
salam,
MKSY
x_x oke saya menyerah.. saya kalah main kata-kata sama Anda. Anda bener-bener pandai bersilat lidah, bikin sesuatu yg simple jadi mbulet, hanya karena gak setuju sama doktrin SY. *kibarkan bendera putih*
Dear Sdr,
bukan meribetkan hal yang simpel, tapi kadang kita sering tidak sadar bahwa hal yang keliatannya simpel itu sebenarnya tidak sesimpel yang kita kira.
Salam,
MKSY
Ya! benar, sdr.MKSY benar, memang seperti itulah pengertian dan pemahaman dari konsep Saksi Yehuwa tentang kebangkitan orang mati kelak, yaitu DICIPTAKAN KEMBALI.
sdr.MKSY mengatakan : "misalkan saya dimusnahkan. kalaupun di kemudian hari saya ada lagi, itu karena saya diciptakan baru lagi (bukan saya yang dulu dihidupkan kembali)."
Ya! seperti itulah konsep mekanisme kebangkitan kelak. Akan dibentuk dan diciptakan tubuh baru utk orang yg akan dibangkitkan, tetapi sifat2 dan karakter dari orang yg 'dibangkitkan' itu akan "diisi" ke dalam ciptaan tubuh baru tersebut. Sama halnya ketika Yesus dibangkitkan dari kematiannya pada hari ketiga, Yesus dibangkitkan dgn 'mengenakan tubuh baru', sehingga murid-muridnya tidak mengenal Yesus, tetapi karakter dan sifat2 Yesus tetap sama.
Hal itu tentu tidak mustahil bagi Allah, bukan? semua karakter, sifat2 dari milyaran orang yg sudah meninggal tentulah tersimpan dalam database memory ingatan Allah, dan kelak pada hari kebangkitan (atau penciptaan orang yg mati hidup kembali) semua database karakter orang2 yg telah mati tersebut akan dikembalikan kpd tubuh ciptaan baru, seperti itulah kira2 konsep kebangkitan kelak.
Salam,
Gilbert
Dear Gilbert, saya ingin bertanya:
1. apakah itu artinya selama tiga hari Yesus mati, Yesus tidak ada di alam semesta? Yesus musnah selama 3 hari?
2. dengan konsep MP ini, saya merasa ada yang janggal. maksudnya: misalkan Andi adalah seorang yang diperkenan Allah, dia mati. kata MP, ketika dia mati, dia musnah. kemudian pada saat akhir nanti, Allah akan menciptakan kembali Andi untuk menikmati kehidupan abadi dalam bumi firdaus. bukankah itu berarti Andi yang baru saja tercipta ini bukanlah Andi yang dulu imannya teruji selama di bumi? bukankah pribadi Andi yang teruji sudah musnah? dan kalaupun Allah menciptakan kembali Andi, Andi yang baru ini bukanlah Andi yang teruji selama dulunya hidup di bumi bukan?
salam,
MKSY
Posting Komentar